Mohon tunggu...
Rindiani Fitri
Rindiani Fitri Mohon Tunggu... Freelance

MENULISLAH! Waktu akan Membuatmu Lupa, Tapi yang Kau Tulis akan MENGINGATKANNYA.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana cara menemukan Harapan di Titik Terendah dalam Hidup?

11 Agustus 2025   11:44 Diperbarui: 11 Agustus 2025   11:44 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Mountain. Sumber : (pixabay.com/regencygirl123)

Bagaimana cara menemukan Harapan di Titik Terendah dalam Hidup?

Dalam hidup, kita semua pasti pernah berada di titik terendah, saat di mana semuanya terasa hancur, seolah-olah tidak ada lagi jalan keluar. Entah itu, karena kegagalan, kehilangan orang yang sangat kita cintai, pengkhianatan dari orang-orang terdekat, beban dan tekanan hidup, masalah dengan orang tua, atau bahkan rasa hampa yang tak bisa dijelaskan. Titik itu membuat kita bertanya-tanya: Masih adakah harapan? Apakah aku bisa bangkit lagi?

Namun, justru dalam gelapnya titik terendah itulah, benih harapan bisa mulai tumbuh. Bukan dari hal besar, tetapi dari kesadaran kecil yang kita lakukan, dari keberanian kita untuk tetap bertahan, dan dari ketulusan kita untuk mulai melangkah, meskipun pelan.

Baca juga: Harapan

1. Apa Itu Titik Terendah?

Titik terendah bukanlah suatu kondisi yang bisa diukur dengan angka atau standar sosial. Ia sangat personal. Bagi seseorang, kehilangan pekerjaan mungkin terasa biasa saja, tapi bagi orang lain, itu bisa menjadi kehancuran. Bagi sebagian orang, patah hati bisa sembuh dalam seminggu, tapi bagi Sebagian yang lain, luka itu bisa menetap selama bertahun-tahun.

Titik terendah adalah ketika kamu merasa tak ada lagi yang bisa kamu andalkan, bahkan dirimu sendiri. Saat kamu mulai meragukan segalanya, termasuk alasanmu untuk tetap hidup.

2. Mengapa Kita Kehilangan Harapan?

Harapan bisa sirna saat kita merasa segala usaha sia-sia. Saat ekspektasi tak sesuai kenyataan. Ketika luka terus datang bertubi-tubi, tanpa sempat sembuh. Rasa putus asa sering kali tumbuh dalam kesunyian, saat kita merasa sendirian meskipun dikelilingi banyak orang.

Faktor seperti tekanan sosial, standar kesuksesan yang makin tidak realistis, trauma masa lalu, atau kehilangan makna hidup bisa membuat harapan perlahan terkikis. Kita merasa gagal menjadi "cukup" bagi dunia atau bahkan bagi diri kita sendiri.

3. Menemukan Harapan dari Hal Kecil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun