"My First English Diary", buku bersampul cantik yang ditulis oleh Jane E. Lewis ini begitu memikat hati saya. Memang saya belum menikah dan belum memiliki anak, tapi sengaja saya beli buku ini untuk koleksi bagi anak saya kelak. Buku seharga enam puluh delapan dollar ini tak hanya cantik disampul, namun isinya juga membuat saya senang untuk mengintipnya berkali-kali.
Halaman berikutnya masih pada tahap perkenalan anak akan dikenalkan dengan kata sederhana seperti want, will, can, etc- ke dalam bentuk kalimat. Selain itu juga perubahan dari verb 1 (bentuk dasar dari kata kerja) ke verb 2 (kata kerja bentuk kedua untuk menjelaskan peristiwa dimasa lampau) secara sederhana. Misal eat (ate) breakfast, have (had) lunch, brush (brushed) my teeth. Dengan anak dikenalkan dengan verb 2 sejak dini maka kedepannya anak akan lebih mudah memahami penggunaan verb 1 dan verb 2 dalam kalimat atau percakapan sehari-hari.
Diary pertama di halaman sebelas dengan judul "A usual morning". Di bagian pertama ini selain memperkenalkan bahasa Inggris sederhana kepada anak, anak juga akan langsung diajak untuk memahami penggunaan verb 2 ke dalam kalimat. Karena pelajaran ini berisi diary maka anak akan lebih sering menggunakan kalimat dalam bentuk past tense.Â
Jika di awal pelajaran anak diajak untuk memahami dan menyusun kalimat dengan verb 1 maupun verb 2, maka sebagai penutup anak akan diajarkan dengan pelafalan, yang mana pelafalan bahasa lokal dengan bahasa Inggris sangat jauh berbeda. Selain itu di dalam buku ini juga terdapat dua dvd yang tersedia dalam dua bahasa (Cantonese dan English) sehingga anak juga dapat memahami isi buku melalui kegiatan mendengarkan dan menyimak.
Setelah dapat membaca (melafalkan), menyusun, serta menyimak, pada halaman akhir anak diberi kesempatan untuk belajar menulis sesuai dengan pengalaman belajarnya. Ini merupakan tahap untuk mengeksplorasi kemampuan menulis dalam bahasa Inggris anak. Dari tulisan tersebut guru atau orangtua dapat mengukur sejauh mana pendalaman anak terhadap materi (menulis diary berbahasa Inggris) tersebut.
Sayangnya, buku ini memang sengaja diterbitkan untuk anak-anak di Hong Kong, sehingga dalam materi serta dvd penulis menggunakan bahasa Cantonese sebagai keterangan. Namun buku semacam inilah yang sebenarnya juga wajib disuguhkan untuk anak Indonesia. Tentunya dengan keterangan (materi) dan dvd berbahasa Indonesia.
Dengan buku yang berkualitas dan terarah sesuai dengan karakter anak, guru maupun orangtua dapat menyampaikan materi (ilmu) yang dengan mudah akan diterima oleh anak. Tidak hanya untuk buku bahasa Inggris, misalnya buku tentang pendidikan karakter yang dirancang khusus dengan gambar imut, serta ditambah dvd untuk kegiatan menyimak. Maka hasilnya anak akan lebih mudah menangkap dan mengingat pelajaran yang tersirat di dalamnya dengan rasa senang.
Pada dasarnya untuk menanamkan ilmu maupun karakter pada anak melalui sebuah buku, terlebih dahulu kita harus merangsang minat anak terhadap buku. Sesuai dengan karakter anak yang masih suka bermain dan penuh rasa ingin tahu, kita dapat memilihkan buku yang dapat memancing rasa keingintahuan anak tersebut. Misal, buku yang penuh warna dengan banyak gambar lucu (bisa gambar kartun atau anime) di dalamnya.Â