Mohon tunggu...
Rina Nadia Prastika
Rina Nadia Prastika Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi saya menulis

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Plastik Sekali Pakai : Nyaman tapi Mengancam

6 Oktober 2025   13:49 Diperbarui: 6 Oktober 2025   17:50 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemasan plastik sekali pakai telah menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern seperti saat ini. Mulai dari bungkus makanan, botol minuman, hingga kantong belanja, plastik digunakan hanya dalam hitungan menit hingga jam, tetapi membutuhkan ratusan tahun untuk bisa terurai. Fenomena ini memang mencerminkan kenyamanan hidup manusia masa kini, namun juga menjadi ancaman serius bagi lingkungan dimasa yang akan datang.

Kemudahan yang Menyesatkan, kemasan plastik sekali pakai menawarkan berbagai kemudahan yakni murah, ringan, praktis, dan tahan air. Industri makanan dan minuman sangat bergantung pada jenis kemasan ini karena efisiensinya. Sayangnya, kemudahan tersebut seringkali mengesampingkan apa dampak lingkungan yang ditimbulkan nantinya. Plastik jenis ini menyumbang sebagian besar dari total sampah yang mencemari lingkungan, terutama di lautan. Bahkan, Indonesia pernah tercatat sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia. Membawa tas belanja sendiri, menggunakan tumbler, atau memilih produk dengan kemasan ramah lingkungan mungkin sebagian orang menganggap hal itu terlihat sangat sepele, tapi jika dilakukan bersama-sama, dampaknya akan sangat luar biasa.

Dampak Lingkungan yang Mengkhawatirkan, sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik dan benar pasti akan berakhir di sungai, danau, dan laut yang dimana akan merusak ekosistem. Di perairan, limbah plastik mengancam seluruh ekosistem dan biota laut. Banyak kasus menunjukkan bahwa hewan seperti penyu, ikan, dan burung laut mati karena menelan plastik atau terjerat olehnya. Sayangnya lebih buruk lagi, plastik yang terurai menjadi mikroplastik dapat masuk ke rantai makanan dan akhirnya membahayakan kesehatan manusia juga.

Plastik sekali pakai memang nyaman, tapi tidak layak dipertahankan jika kita peduli pada masa depan. Karena pada akhirnya, yang akan menanggung akibatnya bukan hanya lingkungan, tapi juga kita dan generasi setelah kita.

Di daratan, dampaknya tak kalah serius. Pembakaran plastik menghasilkan zat berbahaya seperti dioksin yang mencemari udara dan berpotensi akan menyebabkan gangguan pernapasan hingga timbulnya penyakit kanker. Selain itu, plastik yang dibuang sembarangan menyumbat saluran air dan memperparah banjir, khususnya di kota-kota besar dengan sistem drainase yang buruk salah satunya yang sering terjadi yakni di Jakarta.

Gaya Hidup dan Regulasi yang Lemah, seiring meningkatnya penggunaan plastik sekali pakai tidak lepas dari pola hidup konsumtif dari masyarakat dan lemahnya sistem regulasi. Mayoritas masyarakat cenderung memilih apa yang murah dan praktis bagi mereka tanpa memikirkan efek jangka panjangnya, sementara produsen tetap menggunakan plastik karena biaya produksinya yang relatif lebih rendah. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pelarangan kantong plastik di beberapa kota besar salah satunya seperti di Surabaya, implementasinya masih belum merata dan belum menyentuh seluruh sektor, terutama sektor informal.

Edukasi kepada masyarakat pun masih kurang maksimal. Banyak orang belum memahami dampak sampah plastik terhadap lingkungan, apalagi banyak masyarakat yang masih belum terbiasa membawa wadah, tumbler, atau kantong belanja sendiri dari rumah.

Mengatasi persoalan ini memerlukan kerja sama dari berbagai pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat. Pemerintah perlu memperketat regulasi, memberikan insentif bagi produsen yang beralih ke kemasan ramah lingkungan, serta memperkuat sistem pengelolaan sampah berbasis daur ulang. Kampanye edukatif tentang bahaya plastik dan pentingnya gaya hidup berkelanjutan juga harus terus diadakan, khususnya di kalangan generasi muda.

Sementara itu, masyarakat juga harus mulai mengambil peran aktif. Langkah kecil seperti membawa tumbler, kantong kain, dan wadah makanan sendiri dapat menjadi awal perubahan yang besar. Kita juga bisa memilih produk lokal yang menggunakan kemasan ramah lingkungan dan menolak produk yang masih menggunakan plastik sekali pakai.

Saatnya Berubah demi Masa Depan, maraknya penggunaan kemasan plastik sekali pakai mencerminkan pola hidup instan yang sudah mengakar dalam keseharian kita. Namun, jika kita terus mengabaikan dampaknya, maka lingkungan akan menanggung beban yang sangat sangat besar, dan pada akhirnya manusia sendiri yang akan merasakan dampak dan akibatnya. Sudah saatnya kita berhenti menunda perubahan dan mulai bertindak. Setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini akan sangat berarti untuk masa depan bumi dan generasi mendatang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun