Mohon tunggu...
Miftah RinaldiHarahap
Miftah RinaldiHarahap Mohon Tunggu... Lainnya - Gerilyawan Pembaru

Sedang bergerilya bersama @Partai Hijau Indonesia, @New Native Literasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kesadaran

28 April 2023   07:55 Diperbarui: 28 April 2023   16:02 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Salah satu hal yang paling menyebalkan adalah ketika saya mengalami insomnia dan kemudian memutuskan untuk pergi berkendara dengan sepeda motor mengitari jalan-jalan sepi Yogyakarta.Gemerlap lampu jalanan yang berlalu bersama deru sepeda motor. Mata sayu dari para pedagang yang hendak mengangkut barang dagangan mereka ke pasar.Atau gelak-tawa para pemuda yang hendak beranjak untuk pulang dari burjo tempat mereka menghabiskan waktu.Realitas seperti itulah yang saya lihat ketika saya mengitari jalanan Kota Yogyakarta. Namun,yang paling menyebalkan ketika melihat realitas yang penuh dengan romantisme seperti itu saya mengalami fantasi.Fantasi adalah semacam keadaan dimana manusia kembali mengundang masa lalu ke masa sekarang.

Ketika fantasi terjadi maka itu adalah saat yang paling menyiksa bagi saya. Hal itu karena saya memiliki ingatan panjang.Ingatan yang panjang itu yang kemudian membuat saya kembali merasakan kelekatan dengan tanah Yogyakarta. Kelekatan disini bentuknya adalah suasana yang membuat pelbagai macam emosi seperti kerinduan,kegembiraan,kemarahan,dan kesepian menyergap saya.Emosi seperti ini akan menjadi kerangkeng yang membuat kita larut dalam lautan lara.Padahal, emosi seperti ini bisa menjadi kerangkeng karena manusia tidak pernah akrab dengan apa yang disebut sebagai "kesadaran."

Kita terkadang merasa bahwa kesadaran itu hanya peristiwa biologis semata.Persis seperti ketika kita merasa kelelahan,kemudian tertidur,lalu bangun dari tidur. Atau seperti saat tubuh kita mengalami gangguan,lalu kita pingsan,lalu sadar.Kesadaran bukan hanya sekadar peristiwa biologis,tetapi kesadaran adalah peristiwa yang sangat filosofis.Kesadaran adalah kemampuan manusia untuk melihat pelbagai macam hal yang ada diluar maupun didalam dirinya secara apa adanya.Dengan kesadaran sejatinya kita tidak perlu menganggap bahwa emosi yang sedang menyergap kita dari pelbagai arah itu sebagai kerangkeng. Sebab emosi adalah bagian dari being a human maka sudah seharusnya kita menerimanya sebagai keharusan. Kesadaran membuat kita mengerti bahwa emosi bersifat sementara.Ia bukan sesuatu hal yang abadi. Sehingga kita harus menganggapnya sebagai sesuatu hal yang tidak perlu kita rasakan lagi.

Tentu kesadaran sendiri bukannlah sesuatu hal yang instan yang bisa menetap di dalam diri kita.Tetapi kesadaran adalah sebuah latihan panjang yang harus terus menerus kita lakukan sebagai manusia.Dengan kesadaran kita tidak mudah dipatahkan dengan pelbagai macam hal yang terjadi di realitas.Jadi,mari menjadi manusia yang sadar agar kita mampu melihat realitas secara apa adanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun