Mohon tunggu...
Rina Afrina
Rina Afrina Mohon Tunggu... -

Kerja, kuliah, dan mencoba peruntungan masa depan di :\r\nwww.tanahabangonline.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Budaya Merusak Bahagia

10 Maret 2013   02:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:02 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pengaruh teknologi dalam bidang game terus tumbuh dengan pesat. Permainan yang banyak dikemas dalam komputer atau video telah meningkat secara eksponensial dari waktu ke waktu.  Mereka pun telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap tumbuhnya sebuah budaya baru. Dulu, games yang hanya berbentuk video, kini telah berkembang jauh, terutama dalam hubungannya dengan kelahiran internet. Dan hari ini, kita telah melihat dampak penyebaran luar biasa dari games.

Game online adalah kegiatan rekreasi yang paling dicari oleh anak-anak. Berapun usianya.  Hari ini kita semua belajar bahwa komputer memainkan peran utama dalam membentuk masa depan anak-anak. Perlahan tapi pasti anak-anak lebih senang memanjakan diri dalam kegiatan di dalam ruangan, bukan lagi bermain di luar menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan permainan tradisional seperti sepakbola atau petak umpet.

Games atau games online berdampak pada pola pikir anak.  Dengan mempertimbangkan hal positif, games dapat dijadikan latihan berpikir dan membantu anak-anak mengeksplorasi banyak hal baru yang mencakup perbaikan dalam berpikir rekursif dan proaktif, sosialisasi meningkat, dan keterampilan interpretatif ditingkatkan. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang bermain game online lebih aktif dan memiliki pikiran lebih tajam dari rekan-rekan mereka yang lain. Beberapa video game telah dirancang khusus untuk mengajarkan topik tertentu, memperluas konsep yang khusus dirancang untuk anak dan belajar keterampilan saat mereka bermain.

Sisi negatifnya, games dikritik karena menimbulkan efek negatif karena permainan yang diciptakan banyak hiburan minded semata. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang bermain game dengan tema kekerasan menunjukkan peningkatan gairah emosional - dan penurunan aktivitas di sekitar otak yang melibatkan pengendalian diri dan konsentrasi.

Yang sering dilupakan orang, anak-anak di seluruh dunia juga mencari cinta dan perdamaian dari dunia virtual seperti games, untuk menghindari orang tua yang kasar, saudara, dan teman sekelas yang menyakitkan hati mereka. Inilah efek psikologisnya. Memang debatable karena ini hubungannya antara perilaku agresif dengan konten games. Banyak orangtua mengecam video game dan games online karena mereka percaya bahwa anak mereka menjadi anti sosial dan cuek terhadap dunia alami mereka. Mereka mengklaim bahwa video game bisa menjadi lebih adiktif bagi anak-anak dari TV dan karena itu lebih mungkin untuk mengisolasi mereka secara sosial. Orang sering berpikir bahwa penggunaan permainan meningkat tentu berarti peningkatan depresi, alienasi, dan kehilangan rasa komunitas.

Tapi cobalah kita sedikit merenung : setiap orang memiliki alasan masing-masing untuk bermain games.Itu pulalah yang  menyebabkan efek yang berbeda untuk setiap individu.  Pengaruh asuhan keluarga, pengaruh teman sebaya, tekanan di sekolah, dan masalah lainnya merupakan faktor-faktor yang memiliki hubungan yang kuat dengan efek game pada individu. Jadi jika realitas, seseorang mungkin saja sedikit banyak mengikuti dari apa yang dilihat di layar komputer atau televisi. Dari sinilah ide untuk berontak, agresif, dan depresi meningkat. Games mungkin bisa jadi terapi bagi sebagian orang, tetapi tidak sedikit orang-orang yang terkena dampak negatifnya.


Seperti yang pernah saya baca :

Manusia modern semakin tidak bisa bebas bergerak. Mereka sudah mulai tergantung, lebih tepatnya kecanduan, dengan produk-produk modern yang sebenarnya buatan mereka sendiri. Sebut saja tivi, HP, game, alat-alat kosmetik (khusus para ladies), butik-butik kecantikan, internet, dan sederet produk lainnya. Peran media sangat penting dalam hal ini untuk menciptakan image pasar.  Itulah yang disebut budaya pop, budaya yang kini telah berubah wujud menjadi berhala yang disembah-sembah. Berhala itu kini bukan ditakuti, tapi justru disenangi yang digandrungi menjadi pujaan hati.   Ketika Budaya Merusak Bahagia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun