Mohon tunggu...
Rina Natalia
Rina Natalia Mohon Tunggu... Freelancer - -corin-

i juz an ex. Accountant with big luv on Writing and Singing. enjoy being a Marketing in the recent years 😉

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ananda (Part 7 - The End)

24 Juli 2017   12:42 Diperbarui: 24 Juli 2017   12:51 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Nanti saja, Mas, saya lagi nunggu teman saya, " kataku sekenanya.

"Tapi teman Ibu sudah datang lho," suara itu lagi. Aku mengangkat wajahku dan aku terkejut sekali, Fandy sudah ada di depanku, ternyata itu tadi suara dia, duh!

"Apa kabar, Ver?" katanya kemudian. Aku nggak mampu berkata-kata selain menuju padanya. Dan entah siapa yang memulai kami berpelukan erat kemudian.

"I miss you so much...," katanya pelan dan aku hanya mengiyakan. Sekian menit kami berada dalam suasana itu, sampai akhirnya kami duduk lagi saling berhadapan.

"Kamu tambah cantik, Ver," pujinya. Aku berterima kasih seraya tersipu. Aduh, kok kami jadi kayak ABG yang mau jadian ya, bener kata Hera tadi.

"Kok malah diam?" Fandy memecah kesunyian di antara kami.

"Hmm, Fan kita pesan menu dulu deh ya?' kataku. Fandy mengiyakan,

"Thanks ya, Fan sudah mau kesini dan ketemu denganku," kataku akhirnya. Aku seolah lupa apa yang sebenarnya akan aku bicarakan dengan Fandy. Fandy hanya tersenyum seraya menggenggam tanganku.

"Kamu sudah ketemu Ananda, Fan? Gimana kabarnya? Lama sekali aku nggak ketemu dia," kataku lagi.

"Ya, setelah kamu kasih alamatnya, aku segera menemui dia. Dia cantik dan pintar, Ver. Kami jadi sering menghabiskan waktu bersama, habis nggak bisa ketemu kamu sih." Aku hanya tersenyum, lalu suasana sunyi lagi. Bersamaan kemudian makanan yang kami pesan datang. Kami makan tanpa banyak bicara.

"Fan, selama ini aku sudah banyak merenung soal kelanjutan hubungan kita, dan aku juga telah mengambil keputusan," kataku kemudian. Fandy mengangkat wajahnya, buru-buru meneguk minumannya dan menatapku tajam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun