Mohon tunggu...
Riki Purwanto
Riki Purwanto Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Bodoh yang Ingin Pintar

Mahasiswa Kurang Kerjaan

Selanjutnya

Tutup

Humor

Perlu Gak sih Halal Night Club Diterapkan di Indonesia?

17 Juni 2019   20:34 Diperbarui: 17 Juni 2019   20:40 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Wadidaw...

Arab Saudi punya kelab malam yang bakal dibuka di tepi pantai Jeddah. Kabar pembukaan itu pun menarik reaksi di media sosial. Kelab itu merupakan cabang dari Venue White. Ditengah para mahasiswa ngitungin THR (Tugas Hari Raya), orang-orang sedang mantengin sidang MK, tercengang dengan kebijakan Anies Baswedan soal reklamasi, atau terkejoet melihat 10.000 subscriber sebagai syarat masuk jalur prestasi sebuah universitas negeri, atau sedang menghitung jumlah segitiga yang ada di dunia. Saya mau berbagi informasi yang wajib kalian ketahui. Karena, demi kepentingan umat khususnya Islam di seluruh dunia. Arab Saudi akan membuka kelab malam pertama. Dan mereka menyebutnya sebagai HALAL NIGHT CLUB. Dan tentunya dengan aturan yang super ketat.

Lantas perlukah Indonesia mendirikan hal demikian? Oh, tentu saja sebagai negara dengan umat Islam terbanyak di dunia Indonesia perlu mendirikan HALAL NIGHT CLUB. Hal ini bisa dijadikan sebagai jalur alternatif untuk masuk surga. Kalau sering melihat berita bahwa cara masuk surga dengan bom bunuh diri, maka Halal Night Club menawarkan alternatif. Masuk surga dengan cara berdansa. Lantas bagaimana caranya agar orang-orang bisa menganggap kelab tersebut halal? Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Dilarang menyediakan apapun yang memabukkan

Peraturan utama yang paling utama jelas dilarang minuman beralkolol. Karena akan menggagalkan orang-orang yang datang kelab masuk surge. Seperti dalam hadis "Setiap minuman yangmemabukkan adalah khamar dan setiap yang memabukkan adalah haram. Barang siapa minum khamar di dunia lalu ia mati dalam keadaan masih tetap meminumnya (kecanduan) dan tidak bertobat, maka ia tidak akan dapat meminumnya di akhirat (di surga)" (HR. Muslim).

Jadi Halal Night Club di Indonesia, kita tak akan menenggak minuman macam Chivas Regal, melainkan menyeruput minuman dengan kearifan lokal Es Cendol, Es Degan, paling murah Es Pisang Ijo. Eittss, tapi tape ketan harus dilarang karena konon bisa memabukkan juga.

2. Pakaian mini diganti Pakaian Syar'i

Pengunjung diharapkan tidak mengenakan pakaian mini melainkan pakaian syar'i nan trendi. Dari terbuka menjadi tertutup. Because, akan melindungi mereka dari kejahatan gigitan nyamuk. Seperti dijelaskan dalam surah Al-Ahzaab, ayat 59 bahwa pakaian syar'i wajib dikenakan oleh setiap orang. "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.' Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

3. Pemilihan Lagu

Untuk urusan pemilihan lagu, tentu pengunjung tak akan menemukan lagu metal atau semacam Tiesto atau Jamiroquai, melainkan Qasidahan, Nisa Sabyan, paling mentok lagunya Opick yang terangkanlah. Alat musiknya pun tak melulu drum, gitar atau keyboard, melainkan rebana atau hadrah.

4. Urusan Perlantaian

Tak perlu triplek atau kain. Cukup kain hijab pemisah macam di masjid-masjid. Dibagi menjadi tiga. Laki-laki, perempuan, dan pasangan muhrim. Kenapa harus dipisahkan antara laki-laki dan perempuan? Karena bukan muhrimnya, jika bersentuhan akan menimbulkan dosa, nanti kalau digabung semakin kecil deh untuk masuk surga.

5. Urusan per-DJan

Dan yang paling penting perlu ada sertifikasi DJ syariah, karena mereka harus bisa minimal Bahasa Arab pasif. Ya namanya juga syariah. Ya pasti pakai Bahasa Arab, masa iya pakai Bahasa Inggris? Jadi, waktu menyapa pengunjung, tak mungkin akan bertanya, "what's up dude atau what's up f*cking people" tapi akan bilang "Kaifa khaluk, Indonesia?" Kemudian ketika akan mulai berdansa, intro lagu dimainkan, maka Sang DJ tidak akan bilang "Shake It Up" melainkan menyuruh "Sheikh It Up".

6. Lampu dilarang remang-remang

Ya jangan bernuansa gelap, melainkan terang. Di mana-mana yang gelap itu berpotensi haram (apalagi remang-remang), sedangkan terang berpotensi halal. Iya ngga itu?

Selain keenam hal diatas saat pembukaan dan penutup juga penting diperhatikan, agar semakin wadidaw. Saat memulai pun jangan langsung memutarkan musik, melainkan ceramah dulu. Kultum-kultum gitu kek. Pengisi kultum juga harus ada seleksinya semacam audisi-audisi dai. Bahkan karena biasanya dimulai waktu 1/3 malam, maka diwajibkan tahajud dulu. Namanya juga Halal Night Club kan? Perlu pendekatan persuasif sekaligus partisipatif.

  • Kalau sudah selesai, jangan lupa subuh berjamaah, kemudian jangan lupa setor duit di kotak infak saat keluar dari diskotik. Ya kali, masa mau ikut kajian dakwah di atas lantai dansa pakai ditarik tiket masuk segala? Itungan amat sih sama umat?

Untuk lebih meyakinkan bahwa kelab tersebut benar-benar halal, perlu kerja sama dari sebuah lembaga yang terbiasa memberi sertifikat halal. Jadi, orang-orang bisa membedakan mana diskotik halal atau syariah dan mana yang bukan. Ya masa di Indonesia cuman ada rumah sakit dan bank yang boleh syariah? Diskotik ya boleh dong. Jelas, kesempatan yang baik dan tentu saja memberikan devisa bagi negara tercinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun