Mohon tunggu...
Rikho Kusworo
Rikho Kusworo Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Memaknai Hari

Karyawan swasta, beranak satu, pecinta musik classic rock, penikmat bahasa dan sejarah, book-lover.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jodoh Itu Ghaib, Teruslah Berusaha

22 Maret 2014   08:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:38 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1395425047605562817

“ Acara  ijab-kabul sudah selesai Pak. Terima kasih akhirnya bisa sampai seperti ini” tulis seorang kawan dalam percakapan melalui piranti chatting.

“ Alhamdulilah Mas. Saya juga ikut berbahagia kamu akhirnya menemukan jodoh. Dalam pandangan saya, kamu mendapatkan pasangan yang Insya Allah baik bebet bibit bobot-nya Semoga keberkahan akan selalu tercurah untuk kalian sekeluarga” tulis saya membalas kiriman pesan itu.

Dua tahun sebelumnya memang saya lah yang selalu mencekoki pikiran kawan ini, sebutlah Jeremy, untuk segera menikah. Pada suatu ketika Jeremy menceritakan kepada saya bahwa gadis yang memenangkan hatinya tak berkehendak menyambut pinangan tali kasih. Gadis ini adalah dambaan ideal sosok wanita yang diinginkan Jeremy. Muslimah taat, lulusan pesantren, mahasiswa S2. Jeremi sendiri adalah karyawan swasta lulusan S1 yang merantau sejauh tujuh jam perjalanan darat dari kampung halamannya.

“ Saya tidak bisa melanjutkan hubungan lebih dari seorang teman” kata gadis ini kepada Jeremy.

Sejak ditolak gadis pujaannya, Jeremy memang sempat dijodohkan dengan seorang gadis lain oleh orang tuanya.

Ketika Jeremy menceritakan ini, saya hanya menyarankan untuk mengenali terlebih dahulu gadis yang akan diperkenalkan oleh orang tuanya. Saya pikir tawaran orang tua Jeremy bukanlah sebuah paksaan.

“Perjodohan belum tentu suatu isyarat bahwa kamu tidak laku. Barangkali itu lintasan takdirmu. tidak ada yang tahu kecuali Allah” saya mendorongnya meneruskan ikhtiar untuk segera menikah.

Namun nampaknya hati Jeremy belum klik dengan gadis yang dikenalkan orang tuanya ini.

“Saya tidak merasakan getaran apa apa beberapa kali saya bertemu dengannya” kata Jeremy kepada saya mengenai perjumpaan perjumpaannya dengan gadis ini.

Sejak saat itu saya selalu menguber uber Jeremy dengan pertanyaan tentang status bujangnya. Apakah sudah ada kenalan,target pendekatan, atau pacar. Sebagai orang yang lebih tua saya terkadang menyayangkan anak anak muda yang langsung nglokro tidak bersemangat ketika tak berhasil meraih gadis mahkota hatinya. Saya tidak ingin Jeremy terpenjara oleh masa lalu kegagalannya memenangkan hati gadis pujaan.

Life is too short,you’re only given one shot ” kata saya menyemangati Jeremy dengan penggalan lirik lagu Spirit Carries On dari Dream Theater.

Saya terus mendorongnya untuk tetap mencari pasangan. Terkadang anak anak muda ini perlu sebuah pencerahan untuk membuka lebih lebar kerangka pikir dan jendela hatinya. Benar atau salah bagi sebagian orang bisa jadi relatif. Namun demikian kalah atau menang itu absolut. Kata “Seri” hanya ada pada pertandingan. Dalam kehidupan nyata ada yang kalah,seperti Jeremy yang gagal menaklukkan hati gadis pujaannya. Ada yang menang, seperti gadis muslimah lulusan pesantren yang melanjutkan kehidupannya setelah menolak Jeremy. Setelah itu sang gadis bebas seperti burung yang membentangkan sayap serta melebarkan horizon untuk menggamit pasangan yang diinginkan.

Bagi saya mencari pasangan hidup itu soal ghaib. Harus terus menerus diupayakan dengan doa dan tekad kuat. Tak ada yang tahu apakah pasangan hidup itu berasal dari benua lain yang jaraknya ribuan mil, atau mungkin tetangga kita. Bisa jadi pasangan hidup itu adalah kerabat orang tua atau kawan saudara saudara kita. Bahkan mungkin mereka yang akhirnya menjadi pasangan hidup adalah teman sekantor yang duduknya hanya beberapa meter dari meja kita.

Selamat menatap masa depan Jeremy.

Bagi yang belum menikah. Jodoh Itu Ghaib, Teruslah Berusaha

Ditulis Rikho Kusworo 22 Maret 2014 selesai jam 00.45.


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun