Mohon tunggu...
Rika Apriani
Rika Apriani Mohon Tunggu... Novelis - Penulis fiksi dan artikel humaniora. Nama Pena: Zanetta Jeanne.

Creating my own imaginary world through writing. Adi dan Ica (in progress).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Rasa Sakit Itu Ada?

16 Mei 2024   14:28 Diperbarui: 16 Mei 2024   14:34 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels.com / Pixabay

Ada kalanya kita merasa dunia kita terbalik. Ada saat-saat dimana kita merasa begitu sedih dan suram. Ada situasi ketika kita tidak tahu harus berbuat apa dan hanya ingin lari dari segalanya. Ada kondisi hati kita sedang terluka dan yang ingin kita lakukan hanyalah berteriak sekuat tenaga atau menangis sekeras-kerasnya seharian.

Semua orang pernah mengalami hari-hari buruk. Setiap orang pasti pernah merasakan patah hati. Setiap orang pasti pernah mengalami kerugian. Setiap individu pasti pernah mengalami sakit atau perasaan tidak enak.

Ketika semua hal buruk itu datang, tidak apa-apa untuk beristirahat sejenak. Tidak apa-apa jika kita bermalas-malasan dan tidak melakukan apa pun untuk sesaat. Tidak apa-apa jika kita menangis sepanjang hari dan membiarkan perasaan negatif mengalir keluar dari tubuh kita. Tidak apa-apa untuk beristirahat dan tidur sepanjang hari.

Luangkan waktu sebanyak mungkin yang kita butuhkan. Biarkan waktu menyembuhkan kita. Biarkan tubuh kita sembuh dengan sendirinya. Biarkan hati kita tumbuh lebih kuat. Biarkan pikiran kita berpikir jernih. Biarkan jiwa kita menemukan kedamaian.

Seperti anak-anak yang belajar berjalan, mereka kadang terjatuh, namun mereka akan segera berdiri dan mencoba berjalan lagi dan lagi. Seperti halnya anak-anak yang belajar mengendarai sepeda, mereka mungkin mengalami cedera di kaki atau lutut, namun mereka tetap mencoba mengendarai sepeda berulang kali.

Orang-orang mungkin kehilangan sesuatu seperti pekerjaan atau kariernya, namun mereka dapat mencoba terus untuk mencari pengganti yang lebih baik. Seseorang mungkin putus dengan pasangannya atau bercerai dengan pasangannya, namun mereka selalu dapat memperbaiki patah hati mereka dan beralih ke kehidupan yang lebih baik. Seseorang mungkin saja sakit atau mengalami kecelakaan, namun mereka selalu dapat memulihkan kesehatannya ke kondisi yang lebih baik.


Kita semua membutuhkan rasa sakit dalam hidup kita. Tanpa rasa sakit, hidup kita akan hampa dan membosankan. Tidak akan ada siklus naik turun, yang ada hanya perasaan polos dan datar. Saat kita merasakan sakit, kita tahu ada kondisi yang tidak beres yang saat ini sedang terjadi. Ada beberapa masalah yang perlu diperbaiki. Ada beberapa syarat yang perlu dilakukan ataupun dipenuhi.

Rasa sakit itu seperti alarm atau pengingat bagi kita untuk berhenti sejenak dari apa yang sedang kita lakukan saat ini, atau kita perlu mengambil beberapa langkah mundur jika perlu. Rasa sakit yang kita alami saat sakit memberi tahu kita bahwa tubuh kita memerlukan perhatian penuh agar kita bisa menjaga diri dengan baik. Hal ini memberi tahu kita bahwa ada sesuatu yang salah terjadi di beberapa bagian tubuh kita yang perlu kita obati atau perbaiki.

Begitu pula dengan apa yang terjadi dalam hidup kita. Rasa sakit yang dialami akibat patah hati menandakan bahwa ada sesuatu yang salah terjadi dalam hubungan dengan pasangan. Kita perlu mempertimbangkan apakah hubungan kita sehat atau tidak, dan apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.

Rasa sakit yang kita alami karena kehilangan pekerjaan, karier, atau kepemilikan sesuatu, mengingatkan kita bahwa apa yang kita miliki sebelumnya mungkin tidak cocok untuk kita.

Ketika rasa sakit datang, sebaiknya kita terima dan berserah diri. Nikmati prosesnya. Tapi jangan lupa buka hati kita. Buka pikiran kita. Ada banyak kemungkinan di luar sana. Terkadang kita kehilangan sesuatu yang kecil untuk mendapatkan yang lebih baik. Atau mungkin yang terbaik akan datang. Kita tak akan pernah tahu sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun