Mohon tunggu...
Rika Andriani
Rika Andriani Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika SMaA

Ibu dari dua orang gadis yang berprofesi sebagai guru matematika. Senang mencoba hal baru. Hobi masak, baking, berkebun dan bereksperimen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menuju Profil Pelajar Pancasila Melalui Penguatan Karakter dan Pembiasaan Budaya Positif

20 Januari 2022   11:21 Diperbarui: 22 Januari 2022   22:32 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SMAN 15 Bandung sebagai pelopor Sekolah Ramah Anak, sangat memperhatikan kebutuhan siswanya. Salah satunya adalah menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan sehingga siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal di sekolah. 

Dengan kenyamanan yang tercipta, sekolah menjadi rumah kedua bagi para siswa. Mengembangkan budaya positif merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang positif sehingga nyaman untuk siswa juga warga sekolah lainnya. 

Diperlukan langkah konkrit untuk dapat mewujudkan lingkungan positif melalui pembiasaan budaya positif. Hal ini merupakan sesuatu yangtidak  mudah di realisasikan karena harus melibatkan semua warga sekolah dan saling mendukung satu sama lainnya.

Sebagai seorang Calon Guru Pengerak yang memiliki peran Pemimpin Pembelajaran dan Coach bagi guru lain, saya terpanggil untuk melakukan sosialisasi tentang materi Budaya Positif ini kepada atasan dan rekan sejawat. 

Selain itu saya juga ingin mensosialisasaikan dan mengimplementasikan budaya posistif ini besama siswa dalam pembelajaran matematika, mata pelajaran yang saya ampu.

Membuat suatu aksi memerlukan sebuah perencanaan yang matang, serta visi misi yang jelas. Saya memulai dengan melakukan koordinasi dengan atasan, mengemukakan rencana yang saya miliki kepada Kepala Sekolah, agar apa yang saya rancang dapat sejalan dengan kegiatan sekolah dan mendapat persetujuan serta dorongan dari pimpinan. 

Saya juga melakukan koordinasi dengan guru bimbingn konseling agar pengauatan karakter dan pembiasaan yang terlaksana sejalan dengan program Sekolah Ramah Anak. Tak lupa teman sejawat saya libatkan sebagai satuan tak terpisahkan. Sosialisasi saya lakukan dengan obrolan santai melalui percakapan ringan. 

Selain itu ada juga sosilasisai yang dilakukan secara daring. Saya mengutarakanpoint penting tentang esensi materi Budaya Positif serta apa saja yang akan dilakukan dalam aksinyata.

Aksinyata langsung yang dilakukan Bersama siswa dimulai dengan mrubah midset peraturan menjadi keyakinan kelas. Karena peraturan terkesan kaku dan pemaksaan, sedangkan keyakinan kelas lenih universal, sederhana, dan penerapannya menggunakan kesadaran hati. Setelah terbentuk keyakinan kelas, setiap terjadi pelanggaran, maka dilakukan kegiatan segitiga restitusi sebagai penguatan karakter terhadap siswa. 

Mealui kegiatan segitiga restitusi, siswa diingatkan Kembali tentang keyakinan yang dilanggarnya, siswa diminta melakukan refleksi dan evaluasi, mengapa hal tersebut mereka lakukan hingga akhirnya dalam restitusi kita meminta siswa untuk mengutarakan harapan mereka dan apa yang seharusnya mereka lakukan. 

Penguatan karakter dengan segitiga restitusi ini bersifat mengilah rasa, agar siswa tidak merasa terintimidasi, dan siswa memahami keyakinan diri hingga dapat mengatur diri bagaimana seharusnya dia bersikap.

Penguatan karakter dan pembiasaan buadaya positif dilakukan dalam kegiatan keseharian yang terintegrasi pada kegiatan pembelajaran. Kami memulai kegiatan pagi dengan sholat Dhuha dan ceramah pagi sebagai sarapan rohani kami. 

Tanpa disadari pembiasaan keyakinan diri untuk disiplin waktu sudah tertanam, mulai dari siswa hadir tepat waktu di sekolah, di masjid, selalu otomatis mengambil wudhu setibanya di sekolah. 

Budaya positif mengantri, saling menghormati dan menghargai juga terbentuk dalam kegiatan ini. Pembiasaan lain yang kami lakukan adalah kegiatan membaca alqu'an dan membaca buku fiksi. Kombinasi literasi harmonis antara duniawi dan ukhrowi. 

Dikelas pembiasaan tetap berlangsung melalui penguatan karakter jujur, saling menghargai. Siswa dapat berprilaku jujur dalam setiap kegiatan dan menghargai rekannya sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung secara nyaman dan menyenangkan. 

Tak lupa penguatan dari guru Bimbingan Konseling yang selalu mengingatkan tentang materi-materi Sekolah Ramah Anak dan diskusi pengembanagan diri tentang potensi yang dimiliki siswa. Karena kami yakin dengan pengembangan potensi diri yang optimal, maka seluruh siswa kami akan menjadi generasi unggul di masa uang akan datang. Bravo Libels.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun