Mohon tunggu...
rikaafriyanti
rikaafriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa

Anak muda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masa Muda Bukan untuk Disia-siakan, Tapi untuk Diperjuangkan

13 Juni 2025   15:45 Diperbarui: 13 Juni 2025   15:45 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang pemuda berdiri di persimpangan jalan di tengah kota modern. Di satu sisi, jalan berhiaskan cahaya media sosial, game, dan hiburan. Di sisi lain, jalan menuju buku, kerja keras, dan mimpi. Pemuda itu menatap lurus, siap memilih jalannya.

Masa muda adalah anugerah sekaligus amanah. Di masa inilah seseorang berada pada titik puncak energi, semangat, dan rasa ingin tahu yang membuncah. Sayangnya, tidak sedikit anak muda yang terlena dalam zona nyaman, sibuk mengejar hal-hal instan dan melupakan potensi besar yang mereka miliki. Padahal, masa muda bukan sekadar fase bersenang-senang, melainkan momentum penting untuk membentuk jati diri dan memperjuangkan cita-cita. Waktu terus berjalan, dan masa muda tak akan pernah datang dua kali.

Di tengah gempuran media sosial, hiburan digital, dan gaya hidup serba cepat, banyak anak muda tergoda untuk hidup tanpa arah. Tanpa sadar, mereka menjadi penonton dalam hidup mereka sendiri---menyaksikan peluang berlalu begitu saja. Padahal, masa muda adalah saat terbaik untuk mencoba, gagal, lalu bangkit kembali. Ini adalah masa di mana risiko lebih bisa ditoleransi, dan setiap langkah kecil bisa menjadi pijakan untuk masa depan yang lebih besar.

Perjuangan masa muda tidak selalu berarti melakukan hal besar. Kadang, ia dimulai dari hal sederhana: belajar dengan sungguh-sungguh, membangun kebiasaan baik, membantu sesama, atau berani menolak hal-hal yang merugikan. Menjadi muda berarti memiliki kesempatan untuk menanam sebanyak-banyaknya benih kebaikan yang akan tumbuh di kemudian hari. Anak muda bukan hanya pewaris masa depan, tapi juga pembentuknya.

Di sisi lain, banyak tantangan yang menghadang. Rasa insecure, tekanan dari lingkungan, perbandingan sosial, hingga kebingungan akan arah hidup bisa membuat pemuda merasa tidak berarti. Namun justru dalam perjuangan melawan tantangan itulah karakter dibentuk. Pemuda yang kuat bukanlah yang tak pernah gagal, tapi yang tak pernah berhenti mencoba.

Setiap generasi muda memiliki tanggung jawab moral untuk menjawab tantangan zamannya. Di era digital seperti sekarang, perjuangan anak muda bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk: inovasi teknologi, gerakan sosial, karya kreatif, hingga kontribusi kecil di lingkungan sekitar. Dunia tidak menuntut kita menjadi sempurna, tapi menjadi peduli dan mau bergerak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun