Mohon tunggu...
Agus Rijwan
Agus Rijwan Mohon Tunggu... mahasiswa

Saya adalah mahasiswa jurusan Manajemen di Universitas ITB Ahmad Dahlan yang memiliki ketertarikan pada isu-isu keadilan, hak asasi manusia, dan reformasi institusi hukum di Indonesia. Saya juga aktif menulis opini dan kajian sosial-hukum sebagai bentuk kontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan transparan.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Tragedi di duren tiga- luka dalam institusi dan pelajaran bagi hukum diindonesia

17 Juli 2025   14:13 Diperbarui: 18 Juli 2025   13:18 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suara. com/HO (kejari jaksel memeriksa barang bukti terkait kasus pembunuhan brigadir j) 

Kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, atau Brigadir J, bukan sekadar peristiwa kriminal biasa. Ia telah menjadi lembar hitam dalam sejarah penegakan hukum di Indonesia. Kasus ini menyeret seorang perwira tinggi Polri, Irjen Ferdy Sambo, yang kala itu menjabat sebagai Kadiv Propam Polri, ke dalam pusaran kejahatan terencana dan manipulasi besar-besaran.

Lebih dari sekadar tragedi personal, kasus ini membuka mata publik atas sisi gelap institusi kepolisian, permainan kekuasaan, dan integritas hukum yang sering kali dipertanyakan.

---

Tragedi di Rumah Dinas

liputan 6.(Tim penyidik kepolisian melakukan prarekonstruksi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta, Sabtu (23/7/2022
liputan 6.(Tim penyidik kepolisian melakukan prarekonstruksi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta, Sabtu (23/7/2022

Pada 7 Juli 2022, Brigadir J dilaporkan tewas dalam sebuah baku tembak di rumah dinas Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. Versi awal menyebutkan bahwa Brigadir J tewas karena terlibat adu tembak dengan Bharada E (Richard Eliezer), setelah Brigadir J disebut melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Namun, narasi ini segera runtuh. Keluarga Brigadir J mencium banyak kejanggalan --- dari kondisi jenazah yang penuh luka, pembatasan akses informasi, hingga keterlibatan petinggi polisi dalam menutup-nutupi kejadian sebenarnya. Publik pun mendesak adanya penyelidikan independen.

---

Pecahnya Manipulasi: Ketika Kebenaran Tak Bisa Dibendung

Setelah tekanan masyarakat, media, dan keluarga korban, Presiden Jokowi pun turun tangan, menyatakan bahwa kasus ini harus diungkap secara transparan. Akhirnya, tim khusus bentukan Kapolri berhasil membongkar fakta bahwa narasi "tembak-menembak" adalah rekayasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun