Mohon tunggu...
Rijalul Vikry
Rijalul Vikry Mohon Tunggu... lainnya -

Alumni Ilmu Komunikasi - Jurlnalistik Universitas Diponegoro Semarang angkatan 2008. Penggila soto nomor satu. Penyeruput kopi di pagi hari.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Desa BuLe

2 Oktober 2014   20:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:38 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14122326111120553158

[caption id="attachment_345599" align="aligncenter" width="300" caption="Heru Eko Catur"][/caption]

Info tentang Desa BuLe ini diperoleh dari informasi teman yang dahulunya mengikuti Kuliah Kerja Nyata di daerah Kabupaten Demak tepatnya di Desa Wonosari. Ia menyebutkan bahwa desa tersebut terkenal dengan Desa BuLe (jambu lele). Kemudian penulis mencari informasi di internet dimana alamat Desa BuLe dan siapa orang di balik majunya Desa Wonosari tersebut. Akhirnya penulis menemukan orang yang dicari, Ia bernama Heru Eko Catur. Yang beralamat di Desa Wonosari, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak.

Bapak Heru Eko Catur dahulunya merupakan salesman pakan ikan dari daerah Surabaya, Jawa Timur yang sering berkeliling di daerah Jawa Tengah khususnya Kabupaten Demak. Produk yang Beliau jual laku dan memiliki kualitas yang bagus, sehingga Beliau dikenal banyak pembudidaya ikan di Wonosari. Beliau melihat potensi yang besar dalam usaha budidaya perikanan ada pada desa ini, dan sering mendengar banyak keluhan-keluhan dari pembudidaya. Kemudian pria yang lahir di Kabupaten Lamongan ini berhenti dari pekerjaannya dan memilih untuk hijrah ke Desa Wonosari.

Beliau memulai usaha budidaya ikan lele dengan modal dari gaji Ia peroleh dari pekerjaannya sebagai salesman pakan ikan. Jatuh bangun dalam usaha ini pernah Beliau rasakan, bahkan Beliau menyebutkan pernah mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah, namun berkat kegigihannya ia bisa sukses dan bisa menikmati hasilnya saat ini. Dan sekarang beliau memiliki pondok pemancingan dan lesehan "BuLe".

Beberapa waktu setelah itu, Beliau membentuk sebuah kelompok petani dan pembudidaya ikan lele, bernama Sari Mino. Kelompok ini adalah kelompok yang pertama kali berdiri di Desa Wonosari ini. Dan kelompok Sari Mino inilah yang menjadi inspirasi bagi masyarakat Wonosari untuk mendirikan kelompok pembudidaya lain. Sehingga Almarhum Bupati Demak memberi nama Desa Wonosari dengan sebutan Desa BuLe, Desa Jambu dan Lele. Karena sepanjang jalan desa banyak terdapat kolam ikan lele dan di pematangnya terdapat banyak pohon jambu air.

Banyak prestasi yang telah diraih oleh Desa Wonosari ini, menjadi juara tingkat kabupaten, propinsi, dan nasional. Dari sekian banyaknya kelompok pembudidaya yang ada di Desa Wonosari, hanya kelompok Sari Mino yang bertahan hingga sekarang, dan kelompok inilah yang sering mewakili Desa Wonosari untuk berlomba.

Dan Bapak Eko juga memprakarsai berdirinya gedung pengasapan ikan. Awalnya Ia melihat para pengusaha yang mengasapi ikan-ikannya di belakang dan depan rumahnya masing masing dan menyebabkan polusi udara di desa hingga banyak yang menderita infeksi saluran pernafasan. Bapak Eko kemudian melapor kepada pemerintah kabupaten, dan akhirnya didirikanlah gedung pusat pengasapan ikan “Asap Agung”. Awalnya masyarakat tidak menerima adanya gedung ini dan menuai pro dan kontra, namun seiring berjalannya waktu pengusaha-pengusaha ikan asap pun berbondong-bondong membeli kios di gedung tersebut. Bahkan saat ini akan dibangun lagi gedung baru karena banyaknya permintaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun