Mohon tunggu...
Rifqoh Roziah
Rifqoh Roziah Mohon Tunggu... mahasiswa -

masih dalam proses menjadi seseorang yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Emosi Belum Tentu Marah

10 Februari 2017   06:48 Diperbarui: 10 Februari 2017   07:00 3686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa bulan yang lalu saya pernah meninggung pasal emosi. Anda bisa scrool down untuk membacanya.

Semua orang pasti tak asing dengan istilah emosi. Tapi, tak banyak orang yang memahami apa arti emosi yang sesungguhnya. Bukan kah sebagian dari kita masih mengangap bahwa emosi adalah suatu kemarahan.

Jika anda masih berpikir bahwa emosi adalah kemarahan. Anda termasuk orang yang beruntung karena saat ini membaca tulisan saya ini. Ha.. ha.. (bercanda kok). Saya akan menjelaskan sedikit tentang perbedaan antara emosi dan marah.

Emosi belum tentu marah. Sedangkan marah sudah pasti emosi. Kenapa? Karena marah termasuk salah satu bentuk emosi.

Semua manusia dianugerahi perasaan emosi oleh Allah SWT. Emosi adalah luapan perasaan manusia yang mendorong individu untuk bertingkah laku dan perasaan tersebut berasal dari dalam diri individu ataupun berasal dari luar.

Emosi bersifat subjektif.

Luapan perasaan emosi meliputi banyak macam seperti marah, terkejut, jengkel, bahagia, takut, sedih, dan lain-lain.

Emosi terbagi menjadi dua sifat, yaitu emosi bersifat positif dan emosi bersifat negatif.

Emosi positif adalah perasaan yang diharapkan oleh sebagian besar bahkan semua manusia. Senang, suka, gembira merupakan emosi positif.

Sedangkan emosi negatif adalah perasaan yang tidak diharapkan oleh semua manusia. Meskipun semua manusia tidak mengharapkan emosi negatif. Tapi semua manusia pasti pernah berada dititik emosi negatif. Marah, jengkel, takut, sedih, benci merupakan emosi negatif.

 “Emosi yang meluap-luap”. Apa yang terpikir setelah mendengar ungkapan tersebut. Emosi yang meluap-luap biasanya sering diartikan kemarahan yang berapi-api atau kemarahan yang memuncak. Tidak salah jika kita mengartikannya seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun