Mohon tunggu...
Rifqi galan Firdaus
Rifqi galan Firdaus Mohon Tunggu... mahasiswa

keberhasilan mu bukan dimana tempat kamu berasal, melainkan bagaimana kamu meraih pencapaian yang kamu inginkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru, Beban Negara atau Pahlawan Kemajuan Anak Bangsa?

19 Agustus 2025   11:58 Diperbarui: 19 Agustus 2025   12:29 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumen pribadi

Polemik mengenai posisi guru dalam pembangunan bangsa kembali mencuat. Sebagian pihak menilai jumlah guru yang terus bertambah menjadi beban bagi keuangan negara, terutama dengan adanya kebutuhan anggaran besar untuk gaji dan tunjangan. Namun, di sisi lain, guru tetap dianggap sebagai pilar utama dalam mencetak generasi penerus bangsa.

Menurut data Kementerian Pendidikan, jumlah guru di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 3,3 juta orang, baik yang berstatus PNS maupun non-PNS. Anggaran pendidikan yang dialokasikan untuk gaji dan tunjangan guru menyerap lebih dari 60 persen dari total belanja pendidikan nasional. "Beban anggaran memang besar, tetapi perlu diingat, tanpa guru tidak akan ada SDM unggul," ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek.

Sejumlah pengamat pendidikan menilai wacana "guru sebagai beban negara" terlalu sempit. Guru bukan sekadar pekerja yang menerima gaji, melainkan agen perubahan sosial yang berperan dalam mencetak karakter, kecerdasan, dan daya saing bangsa. 

"Kalau guru hanya dilihat dari sisi biaya, itu tidak adil. Mereka adalah pahlawan anak bangsa yang bekerja di garda terdepan," tegas seorang pakar pendidikan dari Universitas Indonesia.

Sementara itu, guru di daerah terpencil menghadapi realita berbeda. Dengan fasilitas minim dan insentif yang terbatas, mereka tetap mengajar demi masa depan anak-anak desa. Kisah-kisah pengabdian ini memperkuat pandangan bahwa guru sejatinya bukan beban, melainkan investasi bangsa.

Perdebatan ini diharapkan tidak hanya berhenti pada wacana, tetapi juga mendorong lahirnya kebijakan yang adil: menyeimbangkan antara keberlanjutan anggaran negara dengan penghargaan yang layak bagi para pendidik. 

Sebab, pada akhirnya, kualitas masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh sejauh mana bangsa ini menghargai gurunya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun