Mohon tunggu...
Rifqi18190040
Rifqi18190040 Mohon Tunggu... Jurnalis - Semua sudah ada jalannya

rickymarchell77@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manifestasi Empatik dalam Konflik

16 April 2019   04:23 Diperbarui: 16 April 2019   04:24 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hidup tentunya memiliki sebuah arahan yang pasti baik itu secara profit maupun non profit. Akan tetapi semua orang harus bisa memiliki profit yang nanti akan berdampak secara langsung untuk masa yang selanjutnya.

Permasalahan yang sering muncul dalam realitas sosial mampu berperan penting dalam mengolah rasa. Ada rasa yang tertanam dalam jiwa akan tetapi untuk mengimplementasikannya harus membutuhkan paksaan. Rasa itu disebut Empat.

Sikap empat secara tidak sadar bisa memperbaiki akan keadaan seseorang yang terkena masalah. Kuncinya harus bisa terbiasa dengan memahami keadaan secara keseluruhan.

Dalam kasus kematian semua orang memiliki empati. Empati itu terbentuk dengan sendirinya. Untuk menumbuhkan rasa empati harus secara jelas berperan langsung dengan memposisikan diri sebagai yang terkena musibah.

Permasalahannya terletak pada diri yang sering tak memunculkan empati tersebut. Kebanyakan orang masih ragu dan malu untuk berempati. Padahal sejatinya empati tertanam dalam diri. Jika kita ingin memiliki empati maka hal yang harus di kembangkan oleh setiap orang yakni dengan memposisikan diri sebagai yang terkena musibah.

Empati mampu membaca keadaan secara jelas. Perlahan akan mempengaruhi proses permasalahan. Individu yang berempati memiliki karakteristik yang hangat, terbuka, memahami, sabar dan berhubungan sebagai diri.

Karakter itu bisa terbentuk dengan pola kebiasaan yang dapat diungkap dalam diri.

Tentunya untuk berempati tidak bisa secara gamblang. Ada tahapan agar empati itu bisa terwujud secara maksimal. Diantaranya antecedents, proses, interpersonal outcom dan intra personal outcom.

Proses tahapan itulah yang benar-benar bisa membentuk sebuah empati yang tertanam dalam diri.

Individu yang berempati memiliki perspektif yang positif, imajinasi dan ketekunan.

Manifestasi empatik mampu mengubah keadaan yang pada awalnya resah lambat laun bisa di minimalisir. 

Itulah sebabnya individu harus bisa berempati guna membukakan keadaan yang seperti kala itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun