Mohon tunggu...
Ainina Nurarifa
Ainina Nurarifa Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa semester 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Untirta

Mahasiswa semester 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Untirta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kediktatoran sebagai Sejarah Peradaban Politik Dunia

12 Desember 2019   13:46 Diperbarui: 12 Desember 2019   14:25 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Agama yang paling mirip dengan agama islam adalah Yahudi. Dari mulai mempercayai Nabi yang sama dari Adam hingga Zakaria, cara beribadah yang sama-sama terdapat gerakan "sujud", kewajiban untuk berkhitan dan juga anjuran untuk berhaji. Namun, yang membedakan haji antara antara kaum muslimin dan kaum yahudi, yaitu tempatnya. Tempat haji kaum muslimin di Mekkah sedangkan Yahudi melakukannya di Yerussalem. 

Oleh karena itu, tidak heran apabila kaum yahudi kini menguasai kota yerusalem dan terus ingin mempertahankan kekuasaannya atas kota tersebut. Selain itu, Mereka berambisi untuk menguasai dunia dan mereka sedang menjalankan misinya untuk menguasai dunia. Salah satu Strateginya yaitu dengan membantai seluruh umat Palestina.    

Konspirasi Yahudi yaitu kekejaman kaum Zionis menyiksa, membunuh bahkan membantai rakyat Palestina terutama umat muslim di Palestina demi memperebutkan wilayah. Menurut Imran N Hosein dalam bukunya "Jerrusalem in The Quran" strategi Yahudi Zionis adalah usaha mengendalikan wilayah strategis di sekitar Israel melalui kerjasama dengan penguasa elit yang korup, kaya permanen, predator, dan tidak bertuhan yang sekarang menguasai komunitas Muslim Arab di sekitar Israel dan membela kepentingan Israel. 

Kalangan penguasa elit tersebut dipaksa untuk memelihara hubungan persahabatan dengan Israel demi menjaga posisi kekuasaan, kehormatan, dan kekayaan  mereka. Pihak Yahudi pendukung Negara Israel tetap menekan penguasa elit tersebut untuk mengatur agar umat Muslim menerima Israel atau perlawanannya terhadap Israel tidak memberikan ancaman kepada umat Yahudi.

Mengapa Yahudi ingin menguasai Dunia ? lalu apa penyebab Yahudi berhasil berkuasa? sesuai dengan artikel yang akan saya bahas  yaitu "Kediktatoran sebagai Sejarah Peradaban Politik Dunia" apakah ada kaitannya antara Yahudi dengan Kediktatoran ?

Mungkin kata Diktator sudah tidak asing lagi bagi kita. Secara defiinisi  Diktator adalah seorang pemimpin negara yang memerintah secara otoriter atau tirani dan menindas rakyatnya. Adapun juga pahamnya yang disebut juga dengan Diktatorisme artinya diambil dari kata "diktator" artinya orang yang memerintah suatu negara atau pemerintahan dengan  hak-hak dan kekuasaan absolut dan --isme yang berarti sebuah pemahaman maka disimpulkan diktatorisme adalah sebuah paham yang dianut oleh suatu negara untuk dipimpin oleh seorang pemimpin otoriter yang mempunyai hak dan kewajiban absolut.

Biasanya seorang diktator  naik takhta dengan menggunakan kekerasan, seringkali dengan sebuah kudeta. Dan ternyata ada saja seorang Diktator yang Demokratis, siapakah  beliau ?. beliau adalah Adolf Hitler yang kita kenal sejak dulu sebagai pemimpin Partai Pekerja Nasionalis-Sosialis Jerman atau bisa disebut dengan NAZI. Meskipun kepribadiannya yang  kejam, rasis dan pembantai umat yahudi yang sadis, namun beliau sebagai salah satu tokoh berpengaruh dunia. Dilansir dari buku "The 100" karya Astrofisikawan Michael H. Hart yang diterbitkan pada tahun 1978. Buku ini memuat 100 tokoh yang ia rasa memiliki pengaruh paling besar dalam sejarah dunia. Dari 100 tokoh tersebut Adolf Hitler dalam urutan ke-39.

Mengapa Adolf Hitler  bisa berpengaruh ? ternyata Aldof Hitler mempunyai beberapa kepribadian yang patut diteladani oleh para pemimpin yaitu  pertama, dia seorang yang memiliki misi yang kuat, satu hal ini yang harus dimiliki oleh jiwa sang pemimpin karna misi adalah tonggak untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. 

Ternyata meskipun Hitler berdarah austria, sejak kecil sudah memilki mimpi untuk bisa menguasai jerman, semenjak beliau beranjak dewasa  hal itu Hitler lakukan untuk mencapai mimpinya meskipun beliau beberapakali masuk penjara. Hal ini sudah terlihat dari kepribadian Hitler yang Kedua yaitu tidak mudah menyerah, meskipun dalam situasi dan kondisi yang pahit dan getir, karna  bagaimanapun kekuasaan jerman harus berada ditangannya sendiri.

Dalam beberapa Proses yang beliau alami untuk menguasai jerman, Hitler pandai dalam berorasi,  kepandaiannya dalam menulis serta pidatonya yang meledak-ledak, berwibawa dan berkharisma, tak heran bila semua rakyat jerman bisa ditaklukan dan tunduk padanya. Ambisi Hitler demi kekuasaan ternyata menjauhkan rakyat jerman dari nasib yang kelam serta keterpurukan yang pernah dialami mereka. 

Sesaat pasca Hitler mampu menguasai jerman, negara ini sedang diambang kegelapan, sektor ekonomi  kacau dan krisis yang begitu parah,  hitler dengan segala kebijakannya mampu memulihkan keadaan. Beliau membuat perekonomian jerman membaik setelah pergantian kekuasaan. Selain itu, beliau melakukan reformasi yang begitu besar di bidang pemerintahan. Bahkan Hitler mampu melakukan invasi ke beberapa negara dan kemenangan sering didapatkan oleh Jerman.

Sejak kecil Hitler memang hobi dalam bermain perang-perangan. Mungkin hal ini mempengaruhi pemikiran Hitler dalam Strategi perang yang baik. Meskipun ada saja kepribadiannya yang sadis, tapi Hitler termasuk seorang pemikir yang cerdik. Beliau selalu memikirkan banyak hal apa yang harus dilakukan dan bagaimana teknisnya dan apa saja yang diperlukan dalam perang, dan intinya Hitler adalah seorang pencipta stratetegi perang yang baik sehingga selalu mengantarkan  sebuah kejayaan bagi Jerman sendiri. Itulah beberapa hal yang membuat Hitler mampu melakukan invasi dan sering sekali kemenangan berada di tangannya.

Membahas tentang Strategi Adolf Hitler yang cerdas dalam perang, Prihal tersebut berkaitan dengan konsep-konsep dalam buku yang berjudul "Studi Strategi" karya Daoed Joesoef yang menyatakan tentang "Logika ketahanan dan Pembangunan Nasional". Menurut buku ini istilah Pemikiran Strategi  adalah derivat dari kata Yunani " Strategos " (Jendral) yang tidak menganung konotasi pikiran modern. 

Ekuavalensi Yunani dari strategi berkonotasi pikiran modern adalah (seharusnya) "Strategike episteme" (pengetahuan jendral) atau " Strategeon sophia" (kearifan jendral) mengingat dalam  kosakata Yunani ada kata "stratos" (bala tentara) dan "again" (memimpin) kemudian ada kata "strategika", yaitu Fungsi-fungsi dan kualitas kejendralan. Dengan kata lain, strategi adalah kiat memimpin bala tentara dan secara umum adalah kiat kepemimpinan.

Dan  saya berpendapat bahwa usaha akan menjadi sia-sia apabila tidak dihadirkannya taktik dan strategi, karena taktik dan strategi adalah gembok untuk suatu kemenangan dalam perang,  itupun sependapat dengan Luttwak dalam bukunya berjudul On War  menyatakan bahwa "everyone know fairly well where each particular belongs ... whenever such categories are blindly use, there mush be a deep-seated reason for it ...  we reject, on the other hand, the artificial distinctions of certain writers, since they find usege. According to our classification, then, tactic teachs the use of arms forces in the engagement; strategy, the use of engagement for the object of war no reflection in general usege. According to our classification, then, tactic teachs the use of arms forces in the engagement; strategy, the use of engagement for the object of war.."

Di antara aneka ragam yang timbul dari jaman foolishness kepada zaman Intelegence, menurut sejarahnya Strategi terlahir dari sebuah peperangan. Ini tampil belakangan setelah manusia semakin banyak menggunakan nalar ketimbang emosi dalam perbuatan yang kolektif. Terjadi pada saat ini dimana strategi tidak hanya untuk hal kepentingan dalam perang melainkan untuk berbagai hal. 

Kembali pada topik Adolf Hitler. Beliau tidak hanya menggunakan Strategi untuk aspek kemiliteran atau perang, tetapi juga untuk taktik dalam aspek politik atau pemerintahan. Salah satu contohnya adalah keahliannya yang mampu memposisikan orang yang tepat yang dimaksud adalah sesuai bidang yang dimiliki bawahannya, jiwa nasionalisme Hitler menyadarkan bahwa banyak kekurangan dalam dirinya. Dan setidaknya beliau tidak membuang orang-orang pandai, menempatkan seseorang bedasarkan kebutuhan bukan kepentingan pribadi belaka. Dengan ini Jerman semakin kuat dan maju karna strategi politik yang Hitler miliki.

Bebicara tentang Nasionalisme sang Diktator Nazi ini, nasionalisnya muncul ketika jerman menyerah dalam Perang Dunia 1. Berhasil ditaklukan dan dikalahkan oleh negara sekutu yaitu Amerika Serikat, Prancis dan Inggris. Negara-negara sekutu jerman seperti Austria-Hongaria ambruk kekaisarannya, begitu pun dengan kesultanan Ottoman yang kuat dan kokoh serta hampir setengah bagian wilayah Eropa telah dikuasai olehnya seketika runtuh karna harus rela negaranya dipecah belah  oleh sekutu. Belum dengan Jerman yang harus membayar ganti rugi atas tingkah lakunya  ketika perang. Jerman harus menyerahkan kapal perang dan kapal dagang mereka. 

Hal tersebut memperburuk perekonomian jerman selama bertahun-tahun. Selain itu  kemiliteran jerman dilemahkan agar tidak ada lagi ancaman demi pertahanan dan keamanan bagi seluruh negara di Eropa. Jerman ketika itu akhirnya berada di situasi terpuruk dan dikucilkan oleh para pemenag perang dunia 1. Jerman adalah Negara yang dihuni oleh masyarakat yang marah, kecewa dan menyimpan dendam dengan negara lain. Tak terkecuali Hitler, jiwa nasionalis mempengaruhi ambisinya untuk menaklukan dunia, itupun hampir terjadi ketika Jerman kembali berjaya  menjelang Perang Dunia 2, pada saat NAZI dipimpin oleh Hitler dan Rakyat Jerman berhasil ditaklukan olehnya.

Dalam kasus tersebut sangat berkaitan dengan buku yang berjudul "Dari Pemungutan Suara hingga Pertumpahan Darah" karya Jack Snyder yang menyatakan tentang Demokratisasi dan Konflik Nasionalis. Tentang "Bagaimana Demokrasi Menyulut Nasionalisme Kontra revolusioner Jerman" dalam bagian ini menjelaskan kejadian Perang dan Nasionalisme di Jerman pada tahun 1864-1945. 

Jerman memang  sudah sering berperang sebelum perang Dunia 2, dan setiap kali dialah biang keladinya. Walaupun populer dikalangan rakyat jerman, perang-perang penyatuan Nasionalis, pada tahun 1864-1871 bukanlah hasil cetusan gerakan-gerakan masa nasionalis yang baru muncul pada akhir 1890 --an, namun gerakan-gerakan nasionalis tersebut terakhir inilah dari syarat ketentuan itu, yang telah mendorong Jerman terlibat perang pada 1914 dan berperan penting dalam naiknya Hitler ke Puncak kekuasaan pada 1933.

Sebagai manusia yang memiliki warga kenegaraan, kita wajib memiliki sifat nasionalisme. seperti halnya Hitler  yang sangat mencintai Jerman, Nasionalisme dimilikinya bisa memotivasi negara lain, contohnya  negara satu kubu dengan Jerman pada saat perang dunia ke-2 adalah Jepang. Jepang ketika itu mampu menguasi Afrika dan seluruh wilayah Asia Pasifik itu berkat terinspirasi dari Jerman yang mampu menguasi seluruh Eropa bahkan seperdua wilayah Dunia. Namun tidak dengan Nasionalisme yang berlebihan. 

Hitler yang rakus akan kekuasaan dimana jerman harus teratas dari negara lain. Menjelang Perang dunia ke-2 Jerman yang telah berjaya dan berkuasa seketika kekuasaanya runtuh, jerman kalah kembali oleh sekutu pada perang dunia ke-2. Akibat kekalahannya wilayah jerman menjadi dipersepit. Mengetahui hal tersebut Hitler sang Diktator tewas karna bunuh diri. Terbukti bahwa jika Nasionalisme itu bersifat Matrealistis akan berujung celaka dan dapat menjatuhkan ke lubang yang salah.

Satu hal lagi yang harus diketahui tentang Adolf Hitler, konflik SARA bahkan melekat dalam diri Hitler. Hitler yang rasis dimana bangsa arya yang diinginkanya harus diatas dari ras yang lain. Beliau sangat membenci yahudi, kepribadiannya yang otoriter ketika NAZI di bawah kepemimpinannya, membantai puluhan juta umat yahudi. Kenapa hitler membenci yahudi ? hal itu karena sebelum Hitler menjadi seorang yang berkuasa, beliau pernah merasakan penderitaan diatas kekuasaan yahudi. 

Menurutnya yahudi adalah kaum sumber kekacauan dan sok berkuasa. Katanya, hitler sangat percaya bahwa konspirasi yahudi di masa depan akan mengontrol dan mendominasi dunia. Ketika Jerman kalah dalam perang dunia ke-2, otomatis NAZI  pun juga ikut musnah. Bangsa Yahudi merasa merdeka dan berjaya, dan kenyataannya pada saat ini Yahudi pun memang sedang berkuasa terhadap dunia.

Yang saya pikirkan adalah apabila Jerman menang dalam perang dunia ke-2, Apakah NAZI yang akan berkuasa saat ini bukan Yahudi ? apakah umat Yahudi akan terus dibantai dan gagal menguasai Palestina ? Jawabannya Mungkin saja hal itu terjadi, karna  poros takdir kehidupan dunia ada sang maha kuasa yang mengatur segalanya.

Dari artikel yang saya tulis ini, bisa disimpulkan bahwa Tokoh Aldof Hitler sang Diktator perlu juga diteladani. Meskipun beliau dianggap tokoh yang kejam, namun kita bisa mengambil sisi positif kepribadiannya dan mengambil hikmah dari pengalaman yang beliau alami. Hingga dunia menganggap Hiltler sebagai tokoh berpengaruh bagi sejarah perdaban Dunia.

*Ditulis oleh mahasiswa semester 1 mata kuliah Pengantar Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Untirta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun