Mohon tunggu...
Rifky Julio
Rifky Julio Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate (Baca: Penggangguran)

Sekedar menulis apa yang ingin ditulis. Antropologi | Anime | Daily Life | Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pendekatan Teori dalam Antropologi Kesehatan

17 April 2021   11:10 Diperbarui: 17 April 2021   11:29 2700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto oleh Anthony Shkraba dari Pexels)

Sebelumnya, saya sudah membahas tentang salah satu sub-disiplin antropologi, yakni antropologi kesehatan. Setelah mengenalinya, kali ini saya akan membahas "peralatan" yang dapat dipakai para peneliti di bidang ini. 

Dalam mengamati suatu fenomena kesehatan, dapat digunakan tiga pendekatan atau analisis teoretikal yang berakar dari ilmu sosiologi seperti berikut.

Analisis Struktural-Fungsional

Pada analisis ini, kesehatan dan pengobatan dikaitkan dengan struktur sosial yang ada di masyarakat. Menurut Talcott Parsons, akan ditemukan dua peran (role) dalam masyarakat terhadap suatu fenomena kesehatan, yakni sick role atau peran sakit, dan physician's role atau peran pengobat yang biasanya disandang oleh dokter dan tabib.

Peran sakit merupakan pola perilaku individu yang mengidap sebuah penyakit. Menurut Parsons, setidaknya ada tiga karakteristik dari peran tersebut, yaitu:

  • Penyakit 'membebaskan' orang-orang dari kewajiban rutinnya.

Mengidap suatu penyakit dapat menjadi alasan bagi orang yang sakit untuk tidak melakukan aktivitas rutinnya, seperti bekerja atau pergi ke sekolah. Namun, orang yang sakit tidak dapat langsung mengakui dirinya sedang sakit. Perlu sebuah keterangan dari ahli kesehatan agar orang yang sakit bisa menganggap dirinya benar-benar sakit supaya mendapat izin untuk tidak bekerja atau tidak menghadiri kelas di sekolah.

  • Orang yang sakit pasti ingin sehat kembali.

Tidak ada satu orang pun yang ingin sakit, kecuali pada orang-orang yang berpura-pura sakit. Peran sakit bermanfaat bagi mereka demi menghindar dari tanggung jawab atau hanya sekedar mencari perhatian.

  • Orang yang sakit harus meminta tolong kepada yang berkompeten.

Orang yang sakit sudah seharusnya pergi ke praktisi kesehatan yang berkompeten untuk berobat atau berkonsultasi mengenai kesehatannya. Jika tidak, kemungkinan besar manfaat dari peran sakit tidak akan didapatkan.

Sementara peran pengobat atau physician's role merupakan suatu peran yang berfungsi memeriksa orang benar-benar sakit atau tidak dan berusaha untuk menyembuhkannya. Untuk melakukannya, menurut Parsons, pengobat menggunakan pengetahuan khusus masing-masing. Mereka menggunakan informasi personal dari pasien dalam proses penyembuhan dan mengikuti saran dokter yang berguna dalam proses perawatan.

Seringkali hubungan antara dokter dan pasien bersifat hierarkis, meski berbeda-beda di tiap masyarakat. Seperti contohnya di Jepang, dokter mempunyai kewenangan yang besar terhadap pasiennya. Mereka memiliki kewenangan dalam memutuskan seberapa banyak informasi mengenai penyakit yang akan diberitahukan kepada pasien. 30 tahun yang lalu, para dokter di Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama. Hingga muncullah sebuah gerakan membela hak para pasien dengan meminta dokter untuk memberitahukan informasi medis pasiennya secara lengkap. Selanjutnya, hubungan antara dokter dan pasien pun menjadi lebih setara, baik di Eropa atau bahkan di Jepang.

Talcott Parsons (asanet.org)
Talcott Parsons (asanet.org)
Analisis dari Parsons ini menunjukkan bahwa penyakit dan pengobatannya terhubung dengan organisasi masyarakat yang semakin meluas. Konsep peran sakit atau sick role juga berkembang dan berguna pada fenomena non-penyakit seperti kehamilan. Meskipun konsep tersebut sebenarnya masih terbatas pada penyakit dengan kondisi akut (seperti flu atau patah tulang) dan belum sampai pada kondisi penyakit kronis (seperti penyakit jantung).

Pada akhirnya, kemampuan orang sakit untuk sembuh tergantung pada sumber daya. Hal itulah yang menyebabkan orang-orang miskin tidak mudah dalam mendapatkan perawatan kesehatan. Kritik pun dilayangkan kepada analisis Parson yang secara tidak langsung menunjukkan bahwa dokter memikul tanggung jawab utama dalam masalah kesehatan. Padahal dengan pendekatan yang berorientasi pada pencegahan akan membuat kedudukan dokter dan pasien menjadi sama dalam menangani masalah kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun