Mohon tunggu...
Rifkydwimaputra
Rifkydwimaputra Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Universitas Darussalam GONTOR

Butuh sebuah perjuangan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diplomasi Rasulullah SAW dalam Menyatukan Umat

2 November 2019   23:27 Diperbarui: 2 November 2019   23:58 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Diplomasi ialah sebuah praktek ataupun seni dalam bernegosiasi untuk mewakili Negara maupun organisasi dalam Negara tersebut dalam bidang ekonomi, pertahanan, kebudayaan, dan sebagainya. Rasulullah SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal bertepatan dengan 29 Agustus 580 Masehi, Tahun Gajah. Dengan turunnya perintah berdakwah dari Allah SWT dengan perantara malaikat Jibril yang kemudian disampaikan kepada umatnya.

Diplomasi yang dilakukan oleh Rasulullah SAW semasa hidupnya berupa ajakan untuk memeluk agama Islam dan beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.  Yang pertama dilakukan beliau yakni berdakwah secara tersembunyi (da'watu sirron) dakwah ini dilakukan kepada orang-orang terdekat Rasulullah SAW terdahulu seperti Khadijah (istri beliau), dari kalangan pemuda Ali bin Abi Thalib dan Zaid ibn Harits, dari kalangan budak Bilal bin Rabbah, kemudian dari kalangan tokoh pada waktu itu Abu Bakar as Shiddiq, Utsman bin Affan, Tulaihah bin Ubaydillah, Arqam bin Abdul al-Arqam, Zubair bin Awwam, Fatimah (Assabiqunal Awwalin).

Setelah itu beliau memberanikan diri untuk melakukan dakwah secara terbuka kepada kaum Quraisy waktu itu dan beliau pun mendapat perlakuan yang tidak sopan terhadap pemimpin kaum Quraisy dikarenakan beberapa faktor, yakni kaum Quraisy tidak dapat membedakan antara kekuasaan dan kenabian, dan mereka tidak dapat menerima ajaran tentang hari pembalasan (hari kiamat) dan kebangkitan kembali pada saat di padang Masyar, kemudian pada saat itu kaum Quraisy mempercayai agama dari nenek moyang (Taqlidul A'ma), serta kaum Quraisy yang membuat patung maupun pahatan berhala menganggap bahwasanya agama Islam pemutus rezeki mereka.

Kemudian diplomasi selanjutnya yang dilakukan oleh Rasulullah pada saat peletakan batu hajar aswad, jadi pada saat itu kota Mekkah terkena musibah banjir yang amat sangat besar sehingga Ka'bah harus direnovasi. Kondisi ini memanggil tokoh-tokoh kaum Quraisy untuk membangun Ka'bah kembali demi menjaga kesucian dan kehormatan Ka'bah dan makam Ibrahim AS. Dan ketika itu Rasulullah SAW tepat berumur 35 tahun. Pada awal pembangunan Ka'bah mereka saling bahu-membahu, bergotong-royong untuk menyelesaikan renovasi.

Namun ketika sampai pada tahap akhir untuk menyelesaikan renovasi mereka berselisih dikarenakan perbedaan pendapat bagi siapa yang meletakkan batu hajar aswad, masing-masing dari kaum Quraisy pada waktu itu saling mengutamakan pemimpin ataupun tokoh yang ada pada kaumnya, hingga akhirnya Rasulullah SAW mengemukakan pendapat "Siapa yang esok hari datang lebih awal di tempat pembangunan ini maka dialah yang berhak memiliki kehormatan untuk meletakkan batu hajar aswad ini". Kemudian merekapun menyetujui usul yang disampaikan oleh Rasulullah.

Keesokan harinya, ternyata yang datang lebih awal ke tempat peletakan batu hajar aswad ialah Rasulullah SAW sendiri, maka beliaulah yang mendapat kehormatan atas peletakan batu itu sebagai tanda peresmian Ka'bah. Namun Rasulullah SAW tidak egois dan ingin menang sendiri. Akhirnya beliaupun memiliki ide untuk membentangkan sorbannya untuk menjadi tempat batu hajar aswad dan menunjuk beberapa tokoh ataupun petuah-petuah kaum Quraisy untuk memegangnya dan mengangkat bersama batu itu.

Kemudian setelah peletakan batu hajar aswad itu kaum Quraisy ikut senang dan bahagia atas apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dari apa yang telah dilakukan Rasulullah SAW tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwasanya agama Islam itu indah seperti yang ada didalam Kitab Tarbiyah (Al Insanu Madaniyyun Bittob'i) manusia itu makhluk sosial, jadi mereka tidak bisa hidup sendiri melainkan mereka saling membutuhkan bantuan satu sama lain.bergotong-royong maupun bahu-membahu seperti apa yang telah dilakukan baginda Rasulullah SAW pada saat peletakan batu hajar aswad.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun