Mahasiswa KKN Kelompok 19 Universitas Muhammadiyah Banjarmasin melaksanakan sebuah program edukasi kreatif kepada petani di Desa Teluk Tamba, Kecamatan Tabukan, Kabupaten Barito Kuala. Kegiatan yang digelar pada Selasa, 26 Agustus 2025 ini bertujuan memberikan solusi nyata atas permasalahan hama yang sering merugikan hasil panen petani.
Alih-alih terus bergantung pada pestisida kimia yang mahal dan berisiko mencemari lingkungan, para petani diajak mengenal cara sederhana dan murah dalam mengolah daun pepaya menjadi pestisida nabati. Bahan yang mudah didapat ini ternyata mengandung enzim papain serta senyawa alkaloid dan flavonoid yang berfungsi sebagai racun alami bagi hama. Selain efektif, pestisida nabati ini juga aman untuk manusia, ternak, dan ramah terhadap lingkungan.
Program ini merupakan inisiatif individu dari Muhammad Rifki Ramadhani, mahasiswa Program Studi S1-Keperawatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Dalam kegiatan tersebut, tidak hanya memaparkan materi mengenai bahaya pestisida kimia dan manfaat pestisida nabati, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya pertanian yang sehat dan berkelanjutan.
Yang membuat kegiatan ini semakin menarik adalah penggunaan metode pemaparan materi disertai demonstrasi langsung. Petani diperlihatkan langkah-langkah praktis mulai dari memilih dan merajang daun pepaya, mencampurnya dengan air dan bahan tambahan, hingga proses penyaringan. Mereka juga menyaksikan secara langsung cara penyemprotan pestisida ke tanaman menggunakan sprayer. Dengan adanya praktik lapangan, petani tidak hanya memperoleh pengetahuan teoritis, tetapi juga pemahaman praktis yang bisa langsung diterapkan di ladang mereka.Â
Respon peserta sangat positif. Sebagian besar petani menilai metode demonstrasi jauh lebih efektif dibandingkan ceramah semata, karena mereka bisa melihat sendiri proses pembuatan dan penggunaannya. Banyak yang mengaku lebih percaya diri untuk mencoba membuat pestisida daun pepaya secara mandiri. Beberapa bahkan langsung berencana menanam pohon pepaya di pekarangan rumah sebagai bahan baku pestisida alami. Antusiasme juga terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan, mulai dari teknik peracikan hingga waktu yang tepat untuk penyemprotan.
Kegiatan sederhana ini membuktikan bahwa inovasi tidak selalu berasal dari hal yang rumit. Justru, solusi seringkali hadir dari alam sekitar kita. Daun pepaya, yang selama ini dipandang biasa saja, ternyata menyimpan potensi besar sebagai kunci menuju pertanian yang lebih sehat, hemat biaya, dan berkelanjutan. Melalui kegiatan ini, diharapkan petani Desa Teluk Tamba semakin mandiri dalam mengelola lahannya sekaligus turut menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI