Mohon tunggu...
Rifkal ArthaYuda
Rifkal ArthaYuda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 keperawatan universitas muhammadiyah kalimantan timur

Aku ingin menulis di kanvas hatimu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Baliho di Mana-mana Sedangkan 2024 Masih Lama

3 September 2021   08:58 Diperbarui: 3 September 2021   09:01 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral. Sumber ilustrasi: PIXABAY/ktphotography

Pandemi Covid-19 masih menjadi permasalahan yang aktual di Indonesia. Permasalahan ini tetap berdiri kokoh menjadi topik pembahasan utama di kalangan masyarakat.  Banyak masyarakat yang masih ketimpangan akan permasalahan pandemi Covid-19 ini.

Akhir-akhir ini sedang ramai di dunia maya terkhusus lingkup perpolitikan karena banyaknya politisi yang memasang baliho dengan ukuran yang besar dan bertebaran di mana mana. 

Dalam baliho tersebut tertulis redaksi seperti bentuk semangat dari para politisi untuk masyarakat Indonesia. Menurut penulis redaksi yang dituliskan di baliho tersebut tidak sama sekali melihatkan bentuk simpati dan empati terhadap masyarakat indonesia yang terdampak pandemi Covid-19, contohnya saja baliho yang paling banyak terpasang di Indonesia yaitu Puan Maharani selaku ketua DPR RI. 

Dalam baliho tersebut tertuliskan narasi kepak sayap kebhinekaan, lalu juga baliho dari salah satu politisi partai golkar yang juga tersebar di mana- mana yaitu dengan narasi kerja untuk Indonesia. 

Menurut penulis jika dilihat dari 2 narasi yang terpajang di baliho tersebut tidak ada relevansinya dengan kondisi yang dialami oleh masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

melansir dari KOMPAS.com, dikatakan oleh pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio, ia menilai bahwa pemasangan baliho dengan asosiasi Pemilu 2024 oleh sejumlah politisi di masa pandemi Covid-19 menunjukkan kurangnya empat. 

Sebab di tengah gonjang-ganjing permasalahan Pandemi Covid-19 seperti ini, pemasangan baliho tersebut seolah tak peka terhadap masyarakat yang terdampak dan kesulitan ekonomi.

Seniman yang dulu sering muncul di acara Indonesia Lawyers Club pun ikut menyoroti maraknya pemasangan baliho para politisi tersebut. Ia mengatakan minta TNI turunkan baliho-baliho politisi yang tak sesuai rasa senasib pandemi. 

Bahkan setelah diturunkan, baliho tersebut diberikan ke tukang soto dan lain-lain agar bisa cepat-cepat dimanfaatkan oleh rakyat untuk tenda kaki lima UMKM.

Sebenarnya jika dilihat benar atau salahnya memang sah-sah saja para politisi tersebut memasang baliho dengan bentuk, gaya dan ukuran sebesar apapun. 

Tetapi jika dilihat dari sisi etis, menurut penulis tidak bijak sekali para politis tersebut memanfaatkan kondisi pandemi Covid-19 ini untuk start duluan dalam menarik perhatian warga di ajang pemilihan presiden 2024 mendatang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun