Mohon tunggu...
Nur Rifa
Nur Rifa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Kebijakan Pelaku Ekonomi dalam Mencapai Falah dan Maslahah

21 November 2017   12:37 Diperbarui: 21 November 2017   12:44 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Didalam kehidupan sehari hari manusia tidak terlepas dari konsumsi dan untuk menunjang kegiatan tersebut memrlukan kegiatan produksi yaitu kegitan yang menghasilkan barng dan jasa bagi konsumen. Konsumen tidak dapat mengkonsumsi barang yang dibutuhkan tanpa adanya kegiatan produksi sehingga prinsip yang digunakan dalam konsumsi sejalan dengn prinsip produksi. Jika konsumen mengkonsumsi barang dan jasa yang dapat memberikan maslahah maka produsen akan menghasilkan barang dan jasa yang dapat memberikan maslahah terhadap konsumen.

Secara teknis kegiatan produksi mentransformasikan barang input menjadi barang output namun kegiatan produksi dalam prespektif ekonomi islam lebih mengurucut pada manusia dan eksistensinya dalam mencapai kemaslahatan mencipkatakan barang dan jasa. Produksi bias dikatakan sebagai proses mencari, mengalokasikan, dan mengolah sumber daya input menjadi output dalam rangka meningkatkan maslahah bagi manusia.

Kegiatan produksi mebutuhkan berbagai jenis sumber daya atau factor produksi yaitu segala sesuatu yang menjadi pendukung dalam kegiatan produksi . manusia adalah factor produksi yang paling utama sementara input lain hanya sebagai factor pendukung, manusialah yang mempunyai ide, mengorganisai, memproses dan memimpin semua factor produksi sehingga mampu menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat bagi kehidupan . memang pada hakikatnya manusia membutuhkan factor produksi non manusia tetapi tanpa manusia baranmg dan jasa tidak akan optimal dalam memberikan manfaat. Karenanya, tidaklah heran jika ibnu khaldun menganggap bahwa manusia adalah factor terpenting dan merupakan sumber utama nilai barang dan jasa.

Manusia adalah mahluk hidup yang tentu saja memiliki berbagai karakteristeritik yang berbeda dengan factor produksi lainnya, manusia diciptakan oleh Allah dan diberi kedudukan paling mulia diantara mahluk mahluk lainnya, sekaligus memiliki berbagai karakteristik yang berbeda dengan mahluk hidup lain atau mahluk tidak hidup, manusia tentu tidak dapat disamakan dengan sumber aya alam, gedung, uang dan factor produksi fisik lainnya. Secara umum semua sumber daya non manusia dapat diperdagangkan sesui dengan mekanisme pasar, tetapi tidak dengan manusia, manusia bukan barang.

dalam memproduksi barang produsen memiliki beberapa tujuan diantaranya produsen hanya menghasilkan braang dan jasa yang menjadi kebutuhan saja, barang yang dihasilkan tidak hanya menghasilkan kepuasan maksimum saja tetapi harus memberikan manfaat terhadap kehidupan konsumen, tidak berlebiha dalam menggunkan faktor produksi sehingga tidak menyebabkan kemubaziran, jika sumber daya alam terus menerus dugunakan untuk produksi lama kelamaan akan menyebabkan menipisnya sumber daya alam dan kerusakan lingkungan yang akan berakibat pada terhambatnya pembangunan ekonomi itu sendiri.

Proseden dituntut pro aktif, kreativ, dan ismnovatif dalam memenuhi kebutuhan konsumen, namun mereka harus tetap menyadari bahwa sumber daya yang ada tidak hanya diperuntukkan bagi kehidupan manusia sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan mendatang, maka efisiensi akan dengan sendirinya berjalan sesuai dengan bijaknya produsen dalam menggunakan sumber daya alam (factor produksi). Ajaran islam memberi peringatan keras terhadap prilaku manusia yang gemar membuat kerusakan lingkungan hanya demi kepuasan sesaat. Tujuan akhir dari produksi yaitu mendapatkan berkah, kegiatan prosuksi harus tetap berlangsung meskipun tidak mmeberikan keuntungan material kepada produsen sebab ia akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar berupa pahala diakhirat nanti.

Didalam islam produsen sama sekali tidak dilarang untuk mengambil laba namun harus sesuai dengan batasan yang telah diberikan al-qur'an ddan al- hadits, ajaran islam sangat proaktif terhadap upaya yang dilakukan produsen dalam mencari keuntungan sepanjang cara yang dilakukan terebut tidak bertentangan dengan syariat islam. Dalam paradigma islam bekerja bukanlah aktivitas yang bersifat duniawi saja, kerja merupakan salah satu ibadah serta sarana untuk mensyukuri nikmat yang telah diberika oleh Allah SWT kepada mahluknya. Menurut Ibnu Khaldun bekerja adalah implementasi dari kekhalifahan manusia dimuka bumi yang diwujudkan dalam menghasilkan suatu nilai guna suatu barang yang ditimbulkan dari hasil kerja manusia itu sendiri.

Implementasi maslaha dalam perilaku produsen bisa dilakukan dengan cara produsen rela mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk kegiatan produksinya, hal itu dikarenakan dengan cara tersebut berkah dari langit maupun dari muka bumi akan diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Berkah tersebut kelak akan diterimanya diakhirat dan juga berkah tersebut dapat berwujud segala hal yang memberikan kebaikan dan manfaat yang akan kembali kepadanya. Sikap perilaku produsen yang seperti ini dapat memberikan citra positif padanya sekaligus akan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap produsen dan kemudian akan berimplikasi pada meningkatnya permintaan barang dan jasa oleh konsumen.

Besarnya berkah yang diperoleh berkaitan dengan freuensi kegiatan produksi yang dilakukan. Semakin tinggi frekuensi kegiatan yang ber-maslahah, maka semakin besar pula berkah yang akan dibawa oleh pelaku produksi. Dalam Al-qur'an Allah SWT menjelaskan bahwa setiap amal perbuatan (kebaikan maupun keburukan) akan dibalas dengan imbalan (pahala maupun Siksa) yang setimpal meskipun amal perbuatan itu sangatlah kecil bahkan sebesar biji sawi. Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa maslahah yang diterima merupakan perkalian daripahala dan frekuensi kegiatan dalam kegiata tersebut. Demikian pula dalam kegiatan produksi, besarnya berkah yang diterima oleh produsentergantung frekuensi kegiatan produksinya. Semakin banyak barang dan jasa yang halal dan baik yang diproduksi maka akan semakin besar pula berkah yang diterima oleh produsen.

Bisa disipulkan tujuan dari produksi dalam islam adalah untuk menciptakan maslahah yang optimum bagi monsumen atau bagi manusia secara keseluruhan. Degan maslahah yang optimum ini maka akan tercapai falah yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan ekonomi sekaligus tujuan hidup manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun