Mohon tunggu...
Rieska Utami
Rieska Utami Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

penyuka sepi dan penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terima Kasih untuk Hari Ini

16 April 2019   19:58 Diperbarui: 16 April 2019   20:14 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini adalah hari terakhirku menginap di Singapura. Aku berangkat ke Singapura karena ingin merasakan hawa baru yang sempat sesak aku rasakan saat aku berada di Indonesia.

Bukannya aku tak suka dengan negaraku tetapi aku hanya tak ingin kembali pada rutinitasku yang membuatku pilu. Entah mengapa, aku tak pernah semangat dengan kehidupanku. Aku malas untuk berhadapan lagi dengan gadis-gadis populer di kampusku yang bisanya hanya mengejekku karena aku lusuh, berantakan dan buruk rupa.

Apalah aku yang hanya menjadi batu kerikil di kampusku. Seperti batu kerikil yang siap diinjak dalam taman,  aku pun sama seperti itu, aku diinjak oleh candaan mereka yang menurutku cukup kelewatan. Aku ingin berteriak pada mereka, bahwa aku adalah manusia dan sama seperti mereka. Tak ada yang sempurna didunia ini. Sekalipun mereka yang kaya dan cantik tetapi hanya bisa mencaci diriku.

Yah, mau bagaimana lagi. Mereka selalu menang karena mereka terlalu cantik untuk diabaikan. Semua pria bahkan wanita mengagumi mereka. Perkenalkan mereka adalah Amber si gadis kaya dengan mobil Ferrari yang selalu mengantarnya ke kampus. Ia cucu dari jutawan terkenal di Indonesia. Ia tinggi, langsing, dengan rambut sebahu dan sepertinya dia adalah ekstrovert sejati. Ia seperti magnet yang bisa membawa semua temannya rela mengikutinya kemanapun ia pergi.

Lalu, ada Kirana, cewek manis yang tak sepantasnya ada di kelompok itu, aku kira. Wajahnya terlalu polos, berkacamata dengan rambut sebahu yang selalu diikat dengan pita warna ungu.  Aku yakin, Amber hanya memanfaatkan Kirana hanya untuk meningkatkan nilai kuliahnya karena aku tahu Kirana adalah salah satu siswa pintar di kampusku. Namun, sayang, perempuan sebaik dan sepintar dia harus bergabung dalam kelompok menakutkan yang selalu menindas orang-orang sepertiku.

Satu lagi, perempuan yang serupa dengan Amber. Ia sangat modis dan aku kira ia cocok menjadi seorang artis. Tubuh semampai, wajah eksotis yang juga menghipnotis para pria di kampusku. Ia adalah Sovie. Aku juga kagum padanya dan terkadang aku pun ingin seperti dirinya yang selalu tampak elegan dengan pakaian yang selalu ia gunakan ke kampus.

Aku selalu menghindari mereka tetapi entah ada magnet apa selalu saja aku berpapasan dengan mereka dan mereka pun selalu menertawakanku dengan lepas dan tatapan sinis mereka yang selalu saja mengganggu hariku.

Ah, sudahlah. Aku tak ingin membahas mereka dalam liburanku kali ini. Mungkin aku akan membuatkan sebuah narasi khusus untuk mereka dan mungkin saja akan kupajang di mading kampus.

Aku rasa, empat hari di Singapura cukup menyegarkan batinku. Untuk sekali saja lepas dari bayang-bayang mereka. Aku bisa berjalan dengan ceria tanpa ada satu pun orang yang menghakimiku. Ya, mungkin menjadi seorang traveller adalah profesi yang cocok untuk orang sepertiku. Menjelajahi dunia baru, mempelajari budaya baru tanpa ada ucapan  yang mencela di setiap hariku. Aku harus berusaha lebih keras untuk bisa menghasilkan banyak uang sehingga ku bisa menjadi seorang traveller seperti keinginanku.

Siang ini, aku menikmati keindahan Merlion Park di Singapura. Melihat sungai dan gedung pertunjukkan yang atapnya menyerupai durian yang mereka bilang Esplanade dan juga hotel mewah serta bianglala raksasa yang sangat mencuri perhatianku. Aku sangat bahagia hanya berada disini, menikmati semilir angin sembari merenungkan kehidupanku di Indonesia. Aku tak ingin beranjak dari tempat ini.

Lalu kulihat seorang pria berwajah bersih, memakai kemeja santai, dengan tas punggung berwarna abu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun