Mohon tunggu...
Rie Rie
Rie Rie Mohon Tunggu... -

Saya itu, bisa jadi nyleneh dan membosankan. Atau bisa pula menyenangkan, peduli dan mau mengerti. Entahlah, itu semua tergantung bagaimana Anda mengenal dan menilai saya. Tapi yang pasti saya itu orangnya realistis dan straight forward. Saat ini saya adalah TKW Hong Kong, saya tidak mempunyai mimpi untuk menjadi terkenal atau bos sekembali saya nanti, saya hanya ingin orang lain masih mengenang dan mengingat saya setelah saya mati. Oiya, kalau Anda sempat, kunjungi rumah maya saya di www.babungeblog.blogspot.com Salam.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengkarbit Tujuhbelasan

10 Juli 2012   01:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:07 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika puasa jatuh pada bulan Agustus, maka dosa terhadap bangsa yang kita lakukan secara berjamaah dan dengan kesadaran penuh adalah mengkarbit tujuhbelasan.

Kemarin, Minggu 8 Juli, Konsulat Jenderal Republik Indonesia-Hong Kong (KJRI-HK)  merayakan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-67 dengan membuat panggung gembira. Tenda megah kira-kira seluas 15 x 10 meter persegi ditancapkan di pojok lapangan Victoria Park. Tak beda jauh dengan KJRI, tenda megah dengan panggung besarnya itu tampak angkuh terhadap TKW-Hong Kong karena adanya pagar besi yang diletakkan mengelilingi tenda. Seperti batas antara orang-orang pilihan, undangan dan para well-bred-nya KJRI-HK dengan kungyan atau babu kebanyakan. The Changcutters, (yang menurutku) kelompok band yang enggak jelas jenis kelamin bandnya, dengan suara yang bisa mensegerakan orang sekarat untuk segera mati itu juga dihadirkan. Kalau semua mau jujur, band bentukan TKW-Hong Kong atau Macau jauh lebih bagus kualitasnya. Namun entahlah, mungkin KJRI menilai pengimporan penyanyi atau grup lawak itu adalah cara terpandai untuk menghabiskan anggaran. Atau mungkin juga KJRI sedang terserang virus galau sehingga buntu ide.

Datangnya artis kenamaan Indonesia ke Hong Kong sebenarnya adalah hal yang biasa. Beberapa organisasi TKW yang ada di Hong Kong juga kerap mengundang artis-artis papan atas. Lalu apa hebatnya kalau KJRI-HK mengundang artis-artis tersebut? Tak jauh dari tenda megah dengan artis-artis bersuara amburadul tadi, tiga buah lomba pun digelar. Ada balap karung lengkap dengan karung goni yang diimpor secara khusus dan super spesial dari negara yang sedang sakit yang bernama Indonesia, ada lomba makan kerupuk, ada juga lomba makan jeruk dengan mata tertutup. -panggung gembira dan lomba-lomba- dua hal ini menurut KJRI-HK diadakan untuk memberi semangat dan hiburan. Namun menyemangati apa dan mengibur yang bagaimana saya pribadi (yang tidak sedang terserang virus galau ini) masih belum bisa memahaminya. Bila lomba dan panggung gembira dengan artis-artis ibukota tersebut dikatakan sebagai hiburan, tentu itu tergolong sebagai hiburan yang mahal. Sering saya merenung, coba kalau biaya hiburan sesaat tersebut dialokasikan untuk hiburan jangka panjang bagi TKW. Seperti realisasi perpustakaan yang tak kunjung jadi itu. Pada tenda-tenda kecil (stan) yang mengelilingi tenda besar tersebut juga diadakan pameran Usaha Kecil Menengah (UKM) dari Jawa Timur dan Jawa Barat, perwakilan Kamar Dagang dan Industri dari Bandung, beberapa instansi keuangan (perbankan)dan sedikit stan  pameran produk kreatif TKW. Kalau stan TKW-HK sendiri bisa menunjukkan kreatifitas dari TKW-HK (bros, anting, gelang, kalung, tas anyaman, kembang dari sabun dan manik-manik, fruit carving, baju) sekaligus mempraktekkannya di sana sehingga membuat pengunjung stan tertarik, lain halnya dengan stan UKM.  Jauh-jauh dari Indonesia mereka hanya mengadakan pameran dagang saja. Tas-tas dijejer di atas meja, baju-baju batik digantung di langit-langit tenda dan tentu saja dengan price tag-nya masing masing yang pating klewer. Jadi manfaat apa yang didapat dari perayaan agustusan di bulan juli itu?
Uniknya pula, 2 stan Unit Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (UP3TKI) Surabaya yang menjadi incaran dari TKW-HK sehubungan kebingungan mereka tentang info tentang KTKLN tampak sepi. Tidak ada penunggu satu pun yang berada di stan itu. Maaf, saya berdiri di depan stan selama 10 menit, kemudian duduk di kursi yang berada di stan tersebut selama lima menit, baru kemudian seorang penjaga stan yang ternyata dolan di stan sebelahnya kembali ke stan UP3TKI. Ini adalah 15 menit terlucu sekaligus menjengkelkan yang pernah saya alami. Minggu itu, KJRI-HK tak hanya sukses mengkarbit tujuhbelasan namun juga sukses bersalah kaprah memaknai kemerdekaan sekaligus sukses menghambur-hamburkan anggaran. Apakah memperingati kemerdekaan RI itu selalu harus dengan panggung gembira dan lomba-lomba itu? Apakah memperingati kemerdekaan di bulan puasa (karena puasa jatuh di bulan Agustus) itu sudah tidak sah lagi?  Atau inikah peraturan baru yang dicap sah untuk mengkarbit tujuhbelasan karena puasa di bulan Agustus? Wahai...anak bangsa macam apa kita ini???!!!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun