Mohon tunggu...
Ridwan Mulya Munajat
Ridwan Mulya Munajat Mohon Tunggu... Halaman Profesional

Halaman ini saya buat sebagai tempat khusus untuk mengabadikan momen-momen istimewa dalam bentuk tulisan. Setiap kata di sini bercerita, merekam jejak pengalaman, dan menyimpan kenangan yang ingin dibagikan. Semoga tulisan-tulisan ini menghadirkan inspirasi, nostalgia, dan kehangatan bagi siapa saja yang membacanya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saat Usia Menua, Mereka Butuh Didengar: Pentingnya Bimbingan Sosial Bagi Lansia

25 Juli 2025   15:45 Diperbarui: 25 Juli 2025   15:45 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Kegiatan Bimbingan Sosial) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

"Terkadang mereka hanya butuh didengar, bukan sekedar dikasihani."
Kalimat ini terasa sangat membekas setiap kali saya berinteraksi dengan para lansia ketika berpraktik dalam setting Praktik Pekerjaan Sosial dengan Lanjut Usia (Lansia). Masa tua bukan hanya soal fisik yang melemah, tapi juga perjuangan untuk tetap merasa bermakna di tengah perubahan peran sosial, kehilangan pasangan hidup, atau sekadar menghadapi sepi yang terus membayangi. 

Lansia dan Kebutuhan Akan Relasi Sosial

Masa lanjut usia adalah fase kehidupan yang sarat tantangan. Banyak lansia mengalami penurunan fungsi biologis, kehilangan peran sosial, hingga keterbatasan ekonomi. Namun, seringkali yang luput dari perhatian adalah kebutuhan mereka akan pengakuan diri dan hubungan sosial yang bermakna.

Di sinilah bimbingan sosial mengambil peran penting. Ia bukan sekadar aktivitas pendampingan, melainkan proses membangun kembali harga diri, rasa percaya, dan makna hidup para lansia. Pekerja sosial memiliki posisi strategis untuk menjadi "teman bicara" yang tidak menggurui, tetapi hadir secara empatik.

Bimbingan Sosial sebagai Upaya Pemulihan

Bimbingan sosial bagi lansia tidak melulu tentang memberi nasihat. Ia lebih pada pendekatan psikososial, yang berangkat dari kebutuhan, pengalaman, dan nilai-nilai yang dimiliki lansia itu sendiri.
Bentuknya bisa berupa:

  • Konseling ringan berbasis active listening,

  • Kegiatan kelompok seperti terapi reminiscence, diskusi mengenai hidup yang bermakna,

  • Atau sekadar menjadi pendengar yang sabar dan tulus.

Pendekatan ini mampu mengurangi rasa kesepian, kecemasan, bahkan depresi ringan yang banyak dialami oleh lansia di panti atau yang tinggal sendiri. Bimbingan sosial menjadi jembatan menuju keberdayaan --- bukan karena kita "menolong" mereka, tetapi karena kita memberi ruang agar mereka kembali merasa utuh sebagai manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun