Mohon tunggu...
RIDWAN PUTRA ARDIYANTO
RIDWAN PUTRA ARDIYANTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Saya seorang mahasiswa jurusan Matematika di fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Saya memiliki kesukaan pada bidang sains dan teknologi, sosial, pendidikan, politik, sastra, dan masih banyak lagi yang lainnya. Ketika waktu senggang, biasanya saya melakukan kegiatan membaca buku fiksi maupun nonfiksi. Saya berfokus pada ketelitian, kejujuran, semangat untuk belajar, kemampuan memecahkan masalah, dan mengkombinasikan pemahaman teori matematika yang mendalam dengan aplikasi praktis pada bidang sains dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ketegangan Badai Global dan Implikasinya: Bagaimana Indonesia Bertahan di Tengah Fluktuasi Rupiah?

15 Mei 2024   10:15 Diperbarui: 15 Mei 2024   10:19 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Stabilitas perekonomian global  terancam oleh meningkatnya konflik  di Timur Tengah, khususnya antara Iran dan Israel. Ketegangan geopolitik ini menaikkan harga minyak dan mengganggu pasokan energi di seluruh dunia. Akibatnya, impor minyak dari Indonesia menjadi lebih mahal. Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mengalami perubahan akibat meningkatnya permintaan mata uang asing untuk menutupi biaya impor yang tinggi. Selain itu, ketidakpastian di pasar global juga meningkatkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah sehingga dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Kebijakan ekonomi Federal Reserve, seperti perubahan suku bunga, mempunyai dampak signifikan terhadap nilai dolar AS dan Rupiah. Ketika Federal Reserve menaikkan suku bunga, nilai dolar AS cenderung naik sehingga meningkatkan tekanan terhadap Rupiah. Sebaliknya, ketika Federal Reserve menurunkan suku bunga, nilai dolar AS cenderung turun dan rupiah  menguat. Selain itu, kebijakan ini juga dapat mempengaruhi stabilitas nilai tukar Rupiah karena mempengaruhi masuk dan keluarnya modal asing ke Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia perlu memonitor secara ketat kebijakan Federal Reserve dan mengubah kebijakan ekonominya  untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.

Harga minyak dunia yang meroket akibat  konflik  Timur Tengah dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia, terutama mengingat meningkatnya biaya impor minyak. Meningkatnya harga minyak dunia berarti Indonesia harus mengeluarkan lebih banyak mata uang asing untuk memenuhi kebutuhan energinya, dengan nilai tukar Rupiah yang meningkat di tengah tingginya inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Amerika  akibat meningkatnya tekanan impor minyak. Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak fluktuasi harga minyak global terhadap perekonomian Indonesia, pemerintah harus berupaya mencari  sumber energi alternatif dan memperkuat ketahanan energi nasional.

Ketidakpastian perekonomian global antara lain ketidakpastian nilai tukar rupiah akibat ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dengan negara lain, seperti Tiongkok. Ketidakpastian ketegangan perdagangan yang mempengaruhi ekspor dan impor Indonesia dapat menyebabkan perubahan harga komoditas dan hambatan perdagangan. Ketidakpastian ini juga dapat menyebabkan perubahan signifikan pada permintaan mata uang asing, sehingga berdampak pada nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. Selain itu, potensi penerapan tarif baru dan sanksi perdagangan dapat berdampak pada lingkungan investasi di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Untuk mengurangi dampak ketegangan perdagangan, pemerintah Indonesia perlu memperkuat kerja sama perdagangan dengan negara lain dan mendiversifikasi portofolio ekonomi untuk mengatasi ketidakpastian global. Diversifikasi perekonomian di sektor industri dan pasar ekspor akan membantu menstabilkan pendapatan Indonesia dan mengurangi tekanan terhadap rupiah dengan mengurangi ketergantungan pada sektor dan pasar tertentu. Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter yang konsisten dapat menjaga kepercayaan investor dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini akan membantu Indonesia menjadi lebih tangguh terhadap perubahan global dan menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dengan meningkatkan produksi lokal, mendorong investasi dalam negeri, dan mendukung usaha kecil dan menengah (UMKM).

Perubahan  neraca perdagangan Indonesia berdampak signifikan terhadap permintaan mata uang asing dan nilai tukar Rupiah. Ketika neraca perdagangan positif, yaitu ketika ekspor melebihi impor, maka aliran masuk mata uang asing ke dalam negeri meningkat dan nilai tukar rupiah cenderung terapresiasi. Sebaliknya jika neraca perdagangan defisit maka permintaan mata uang asing untuk membayar  impor akan meningkat dan nilai tukar rupiah akan terdepresiasi. Daya saing ekspor Indonesia di pasar dunia dan inflasi dalam negeri dapat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar Rupiah. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor, pemerintah perlu meningkatkan ekspor, terutama produk-produk bernilai tambah tinggi, dan memperkuat industri dalam negeri.

Investor mungkin enggan menanamkan modalnya di Indonesia jika indikator ekonomi seperti pertumbuhan PDB, inflasi, dan suku bunga menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan. Pasalnya, perubahan situasi perekonomian Indonesia dapat mempengaruhi pandangan investor dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hal ini dapat menyebabkan penarikan dana asing dari pasar keuangan dan memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah. Di sisi lain, kinerja perekonomian yang kuat dan stabil dapat menarik investor, mendorong aliran modal masuk, dan memperkuat nilai tukar rupiah. Jika pemerintah ingin mempertahankan nilai tukar yang stabil, mereka harus berupaya memperbaiki lingkungan investasi melalui kebijakan ekonomi yang konsisten, stabilitas politik, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan pemerintah Indonesia dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar Rupiah sangat penting untuk menjaga stabilitas. Langkah yang efektif adalah Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran valuta asing. Selain itu, kebijakan moneter yang ketat membantu mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar. Untuk menjaga kepercayaan investor dan stabilitas perekonomian, pemerintah juga dapat menerapkan kebijakan fiskal yang responsif, seperti pengelolaan utang publik yang bijaksana. Untuk meningkatkan cadangan devisa perlu dilakukan diversifikasi produk dan pasar serta penguatan industri ekspor. Secara keseluruhan, mengambil langkah-langkah yang konsisten dan tepat waktu sangat penting untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian perekonomian global.

Penulis :

Ridwan Putra Ardiyanto

Mahasiswa Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun