Namanya Api, ia bisa membesar dan juga bisa meredup. Ketika bahan bakarnya habis, maka api itu juga akan sirna, tak bertenaga. Api dalam diri terbagi menjadi negatif dan positif. Api negatif adalah hawa nafsu, amarah, kebencian, pemusuhan dan sejenisnya. Sementara ada Api Positif, yaitu semangat dan tekad.
Padamkan api amarah dan kebencianmu yang menyebabkan kerusakan dan permusuhan. Hidupkan Api semangat dan tekadmu untuk berkarya dan menciptakan suasana penuh perdamaian, keadilan dan persatuan.
Api semangat ini juga harus dijaga agar tidak redup dan sirna, yang lalu akan berganti dengan api kebencian dan permusuhan. Cara menjaganya dan menghidupkannya pula ada dua, yaitu...?
Ketika seseorang menjalani sebuah perjuangan untuk mencapai suatu tujuan mulia (cita-cita), maka yang paling utama dari padanya adalah semangat. Bahan bakar semangat adalah sesuatu yang kamu olah dan capai sebagai tahap dalam perjalan menuju tujuan atau cita-cita mu itu. Ketika kamu menjalani sebuah pendidikan, awal mulanya kamu sangat bersemangat. Seiring waktu dan kesibukan, akhirnya semangat itu mulai pudar. Dikarenakan rasa lelah, jenuh dan jengah (mungkin).
Akhirnya semangatmu meredup dan langkahmu menjalani pendidikan mulai berkurang dan menurun. Bagaimana menyalakan dan menghidupkan kembali semangat yang redup itu...?
Caranya adalah kamu harus membangkitkan semangat itu dari dalam diri, dari dalam jiwamu. Karena yang paling bisa membantu menghidu[kan dan menjaga semangatmu hanyalah dirimu sendiri. Sebab dirimulah yang paling tahu bahan bakar apa yang tepat digunakan dari jalanmu itu untuk bisa menyulut api semangat di dalam dirimu untuk kembali berkobar dan menyala.
Berkumpul dengan orang-orang tersayang dan terdekat, mampu membangkitkan gairah serta semangatmu untuk mencapai cita-cita dan meraih kebahagiaan.
Ada cara yang kedua. Yaitu ketika semangatmu sedang dalam kondisi baik atau stabil, kamu harus menularkan semangatmu itu. Kamu sulutkan semangat itu kepada orang lain yang ada dalam hidupmu, seperti keluarga, saudara, sahabat atau teman seperjuanganmu. Agar kelak, ketika semangatmu meredup dan kamu membutuhkan pertolongan, kamu bisa menemuinya untuk mendapatkan sulutan semangat dari padanya.
Bukankah itu guna dari teman, sahabat, saudara dan rekan seperjuangan...?