Mohon tunggu...
Ridho Sufuan
Ridho Sufuan Mohon Tunggu... Mahasiswa - 2000005363|UAD

Mahasiswa UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menuntun Perkembangan Anak di Masa Pandemi

25 Juni 2021   10:31 Diperbarui: 25 Juni 2021   10:57 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi  covid-19 muncul di Indonesia sekitar awal tahun 2020. Seolah semua dikejutkan dengan kedatangan  wabah virus ini. Dari kasus pertama yang terindentifikasi di Jakarta secara cepat merambat ke seluruh negeri. Banyak pihak yang merasakan dampaknya, bahkan semua aspek kehidupan mendapat pengaruh dari pandemi covid-19. Seolah semua dituntut untuk beradaptasi dengan keadaan.

Semua lini masyarakat dan segala aspek kehidupan yang berjalan di tengah masyarakat  mau tidak mau dituntut untuk berdamai dengan pandemi. Dari kegiatan ekonomi, sosial, politik sampai pendidikan juga diharuskan bersahabat dengan pandemi. Pemerintah tak serta merta mengambil sikap dan tindakan. Banyak yang menjadi pertimbangan karena ini menyangkut keselamatan orang banyak. Pemberlakuan PSBB hingga penerapan New Normal  juga telah dilakukan.

Terlebih pada kegiatan pendidikan, dimana yang awalnya kegiatan belajar dilakukan secara normal tatap muka di sekolah. Sekarang digantikan dengan kegiatan belajar daring melalui berbagai platform sebagai bentuk adaptasi dengan keadaan pandemi. Memang banyak kendala dan hambatan di awal karena masa pembiasaan. Namun semakin lama semua mulai terbiasa. Pemerintah juga mengambil keputusan untuk menyederhanakan capaian kurikulum bagi siswa sebagai bentuk toleransi karena adanya pandemi. Mengingat masa adaptasi memang mempengaruhi kualitas belajar dari siswa. Alhasil ditiadakannya Ujian Nasional dan Ujian Sekolah.

Pembelajaran daring di rumah mengandalkan tanggung jawab dari siswa untuk sadar bahwa memiliki tugas untuk belajar. Mempersiapkan segala fasilitas belajar juga menjadi beban bagi para peserta didik. Tetapi ini sekaligus menjadi hambatan bagi para peserta didik karena keterbatasan mereka untuk mengadakan semua fasilitas yang diperlukan. Maka disinilah pemerintah berkewajiban untuk memberi bantuan kepada pesrta didik dalam memberikan fasilitas belajar sebagai solusi keterbatasan mereka.

Tak hanya peserta didik, tenaga pendidik seperti seorang guru juga dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif membuat model pembelajaran yang menarik. Memilih dan menentukan metode yang paling efektif bagi pesrta didik agar pembelajaran  berjalan dengan efektif. Maka dari itu pemnafaatan teknologi kini semakin terasa keuntungannya dengan adanya penggunaan berbagai platform sebagi penunjang kegiatan belajar. Hal ini dilakukan agar siswa dapat lebih mudah memhami materi yang diberikan. Disini pemerintah juga tak ambil diam, mereka memberikan fasilitas pelatihan dan pengarahan bagi para tenaga pendidik untuk meningkatkan kompetensi di bidang pemanfaatan teknologi sebagai langkah mempermudah kegiatan belajar.

Kini terlihat juga peran orangtua dan lingkungan masyarakat dalam mendampingi anak untuk belajar. Karena mereka sebagai pihak terdekat untuk menjadi pendamping para peserta didik. Mereka bertugas untuk memberikan pengawasan kepada peserta didik agar tidak menyeleweng. Bertugas memberi dukungan semangat untuk anak agar terus konsisten dalam belajar.

Namun pada kenyataan dilapangan saat ini berbanding terbalik dengan  yang diharapkan. Banyak dari peserta didik tak sadar dengan tanggung jawabnya sebagai siswa. Mereka seakan acuh dengan materi dan tugas  yang diberikan. Mereka kehilangan semangat belajar. Hal ini terjadi akibat metode pembelajaran yang dilakukan seolah membosankan untuk dikuti. Hingga kasus yang terparah banyak diantara mereka putus sekolah karena tidak bisa mengikuti pelajaran. Hal ini akan berdampak pada perkembangan intelegen anak yang seharusnya dapat ditingkatkan di bangku sekolah.

Pada pembelajaran normal mereka dapat menjalin interaksi dengan teman atau individu lain. Sebagai sarana menumbuhkan kemampuan berhubungan dengan orang lain. Tetapi di masa pandemi seperti saat ini, mereka terhambat untuk bertemu dengan orang lain. Alhasil mereka tidak dapat berinteraksi dengan orang lain yang mengakibatkan penghambatan dalam meningkatkan kemampuan berinteraksi. Karena mengingat, interaksi merupakan hal terpenting yang harus dilakukan untuk meningkatkan tumbuh kembang anak.

Adanya hambatan interaksi yang dijalin pesrta didik berakibat pada kurangnya anak dalam mengenali dirinya sendiri. Mempengaruhi pembentukan karakater anak. Serta hal yang menjadi kekhawatiran ialah pengaruh lingkungan yang kurang baik akan berdampak pada perubahan sifat dan sikap anak. Beruntung apabila anak mendapat pendampingan dan dukungan yang positif dari orangtua serta lingkungan sekitarnya.

Jadi pada masa pandemi seperti saat ini, tak hanya ancaman fisik saja yang didapat. Namun juga ancaman psikologis yang dibebani kepada anak. Maka dari itu guru sebagai tenaga pendidik jangan sampai lepas memberikan bimbingan kepada peserta didiknya. Lalu peran orang tua yang harus selalu memberikan pengawasan dan dukungan moral agar anak terus memiliki motivasi belajar. Lingkungan masyarakat juga memiliki peran untuk menciptakan suasana nyaman untuk anak meningkatkan kemampuan pada dirinya. Dengan singkatnya Tripusat pendidikan harus bersinergi untuk memberikan fasilitas terbaik bagi anak dalam belajar dan mengembangkan kompetensi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun