Mohon tunggu...
Ridho Putranto
Ridho Putranto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah” (Pramoedya Ananta Toer)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam dan Humanisme: Mendedah Kembali Nilai Kemanusiaan di Era Pasca Modern

6 Januari 2023   18:05 Diperbarui: 6 Januari 2023   18:14 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Entah dia seiman atau tidak, sebangsa atau tidak, sesuku atau tidak, seras atau tidak, setidaknya kita dapat menunjukkan wajah islam yang sebenarnya yaitu rahmatan lil' alamin yang menjunjung tinggi rasa cinta, kasih sayang dan perdamaian bagi sesama umat manusia.

Dan ini telah dipraktikkan langsung oleh sang suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW ketika beliau menjadi pemimpin di kota yang sekarang kita kenal sebagai Madinah atau yang dulunya dikenal sebagai Yatsrib. Disana, beliau menciptakan suatu bentuk komunitas masyarakat yang bertumpu pada pengamalan nilai-nilai ajaran agama secara substantif dan bukan hanya sekadar formalistik. Tipe masyarakat yang dimaksud adalah "masyarakat madani" yang memegang prinsip-prinsip fundamental kemanusiaan seperti contohnya ialah asas persamaan derajat manusia (egalitarianisme).

Masyarakat madani (civil society) menciptakan suatu masyarakat berperadaban yang diakui oleh seorang sosiolog berkebangsaan Amerika, yakni Robert N. Bellah yang menyatakan bahwa masyarakat madani yang dibentuk oleh Rasulullah SAW di Madinah merupakan bentuk awal dari negara demokrasi modern. Ini merupakan pelajaran historis yang penting bagi umat islam terkhususnya.

Kembali lagi ke pokok permasalahan, kehidupan sosial-budaya di era pasca modern berbeda dengan era-era sebelumnya. Di era pasca modern, isu kemanusiaan adalah isu yang sering disuarakan oleh para aktivis mengingat banyak sekali isu-isu kemanusiaan yang digugat seperti pelanggaran hak asasi manusia (HAM), kekerasan dengan motif rasisme & gender, perang yang berkepanjangan, konflik dengan sentimen anti-SARA, dll. 

Humanisme ala barat yang cenderung sekuler dianggap gagal dalam mengatasi berbagai penyimpangan kemanusiaan yang ada. Term humanisme di zaman sekarang telah dikuasai oleh beberapa golongan tertentu yang dipakai untuk melanggengkan kepentingan mereka. Dalam artian, humanisme sudah tidak lagi humanis.

Disinilah peran dari agama islam untuk bagaimana menjadi pilar untuk meneguhkan kembali etos kemanusiaan. Karena spirit humanisme yang diajarkan oleh islam adalah kemanusiaan yang dilandasi oleh ketuhanan (habluminannas wal hablumminallah) sehingga segala bentuk amalan yang bersifat kemanusiaan dalam islam, tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariat yang ada.


Ilmu pengetahuan sebagai ciri dari modernisasi memiliki tanggung jawab etika dalam pembentukan karakteristik manusia yang lebih unggul demi terwujudnya peradaban modern (modern civilization) di masa yang akan datang. Untuk terciptanya peradaban modern, tugas dari ilmu pengetahuan harus menjadi suatu agen revolusi mental yang berlandaskan asas ketuhanan dan asas kemanusiaan. 

Dan yang terakhir, sebagai manusia yang beragama dan memiliki dorongan untuk kebaikan, sudah semestinya kita menjadikan nilai-nilai agama yang bertujuan untuk menegakkan kebaikan antar sesama manusia maupun makhluk hidup lainnya untuk melawan disintegrasi moral akibat modernisasi yang merampas harkat dan nilai-nilai kemanusiaan. Karena, pada dasarnya, kebenaran dari agama lahir dari hati nurani manusia sebagai makhluk yang mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun