Mohon tunggu...
Ridho Pangestu
Ridho Pangestu Mohon Tunggu... Wiraswasta - 1900030250

Manusia kurang ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Konvergensi Media!

12 April 2021   14:14 Diperbarui: 12 April 2021   14:19 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Konvergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan. Konvergensi media biasanya merujuk pada perkembangan teknologi komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan.Media massa kini tidak hanya didominasi oleh media cetak dan elektronik.
Seiring kemajuan teknologi yang semakin cepat, muncul sebuah media baru
bernama internet. Media baru inilah yang kemudian pelan-pelan menjadi salah
satu pemenuhan informasi yang dibutuhkan manusia. Beragam informasi dapat
dinikmati lewat internet yang kemudian menjelaskan dirinya sebagai new media.
Seperti halnya sebuah kota, internet berkembang menjadi lebih kompleks dan
komplit. Hanya dengan mengetik sebuah key word dalam kolom search engine, kita dapat menemukan semua informasi yang dibutuhkan. Mulai dari informasi
tentang teman dekat kita sampai berita politik di belahan dunia lainnya. Hal ini
yang membuat internet semakin digemari karena telah menyempitkan batas ruang
dan waktu. Bersamaan dengan semakin berkembangnya internet, media massa
konvensional juga berlomba-lomba mengalami perkembangan, yakni dengan
konvergensi media. Hal ini terlihat pada media cetak yang saling berintegrasi
dengan media online, media massa yang menggunakan teknologi internet dalam
proses penyampaian pesannya.Konvergensi media dilakukan tidak semata-mata hanya untuk mengikuti perkembangan teknologi saja. Saling berintegrasinya media massa konvensional dengan media online, memungkinkan terjadinya perluasan cakupan dalam skala apapun. Baik perluasan jaringan, perluasan khalayak hingga perluasan interaksi
yang muncul.Perkembangan media online tidak berhenti pada adanya website saja, kemudian
muncul situs jejaring sosial yang ternyata diterima dengan baik oleh masyarakat
dunia. Pada Februari 2004, muncul situs jejaring sosial, Facebook, yang
digawangi oleh Mark Zuckerberg.
 Hingga tahun 2012, Facebook telah memiliki
846 juta pengguna aktif Keberadaan Facebook menelurkan budaya baru dalam masyarakat dunia yang terbiasa dengan komunikasi tatap muka, yakni komunikasi langsung melalui media internet. Seorang pengguna dapat merasakan timbal balik dari pengguna
lainnya, dengan berbagi foto, diskusi dalam forum, hingga mengutarakan perasaan
sebagai status updates.Layaknya budaya latah, kemudian muncul beberapa situs jejaring sosial
lainnya seperti Twitter. Twitter yang digawangi oleh Jack Dorsey pada Juli 2006 merupakan jejaring sosial berupa mikroblog, sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan, yang disebut kicauan (tweet).
Dibatasi hanya 140 karakter, pengguna harus dapat memaksimalkan isi pesan yang akan dikirimkan. User dapat melihat tweet pengguna lainnya yang disebut follower dan mem-follow akun tersebut.Seperti manusia yang tak pernah merasa puas, pola interaksi yang terjadi di
Twitter juga semakin kompleks. Mulai dari munculnya akun yang menge-tweet
seputar informasi baru hingga tweet guyonan. Kegunaan dan manfaat dari Twitter
dapat berkembang menjadi sangat besar karena bentuk dan cara kerjanya yang
sederhana. Tidak sedikit brand nasional dan lokal yang memanfaatkan Twitter
untuk berinteraksi secara langsung dengan konsumennya,Hal yang sama juga dilakukan oleh media massa konvensional, seperti surat
kabar dan televisi untuk penyebaran penyampaian informasi dan berita.
Konvergensi media juga tidak terlepas dari implikasi negatif, yaitu :
Perubahan gaya hidup masyarakat yang menjadi kecanduan teknologi (cybermedia dancybersociety).
Adanya ketergantungan teknologi dimana segala sesuatu menjadi serba praktis dan otomatis. Menurut saya teknologi yang praktis memang bagus karena mempercepat dan memudahkan, namun hal ini juga bisa menjadi buruk jika kita tidak bijak menggunakannya,mengapa? Karena dengan adanya praktis kita cenderung menjadi orang yang “malas” dimana segala yang otomatis akan mempercepat hilangnya pekerjaan karena pekerjaan manusia sudah bisa digantikan dengan teknologi yang canggih.

Ridho pangestu

Uad

1900030250

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun