Mohon tunggu...
ridho kurniawan 2205135802
ridho kurniawan 2205135802 Mohon Tunggu... Mahasiswa

MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PPDB Zonasi: Problematika Niat Baik yang Tak Sepenuhnya Terwujud di Lapangan

11 Juni 2025   13:45 Diperbarui: 13 Juni 2025   15:18 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Alif Muhammad Taufiq, Rafi Rizqullah, Ridho Kurniawan, Teuku Aditya Rian Syaputra

Artikel Ini untuk sebagai pemenuhan tugas kuliah Isu Isu Kontemporer Pendidikan Kewarganegaraan 

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi, yang resmi diatur oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2017, mulanya datang dengan niat mulia: mewujudkan pemerataan kualitas pendidikan dan akses yang adil bagi semua anak bangsa. Tujuannya jelas, agar tidak ada lagi "sekolah favorit" yang hanya diisi siswa berprestasi, dan semua sekolah diharap punya kualitas setara. Ide ini juga ingin mendorong pemerintah daerah untuk serius membenahi kualitas semua sekolah, bukan cuma segelintir saja.

Namun, seperti koin dua sisi, niat baik ini ternyata memiliki sisi lain yang tak kalah kompleks. Di lapangan, implementasi PPDB zonasi menghadapi banyak drama dan tantangan. Bukannya menyelesaikan masalah ketimpangan, tak jarang sistem ini justru menciptakan persoalan baru, dari manipulasi data sampai dampak psikologis pada siswa.

Dulu Beda, Sekarang Bagaimana?

Mari kita lihat ke belakang sedikit. Sebelum zonasi, sistem penerimaan siswa didominasi oleh nilai Ujian Nasional (UN) atau prestasi. Siapa yang nilainya tinggi atau punya prestasi gemilang, dia bisa memilih sekolah mana pun.

Kelebihan sistem lama:

  • Mendorong kompetisi belajar yang sehat.

  • Memberi penghargaan bagi siswa berprestasi.

  • Sekolah bisa fokus mengembangkan keunggulan akademis/non-akademis.

Namun, kekurangannya jauh lebih serius:

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun