Mohon tunggu...
Petani Itu Keren
Petani Itu Keren Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memerhatikan Dunia Pertanian dan Peternakan Indonesia. Mendukung penyejahteraan petani sebagai pahlawan pangan nasional.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Optimisme Potensi Jagung Indonesia

5 Oktober 2018   15:46 Diperbarui: 5 Oktober 2018   16:09 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kondisi ini sesuai dengan hitungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) Kementan, bahwa produksi jagung diperkirakan mencapai 30 juta ton pipilan kering (PK) pada 2018. Ini didukung luas panen per tahun yang rata-rata meningkat 11,06 persen dan produktivitas rata-rata meningkat 1,42 persen seperti tercantum dalam ARAM I BPS pada 2018.

Sementara berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, kebutuhan jagung tahun ini diperkirakan sebesar 15,5 juta ton. Terdiri atas pakan ternak sebesar 7,76 juta ton PK, peternak mandiri 2,52 juta ton PK, untuk benih 120 ribu ton PK, dan industri pangan 4,76 juta ton PK.

"Artinya kita masih surplus sebesar 12,98 juta ton PK. Bahkan Indonesia telah mengekspor jagung ke Filipina dan Malaysia sebanyak 372.990 ton", urai Gatot.

Lonjakan ekspor jagung tinggi tahun ini memang cukup tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor jagung selama Januari-Juli 2018 mencapai 302.520 ton. Angka itu 14 kali lebih banyak dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, yang tercatat 22.230 ton. Atau 10 kali lebih dibandingkan semester I-2016 yang 27.870 ton, bahkan akumulasi ekspor sepanjang tahun 2016 dan 2017.

Gatot tak menampik harga jagung naik pada musim-musim tertentu, namun bukan berarti ada masalah pada produksi dan pasokan. Ia menjelaskan kebutuhan jagung untuk pabrik pakan sebesar 50 persen dari total kebutuhan nasional. Sehingga sensitif terhadap gejolak. Ditambah lagi beberapa pabrik pakan tidak berada di sentra produksi jagung.  Ada setidaknya 93 pabrik pakan di Indonesia yang tersebar di 11 propinsi.

"Beberapa pabrik pakan di daerah seperti, Banten, Jakarta, Kalbar, dan Kalsel, tidak berada di sentra produksi jagung," jelas Gatot.

Sejak Pemerintah Ubah HPP, Gunung Hingga Kuburan Ditanami Jagung

Pertanaman jagung di tanah air belakangan ini semakin bergairah. Kementerian Pertanian mencatat produksi jagung meningkat hingga 4 juta ton. Menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, hal ini berkat langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengubah harga pokok penjualan (HPP).

Amran menjelaskan, harga jagung sebelumnya dibanderol Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per kilogram (kg). Nilai itu dinilai terlalu rendah hingga bisa merugikan para petani jagung.

"Ini atas kebijakan Bapak Presiden mengeluarkan HPP. Itu Pepres harga jagung dulu hanya Rp 1.000 sampai Rp 1.500 per kg. Kalau petani rugi, berhenti berproduksi kan jadi sekarang kita naikkan HPP," kata Amran kepada detikFinance dalam acara Blak-blakan di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (17/9/2018).

Lebih lanjut, Jokowi pun mengubah harga jagung menjadi Rp 3.150 per kg. Berkat langkah tersebut, produksi jagung ikut meningkat hingga 4 juta ton karena petani merasa diuntungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun