Hampir tidak pernah sekali pun aku berjanji sama temanku akan bisa melakukan sesuatu. Karena aku lebih memilih bilang "Insya Allah" untuk hal serupa itu. Tapi karena kebanyakan orang salah memaknainya, kadang aku malah lebih memakai kalimat, "aku gak janji, tapi aku usahain bisa." Aku berusaha menyesuaikan kata-kataku, agar yang aku ajak ngomong tak salah paham.
Dulu aku pernah bilang Insya Allah ke temanku dan dia bertanya, "Insya Allah-nya Bahasa Arab apa Bahasa Indonesia?" seketika itu aku tersenyum-senyam. Ternyata dia tak sebodoh yang aku su'udzonkan. Dia paham bedanya. Lalu, aku bilang, "Bahasa Arab." Iya, Insya Allah sudah mengalami perubahan arti di Indonesia. Mayoritas orang memakai kata Insya Allah dengan konotasi: tidak tahu pasti bisa atau tidaknya, tapi cenderung ke tidak, bahkan kadang dipakai orang untuk bilang tidak secara halus. Dan sementara yang aku tahu, Insyaallah itu artinya menurut Bahasa Arab adalah jika Allah berkehendak. Dan kata itu biasanya dipakai untuk menggantikan kata "iya, bisa," atau mungkin bisa dikatakan pula seperti "janji." Tapi maksudnya, tidak sepenuhnya janji, karena memang begitulah manusia itu: tidak bisa berjanji. Satu-satunya yang bisa janji adalah Allah, karena hanya Dia yang bisa memastikan bisa atau tidaknya sesuatu akan terjadi, bukan kita sama sekali, maka kita ucapkanlah Insyaallah, jika Allah berkehendak.
Jadi insyaallah itu maknanya cenderung ke janji bisa, tetapi kita punya kesadaran bahwa kita sebenarnya tidak bisa memastikan, tetapi kita hanya bisa berusaha memastikan.
Hayoo.. siapa yang biasa mengumbar janji? Dan hayoo.. siapa yang biasa mengumbar Insyaallah tidak pada tepatnya? Iya, tidak tepat pada tepatnya.