Mohon tunggu...
Muhamad Baqir Al Ridhawi
Muhamad Baqir Al Ridhawi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lagi belajar nulis setiap hari.

Blogku sepi sekali, kayaknya cuma jadi arsip untuk dibaca sendiri. Hohohoho. www.pesanglongan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Insya Allah tapi Konotasi

13 Februari 2021   13:58 Diperbarui: 13 Februari 2021   14:10 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hampir tidak pernah sekali pun aku berjanji sama temanku akan bisa melakukan sesuatu. Karena aku lebih memilih bilang "Insya Allah" untuk hal serupa itu. Tapi karena kebanyakan orang salah memaknainya, kadang aku malah lebih memakai kalimat, "aku gak janji, tapi aku usahain bisa." Aku berusaha menyesuaikan kata-kataku, agar yang aku ajak ngomong tak salah paham.

Dulu aku pernah bilang Insya Allah ke temanku dan dia bertanya, "Insya Allah-nya Bahasa Arab apa Bahasa Indonesia?" seketika itu aku tersenyum-senyam. Ternyata dia tak sebodoh yang aku su'udzonkan. Dia paham bedanya. Lalu, aku bilang, "Bahasa Arab." Iya, Insya Allah sudah mengalami perubahan arti di Indonesia. Mayoritas orang memakai kata Insya Allah dengan konotasi: tidak tahu pasti bisa atau tidaknya, tapi cenderung ke tidak, bahkan kadang dipakai orang untuk bilang tidak secara halus. Dan sementara yang aku tahu, Insyaallah itu artinya menurut Bahasa Arab adalah jika Allah berkehendak. Dan kata itu biasanya dipakai untuk menggantikan kata "iya, bisa," atau mungkin bisa dikatakan pula seperti "janji." Tapi maksudnya, tidak sepenuhnya janji, karena memang begitulah manusia itu: tidak bisa berjanji. Satu-satunya yang bisa janji adalah Allah, karena hanya Dia yang bisa memastikan bisa atau tidaknya sesuatu akan terjadi, bukan kita sama sekali, maka kita ucapkanlah Insyaallah, jika Allah berkehendak.

Jadi insyaallah itu maknanya cenderung ke janji bisa, tetapi kita punya kesadaran bahwa kita sebenarnya tidak bisa memastikan, tetapi kita hanya bisa berusaha memastikan.

Hayoo.. siapa yang biasa mengumbar janji? Dan hayoo.. siapa yang biasa mengumbar Insyaallah tidak pada tepatnya? Iya, tidak tepat pada tepatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun