Renovasi Rumah di Tengah Pandemi

Siapa sangka Tuhan akan memberikan ujian kesabaran di bulan Ramadan dan di tengah pandemi. Saya dan sekeluarga berencana untuk merenovasi rumah setelah lebaran selesai, namun kondisi rumah berkata lain. Tiba-tiba suatu hari plafon rumah jatuh, untung saja tidak melukai orang rumah. Namun kegiatan sahur dan berbuka harus diakali dengan cara lain dengan memindahkan meja ke teras rumah dan ibadah dilakukan bersama di dalam kamar. 

Pekerjaan rumah selanjutnya adalah mencari tukang untuk dapat memperbaikinya. Mengingat kami sudah menjalankan karantina di rumah saja selama pandemi ini, berat rasanya untuk mengundang orang lain ke rumah. 

Namun kenyataannya mencari tukang tidak semudah pada hari-hari biasanya. Kebanyakan tukang sudah berada di kampungnya jauh dari sebelum bulan Ramadan, akhirnya perncarian berlanjut melalui mesin pencari dan pada akhirnya kami menemukan tukang yang bersedia untuk melakukan perbaikan.

Perbaikan rumah kali ini berbeda dari sebelumnya, Saya sebagai pemilik rumah juga berusaha tetap melakukan preventif dengan memastikan tukang dalam keadaan sehat setiap harinya. 

Selain itu juga tetap berusaha menerapkan physical distancing dengan menjaga jarak satu sama lain dan paling mudah adalah dengan mengamankan diri di kamar masing-masing. Ujian kesabaran ini membuat saya merefleksi hal yang terjadi selama dua bulan kebelakang. 

Sampai kapan kondisi akan tetap seperti sekarang, pada akhirnya kita hanyalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan satu sama lain. Tanpa disadari ada pergesaran kebiasaan dan perilaku yang timbul dengan penyebaran virus COVID-19, namun harus sama-sama dilakukan untuk kepentingan bersama seperti dengan memastikan satu sama lain dalam keadaan sehat, menggunakan masker, mencuci tangan dan lain sebagainya.

Dengan hal yang terjadi di rumah, Saya mulai harus menerima bahwa keadaan ini akan menciptakan sebuah kegiatan normal yang baru. Butuh waktu untuk dapat kembali seperti keadaan normal yang selama ini dijalani. Sedih tentunya, tapi semua tetap harus berjalan dan dihadapi. Menanamkan kepada diri sendiri untuk tidak bersikap parno terhadap keadaan yang dihadapi juga menjadi tugas pribadi. 

Tetap berpikir positif, berdoa dan berusaha untuk menjaga kebersihan dan himbauan kesehatan yang diberikan merupakan cara terbaik untuk melalui hari-hari. 

Sekarang keadaan rumah masih dalam perbaikan dan harus dilakukan secara bertahap mengingat sudah memasuki pertengahan bulan Ramadan. Ingin rasanya renovasi dapat dilakukan di waktu yang bersamaan agar tidak menguras tenaga untuk memindahkan dan menyusun kembali perabotan di rumah. 

Tetapi tidak bisa seegois itu, harus belajar untuk menerima dan mensyukuri masih memiliki atap yang dapat melindungi dari teriknya matahari dan dinginnya malam. Di sisi lain juga melihat ini sebagai bentuk berbagi rezeki dengan mereka yang menjadikan renovasi rumah sebagai mata pencaharian.