Kemarin saya dapat kabar, ada tiga kerabat kami yang dirumahkan dari tempat kerjanya. Saya duga ini akibat dari Covid-19. Yang saya pernah baca di media pekan lalu, angkanya sudah mencapai 12 juta lebih orang yang dirumahkan dan atau di-PHK karena kasus Corona ini di Indonesia. Saya tidak tahu, apakah ini ujian atau bencana. Yang pasti, kami yang muda-muda ini dituntut untuk belajar dari setiap kejadian. Bahwa di balik semua ini pasti ada hikmahnya.
Belajar dari beberapa senior, dalam hidup ini ada yang bisa dikendalikan oleh manusia dan ada pula yang tidak. Lahir, mati dan bencana alam adalah tiga hal yang sudah pasti di luar kendali kita. Akan halnya rejeki, ada yang setuju dan ada pula yang tidak setuju bahwa rejeki itu sudah ada Yang Maha Mengatur. Sementara yang lain berpendapat, rejeki itu ada kaitannya dengan usaha manusia. Prinsip bawa usaha tidak pernah mengkhianati hasil adalah yang saya anut. Kita sebagai manusia memang harus bekerja supaya mendapat rejeki. Sesudah itu Yang Maha Mengatur lah yang memutuskan berapa jumlah rejeki yang kita terima.
Saya melihat pengalaman beberapa senior yang saya juga bisa belajar darinya. Pelajaran yang saya dapat adalah sebaiknya kita memiliki multi skills untuk mengantisipasi masa depan. Kita tidak tahu apakah orang-orang di masa yang akan datang masih suka makan roti misalnya. Makanya jangan hanya bisa membuat atau bergantung pada roti. Mencari makanan alternatif selain roti adalah contoh konkritnya. Bisa singkong, bisa ubi yang dimodifikasi. Atau cukup buah-buahan dalam bentuk Fruit Salad yang dimodifikasi? Â Boleh jadi yang demikian patut kita fikirkan.
Selain sebagai perawat profesi saya, saat ini saya sedang dalam proses belajar Bahasa Jerman. Saya juga belajar Bahasa Inggris. Di samping itu saya belajar bagaimana menyablon. Saya juga belajar menulis, menjual buku, mengurus pelatihan, mempertajam pembuatan video, melihat-lihat harga mesin adonan kue, dll. Intinya, saya tidak milah-milih untuk memperkaya keterampilan buat bekal di masa yang akan datang. We don't know what is going to happen.
Impian saya kerja di luar negeri. Namun siapa tahu Allah SWT Memiliki Kehendak lain. Artinya, ada yang bisa saya kendalikan, tapi saya sadar takdir mungkin berbicara lain. Persis sama dengan kejadian yang menimpa kita saat ini, yang menimpa kerabat saya. Ada kejadian yang tiba-tiba membuat kita terkejut, yang membuat kita tidak siap.
Masa depan selalu penuh misteri. Meski demikian, kita harus optimis, bahwa masih banyak alternatif pilihan untuk mengisi hari depan. Jangan sampai terlambat dn ketemu jalan buntu. It will too late. Selagi masi muda, saya tidak ingin apa yang menimpa kepada 12 juta lebih warga Indonesia yang kehilangan pekerjaan ini terjadi pada diri saya. Saya ingin menjemput masa depan nanti dengan antusiasme dan optimism. No pain, no gain.
Malang, 7 Mei 2020.
Ridha Afzal
WA: 0823-6815-5600