Di tengah geliat pembangunan desa di Indonesia, Nagari Batu Palano di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, memiliki peluang emas untuk menjadi pionir ekonomi mandiri melalui harmonisasi kebijakan fiskal dan moneter lokal. Dengan kekayaan alam dan warisan budaya Minangkabau, daerah ini berpotensi membangun model pembangunan berkelanjutan yang bisa menjadi percontohan nasional.
Realitas Ekonomi yang Perlu Dibenahi.
Saat ini, perekonomian Nagari Batu Palano masih bertumpu pada sektor pertanian tradisional dengan nilai tambah rendah. Ketergantungan pada dana transfer pemerintah masih tinggi, sementara pendapatan asli nagari belum optimal. Akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal juga terbatas, memaksa pelaku usaha mikro dan petani beralih ke pembiayaan informal dengan bunga mencekik.
Reformasi Fiskal untuk Kemandirian
Reformasi kebijakan fiskal di Nagari Batu Palano harus difokuskan pada dua aspek utama. Pertama, pengembangan Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) sebagai mesin ekonomi yang dikelola profesional. BUMNag dapat mengembangkan usaha berbasis potensi lokal---ekowisata pegunungan, pengolahan hasil pertanian organik, dan jasa keuangan mikro---yang hasilnya digunakan untuk reinvestasi dan program pembangunan.
Kedua, restrukturisasi belanja nagari dengan prioritas pada investasi produktif. Penerapan penganggaran berbasis kinerja perlu dilakukan untuk memastikan setiap rupiah berkontribusi nyata pada pembangunan ekonomi. Transparansi anggaran juga harus ditingkatkan untuk membangun kepercayaan publik.
Inovasi Moneter Lokal
Meskipun kebijakan moneter makro adalah domain pemerintah pusat, Nagari Batu Palano dapat mengembangkan instrumen keuangan mikro adaptif. Pembentukan Lembaga Keuangan Mikro Nagari (LKMN) dengan produk pembiayaan yang disesuaikan karakteristik usaha lokal---seperti kredit musiman untuk petani dengan jadwal pembayaran mengikuti siklus panen---dapat mengatasi kesenjangan akses pembiayaan.
Sistem tabungan komunal berbasis kelompok dan pengembangan voucher nagari untuk transaksi lokal juga patut dipertimbangkan. Inovasi ini akan mendorong perputaran uang di dalam nagari dan mengurangi ketergantungan terhadap sistem keuangan konvensional.
Strategi Integrasi Kebijakan
Keberhasilan harmonisasi kebijakan fiskal dan moneter membutuhkan kerangka koordinasi efektif. Dewan Ekonomi Nagari yang beranggotakan berbagai pemangku kepentingan dapat menjadi forum perumusan kebijakan terpadu. Dewan ini berperan mengidentifikasi sektor unggulan dan merumuskan strategi pengembangan yang didukung kebijakan fiskal dan finansial yang selaras.
Pemanfaatan teknologi digital juga krusial dalam transformasi ekonomi Batu Palano. Sistem informasi keuangan terintegrasi dan platform transaksi digital dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sekaligus memperluas akses pasar bagi produk lokal.
Langkah Konkret Menuju Kemandirian
Untuk mewujudkan visi ekonomi berkelanjutan, diperlukan langkah konkret berikut:
Pemetaan potensi ekonomi dan keunggulan komparatif nagari
Penguatan kapasitas aparatur nagari dalam pengelolaan keuangan dan perencanaan ekonomi
Pembentukan dan pengembangan BUMNag dengan unit usaha strategis
Pelatihan kewirausahaan dan literasi keuangan bagi masyarakat
Pengembangan infrastruktur pendukung ekonomi produktif.
Dengan integrasi nilai adat "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah" dan pendekatan ekonomi modern, Nagari Batu Palano dapat membangun fondasi ekonomi yang tidak hanya berkelanjutan secara finansial, tetapi juga secara sosial dan kultural. Inilah esensi dari pembangunan desa yang hakiki---membangun dari dalam, untuk kesejahteraan semua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI