Menuju Indonesia Bebas Sampah: Refleksi dari Praktik Lapangan dan Langkah Nyata ke Depan
Tak bisa dipungkiri, krisis sampah di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Dari kota besar hingga pelosok desa, tumpukan plastik dan limbah organik menanti solusi yang tak kunjung menetas. Sebagai seseorang yang telah bertahun-tahun mengikuti perkembangan permasalahan keberlanjutan dan pengelolaan sampah---baik di kampus maupun dalam proyek komunitas---saya ingin berbagi pemikiran dan pengalaman nyata yang terbukti di lapangan. Semoga ini membuka diskusi dan mendorong kita bersama bergerak lebih cepat.
Menyusuri Akar Permasalahan
Dalam beberapa tahun terakhir, saya turun langsung ke lapangan: membina inisiatif pengelolaan sampah kampus, memfasilitasi pelatihan pemberdayaan pemulung, hingga mengobservasi alur sampah di lingkungan sekitar. Dari situ, saya menangkap setidaknya empat tantangan utama:
Paradigma Linear
Masyarakat masih menganggap sampah seutuhnya sampah dan tidak bisa diapa-apakan lagi---tanpa sadar bahwa ada sampah yang bisa disebut bukan sampah melainkan material dasar ketika kita berikan kesempatan kedua seperti pengomposan, guna ulang, dan daur ulang .Budaya Konsumtif Tanpa Akuntabilitas
Masyarakat semakin tergoda produk sekali pakai---tanpa sadar bahwa plastik sekali pakai sejatinya belum 'habis' bahkan setelah kita buang. Belum ada rasa tanggungjawab terhadap sampah yang kita hasilkan dan rasa memiliki terhadap lingungan yang selalu menjadi korbannya. Industri yang produknya memakai plastik sekali pakai harus bertanggung jawab atas produk dan sampahnya.Kesenjangan Regulasi dan Implementasi
Banyak kebijakan pengelolaan sampah tinggal retorika; ketika saya memfasilitasi diskusi antara pemda, pelaku usaha, dan warga, kerap terdengar, "Aturan memang ada, tapi siapa yang mengawasi?" Masyarakat mesti dibiarkan menjadi bagian solusi, bukan sekadar objek kebijakan.Infrastruktur Belum Merata
Sistem pengumpulan dan pengolahan sampah masih terkonsentrasi di kota besar. Desa-desa, apalagi pulau terluar, sering kali hanya bergantung pada tumpukan sampah terbuka atau dibakar, menimbulkan pencemaran serius. Dan masih banyak lagi.
Pilar Solusi: 7 Aspek Utama