Modul Praktek Budidaya BSF (Black Soldier Fly)
1. Tahapan yang paling awal adalah survey keberadaan BSF di lingkungan sekitar dengan cara mencari dan menangkapnya secara manual.Â
Tujuan Menangkap BSF
Untuk mengetahui keberadaan BSF di sekitar
Untuk memaksimalkan jumlah telur BSF/BSF yang bertamu, BSF yang ditangkap akan dijadikan pemancing BSF lainnya
Alat dan bahan
Karet gelang
Plastik bening ukuran 1 kg
Tongkat kayu
Cara pembuatan alat penangkap
Ikat plastik bening di ujung tongkat dengan karet gelang
Pemilihan area dan penangkapan BSF
Area penangkapan: bunga, rumput ilalang, sampah organic (yang memiliki aroma khas fermentasi)Â
Lalat BSF yang hinggap di area penangkapan, kita tangkap dengan alat penangkapÂ
Masukkan BSF yang ditangkap ke dalam nampan pemancing BSF
Tutup dengan jaring kelambu, minimal 5 BSF
Biarkan selama 2 hari
Perhatikan telur-telur yang bermunculan
Jika telur sudah bermunculan, biarkan selama 10-14 hari
2. Fermentasi
Tujuan
Sebagai bahan pemancing BSF
Menghasilkan aroma yang sedap
Sebagai tempat penetasan telur
Alat dan Bahan
2 unit Nampan
2 lembar Plastik bening 5-8kg
2 unit Karet
1 unit Alat ukur volume
1 unit Timbangan
1 unit Sendok
1 tutup botol EM4 peternakan/1 botol Yakult
5 sdm Gula (molase)
1 bks Royco
5 liter Dedak
1 L Air bersih
Cara pembuatan Adonan fermentasi
Siapkan alat dan bahan
Tuang air bersih 1 liter dan gula 5 sdm dilarutkan ke dalam nampan
Tambahkan 1 tutup botol EM4, tahap pertama selesai (lebih bagus lagi kalau sudah diinapkan semalam)Â
Tambahkan 1 bks royco, aduk rata
Siapkan dedak 5 liter di nampan
Tuangkan racikan hasil tahap pertama ke dalam nampan yang berisi
dedak sedikit demi sedikit
Aduk adonan sampai rata
Indikasi adonan telah siap difermentasi adalah dengan mengepal adonannyaÂ
Jika hasil kepalan adonan dijatuhkan hasilnya tidak pecah berantakan berarti siap difermentasiÂ
Jika hasil adonan meniriskan air, berarti adonan terlalu cair. Bisa ditambahkan dedak sedikit demi sedikitÂ
Masukkan adonan ke dalam pelastik maksimal dari volume plastic
Buang udara dalam plastic
Ikat ujungnya
Simpan di tempat yang aman dari gangguan pemangsa/ternak, cahaya matahari langsung, dan ditempat yang hangatÂ
Biarkan selama kurang lebih 3 hari hingga 5 hari
Jika plastik udara mengembang, berarti fermentasi sudah berhasil, dan bisa digunakan sebagai bahan pemancing BSFÂ
3. Memancing BSF dengan Fermentasi
Tujuan
Untuk memudahkan menangkap BSF dari alam terbuka
Untuk mengarahkan BSF bertelur di area yang kita inginkan
Alat dan Bahan
Daun pisang/kertas minyak makanan
Ramp penutup nampan/jaring kelambu
Bahan pemancing hasil fermentasi
Oli bekas dan kuas
Batu/kayu ganjalan
Pines
Kayu/triplek (p: 30cm, l:3 cm, t:0,5cm)
Karet gelang
Cara pemancingan dengan pakan fermentasi
1 plastik bahan pemancing BSF yang sudah berhasil difermentasikan dituang ke dalam 1 nampan plastikÂ
Tutup bahan pemancing dengan daun pisang, sisahkan sedikit ruang
Simpan nampan di tempat terbuka tapi atapnya tertutup agar tidak terkena hujan dan cahaya matahari langsungÂ
Tutup nampan dengan ramp agar tidak diganggu hewan lain
Letakkan Nampan di atas ganjalan/alas yang sudah dioles oli bekas agar tidak diganggu semutÂ
Tumpuk kayu/triplek yang dipisahkan dengan pines dan diikat dengan karet gelang (3-4 tumpukan)Â
Letakkan tumpukan kayu/triplek di atas ram nampan
Biarkan 1-2 hari
Panen telurnya (jika sudah ada)
4. Tempat penetasan telur
Tujuan
Untuk memantau seberapa banyak potensi maggot dari telur yang
dihasilkan
Untuk membedakan usia tiap maggot yang dihasilkan
Alat dan Bahan
Nampan yang sudah berisi media (hasil fermentasi maupun sisa dapur
yang memiliki aroma pemancing)
Rak penyimpanan
Telur
Daun pisang/ram nyamuk
Oli bekas dan kuas
Cara penetasan
Letakkan nampan yang sudah berisi media (hasil fermentasi maupun
sisa dapur) di atas rak yang sudah di olesin oli bekasÂ
Cara 1: Letakkan tumpukan triplek yang sudah berisi telur di atas nampanÂ
Biarkan 3-5 hari
Pantau perkembangannya. Warna telur akan berubah dari putih hingga kuning tua seiring bertambahnya hari.Â
Telur-telur yang menetas akan menyisahkan kerak telur dan maggot kecil akan masuk ke media yang disediakanÂ
Cara 2: Buka ikatan tumpukan kayu/triplek
Ambil telur-telur yang terlihat dan menempel di kayu
Simpan di atas daun pisang
Letakkan di atas ram nampan yang tersedia
5. Panen Maggot dan pemanfaatan
Tujuan
Maggot yang sudah berusia 1 minggu dipanen untuk mengolah sampah organik, kotoran ayamÂ
Maggot yang berusia 2-3 minggu dipanen untuk pakan unggas dan ikan
Maggot yang akan berubah menjadi pre-pupa/pupa (3-4 minggu) dimanfaatkan untuk regenerasi lalat BSF di kandang budidayaÂ
Alat dan bahan
Ayak
2 nampan
Cara pemanenan dan pemanfaatan
Setelah 1 minggu, maggot-maggot yang ada dalam nampan dipanen dengan cara di ayak untuk memisahkan maggot dengan media penetasanÂ
Setelah diayak, maggot siap disebarkan ke area pengolahan sampah organik dan dapur juga pengurai kotoran ayam. Sekali seminggu  ditambahkan maggotnya seiring bertambahnya limbah.Â
Setelah 2-3 minggu, maggot-maggot yang ada dalam nampan dipanen dengan cara di ayak untuk memisahkan maggot dengan media  penetasanÂ
Hasilnya bisa langsung diberikan ke unggas. Porsinya 20% hingga 30% maggot fresh dari total pakan ayam. (untuk olahan, perhitungannya  disesuaikan dengan tabel perhitungan kandungan nutrisi kebutuhan  unggas dan penambahan bahan lainnya)Â
Untuk ikan, bisa melalui pengeringan terlebih dahulu agar maggotnya mengapung. Atau diolah menjadi pelet.Â
Setelah 4 minggu, maggot-maggot yang ada dalam nampan dipanen dengan cara di ayak untuk memisahkan maggot dengan media  penetasanÂ
Maggot yang menjadi pre-pupa/pupa disimpan dalam nampan di kandang budidaya BSF untuk regenerasi lalat selanjutnya.Â
6. Pengolahan maggot untuk pakan ayam
Tujuan
Mengurangi biaya operasional
Memberikan protein tinggi dan sehat untuk ayam berkualitas
Alat dan Bahan
Dedak
Tepung jagung (optional)
Maggot
Air
Nampan
Timbangan
Blender (penggiling dan pengaduk)
LiteranÂ
Cara pembuatan
Blender maggot sesuai kebutuhan (tabel nutrisi dan kebutuhan unggas)
Campurkan dedak dan tepung jagung (optional)
Campurkan air bersih
Aduk hingga rata
Adonan siap dihidangkan pada unggas
7. Kriteria Kandang
Tujuan
Memberikan kenyamanan bagi BSF dan pemelihara
Terhindar dari predator
Membuat proses budidaya menjadi terasa mudah dan ringan
Alat dan bahan
Jaring/kasa nyamuk
Atap transparan yang tidak membuat kandang menjadi gelap
Pepohonan untuk area minum dan hinggap
Rak/rumah untuk bertelur (pemancingan)
Wadah minum sekaligus untuk menjaga kelembaban
Cara pembuatan kandang
Tentukan ukuran kandang yang kamu inginkan, misalnya 3 X 3 meter
Bentuk pondasi dan tiang sesuai keinginan termasuk tinggi tiang
Jahit jaring sesuai ukuran kandang
Selimuti tiang-tiang dengan jaring, jangan sampai ada yang berlubang
Tentukan kawasan pintu, rak, tanaman, dan penempatan wadah minum
8. Budidaya BSF
Tujuan
Mempermudah mendapatkan tiap siklus BSF yang kita inginkan
Alat dan Bahan
Kandang budidaya
Nampan
Rak
Pemancing
Tempat bertelur
Cara Budidaya
Simpan pre-pupa/pupa dalam nampan kering dan gelap di kandang budidaya (sudah tidak makan lagi)Â
Biarkan selama 1-4 minggu, hingga menetas menjadi lalat (Kecepatan menetasnya pupa menjadi lalat beragam tergantung cuaca sekitar)Â
Jika sudah menjadi lalat, usianya akan beragam (1-2 minggu), berkisar 3-5 hari akan menjadi lalat dewasa dan siap untuk kawinÂ
Lalat jantan akan mati beberapa saat setelah kawin
Lalat betina akan mengandung setelah 2 hari kawin, dan menitipkan telurnya ditempat yang sempit, gelap, kering (menurutnya aman)Â
Setelah bertelur akan mati beberapa saat kemudian
Lalat-lalat yang bertelur ditempat yang kita inginkan kita simpan di tempat penetasan dan selanjutnya mengikuti prosedur yang sudah  dituliskan di atas
Nah bagaimana? Mudahkan?
Itu dulu ta dari saya, semoga bermanfaat. Nanti akan saya bagikan lagi yang belum sempat saya bagikan termasuk kandang dan lainnya.
Jika ada yang tertarik, saya siap mendampingin. Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H