Mohon tunggu...
Rico Ricardo Lumban Gaol
Rico Ricardo Lumban Gaol Mohon Tunggu... Penulis - Energi terbarukan bukanlah energi alternatif, melainkan jawaban dari kerisauan kedepannya

SEO Expert bidang Energi Terbarukan 2022 Kegiatan sehari-hariku masuk keluar wilayah 3T mendampingi wilayah-wilayah yang belum tersentuh listrik PLN samasekali. Salam kenal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tips Mengubah Limbah Menjadi Emas dengan Budidaya Maggot BSF #2

5 Juni 2021   15:36 Diperbarui: 5 Juni 2021   15:38 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Modul Praktek Budidaya BSF (Black Soldier Fly)

1. Tahapan yang paling awal adalah survey keberadaan BSF di lingkungan sekitar dengan cara mencari dan menangkapnya secara manual. 

Tujuan Menangkap BSF

Untuk mengetahui keberadaan BSF di sekitar

Untuk memaksimalkan jumlah telur BSF/BSF yang bertamu, BSF yang ditangkap akan dijadikan pemancing BSF lainnya

Alat dan bahan

Karet gelang

Plastik bening ukuran 1 kg

Tongkat kayu

Cara pembuatan alat penangkap

Ikat plastik bening di ujung tongkat dengan karet gelang

Pemilihan area dan penangkapan BSF

Area penangkapan: bunga, rumput ilalang, sampah organic (yang memiliki aroma khas fermentasi) 

Lalat BSF yang hinggap di area penangkapan, kita tangkap dengan alat penangkap 

Masukkan BSF yang ditangkap ke dalam nampan pemancing BSF

Tutup dengan jaring kelambu, minimal 5 BSF

Biarkan selama 2 hari

Perhatikan telur-telur yang bermunculan

Jika telur sudah bermunculan, biarkan selama 10-14 hari

2. Fermentasi

Tujuan

Sebagai bahan pemancing BSF

Menghasilkan aroma yang sedap

Sebagai tempat penetasan telur

Alat dan Bahan

2 unit Nampan

2 lembar Plastik bening 5-8kg

2 unit Karet

1 unit Alat ukur volume

1 unit Timbangan

1 unit Sendok

1 tutup botol EM4 peternakan/1 botol Yakult

5 sdm Gula (molase)

1 bks Royco

5 liter Dedak

1 L Air bersih

Cara pembuatan Adonan fermentasi

Siapkan alat dan bahan

Tuang air bersih 1 liter dan gula 5 sdm dilarutkan ke dalam nampan

Tambahkan 1 tutup botol EM4, tahap pertama selesai (lebih bagus lagi kalau sudah diinapkan semalam) 

Tambahkan 1 bks royco, aduk rata

Siapkan dedak 5 liter di nampan

Tuangkan racikan hasil tahap pertama ke dalam nampan yang berisi

dedak sedikit demi sedikit

Aduk adonan sampai rata

Indikasi adonan telah siap difermentasi adalah dengan mengepal adonannya 

Jika hasil kepalan adonan dijatuhkan hasilnya tidak pecah berantakan berarti siap difermentasi 

Jika hasil adonan meniriskan air, berarti adonan terlalu cair. Bisa ditambahkan dedak sedikit demi sedikit 

Masukkan adonan ke dalam pelastik maksimal dari volume plastic

Buang udara dalam plastic

Ikat ujungnya

Simpan di tempat yang aman dari gangguan pemangsa/ternak, cahaya matahari langsung, dan ditempat yang hangat 

Biarkan selama kurang lebih 3 hari hingga 5 hari

Jika plastik udara mengembang, berarti fermentasi sudah berhasil, dan bisa digunakan sebagai bahan pemancing BSF 

3. Memancing BSF dengan Fermentasi

Tujuan

Untuk memudahkan menangkap BSF dari alam terbuka

Untuk mengarahkan BSF bertelur di area yang kita inginkan

Alat dan Bahan

Daun pisang/kertas minyak makanan

Ramp penutup nampan/jaring kelambu

Bahan pemancing hasil fermentasi

Oli bekas dan kuas

Batu/kayu ganjalan

Pines

Kayu/triplek (p: 30cm, l:3 cm, t:0,5cm)

Karet gelang

Cara pemancingan dengan pakan fermentasi

1 plastik bahan pemancing BSF yang sudah berhasil difermentasikan dituang ke dalam 1 nampan plastik 

Tutup bahan pemancing dengan daun pisang, sisahkan sedikit ruang

Simpan nampan di tempat terbuka tapi atapnya tertutup agar tidak terkena hujan dan cahaya matahari langsung 

Tutup nampan dengan ramp agar tidak diganggu hewan lain

Letakkan Nampan di atas ganjalan/alas yang sudah dioles oli bekas agar tidak diganggu semut 

Tumpuk kayu/triplek yang dipisahkan dengan pines dan diikat dengan karet gelang (3-4 tumpukan) 

Letakkan tumpukan kayu/triplek di atas ram nampan

Biarkan 1-2 hari

Panen telurnya (jika sudah ada)

4. Tempat penetasan telur

Tujuan

Untuk memantau seberapa banyak potensi maggot dari telur yang

dihasilkan

Untuk membedakan usia tiap maggot yang dihasilkan

Alat dan Bahan

Nampan yang sudah berisi media (hasil fermentasi maupun sisa dapur

yang memiliki aroma pemancing)

Rak penyimpanan

Telur

Daun pisang/ram nyamuk

Oli bekas dan kuas

Cara penetasan

Letakkan nampan yang sudah berisi media (hasil fermentasi maupun

sisa dapur) di atas rak yang sudah di olesin oli bekas 

Cara 1: Letakkan tumpukan triplek yang sudah berisi telur di atas nampan 

Biarkan 3-5 hari

Pantau perkembangannya. Warna telur akan berubah dari putih hingga kuning tua seiring bertambahnya hari. 

Telur-telur yang menetas akan menyisahkan kerak telur dan maggot kecil akan masuk ke media yang disediakan 

Cara 2: Buka ikatan tumpukan kayu/triplek

Ambil telur-telur yang terlihat dan menempel di kayu

Simpan di atas daun pisang

Letakkan di atas ram nampan yang tersedia

5. Panen Maggot dan pemanfaatan

Tujuan

Maggot yang sudah berusia 1 minggu dipanen untuk mengolah sampah organik, kotoran ayam 

Maggot yang berusia 2-3 minggu dipanen untuk pakan unggas dan ikan

Maggot yang akan berubah menjadi pre-pupa/pupa (3-4 minggu) dimanfaatkan untuk regenerasi lalat BSF di kandang budidaya 

Alat dan bahan

Ayak

2 nampan

Cara pemanenan dan pemanfaatan

Setelah 1 minggu, maggot-maggot yang ada dalam nampan dipanen dengan cara di ayak untuk memisahkan maggot dengan media penetasan 

Setelah diayak, maggot siap disebarkan ke area pengolahan sampah organik dan dapur juga pengurai kotoran ayam. Sekali seminggu  ditambahkan maggotnya seiring bertambahnya limbah. 

Setelah 2-3 minggu, maggot-maggot yang ada dalam nampan dipanen dengan cara di ayak untuk memisahkan maggot dengan media  penetasan 

Hasilnya bisa langsung diberikan ke unggas. Porsinya 20% hingga 30% maggot fresh dari total pakan ayam. (untuk olahan, perhitungannya  disesuaikan dengan tabel perhitungan kandungan nutrisi kebutuhan  unggas dan penambahan bahan lainnya) 

Untuk ikan, bisa melalui pengeringan terlebih dahulu agar maggotnya mengapung. Atau diolah menjadi pelet. 

Setelah 4 minggu, maggot-maggot yang ada dalam nampan dipanen dengan cara di ayak untuk memisahkan maggot dengan media  penetasan 

Maggot yang menjadi pre-pupa/pupa disimpan dalam nampan di kandang budidaya BSF untuk regenerasi lalat selanjutnya. 

6. Pengolahan maggot untuk pakan ayam

Tujuan

Mengurangi biaya operasional

Memberikan protein tinggi dan sehat untuk ayam berkualitas

Alat dan Bahan

Dedak

Tepung jagung (optional)

Maggot

Air

Nampan

Timbangan

Blender (penggiling dan pengaduk)

Literan 

Cara pembuatan

Blender maggot sesuai kebutuhan (tabel nutrisi dan kebutuhan unggas)

Campurkan dedak dan tepung jagung (optional)

Campurkan air bersih

Aduk hingga rata

Adonan siap dihidangkan pada unggas

7. Kriteria Kandang

Tujuan

Memberikan kenyamanan bagi BSF dan pemelihara

Terhindar dari predator

Membuat proses budidaya menjadi terasa mudah dan ringan

Alat dan bahan

Jaring/kasa nyamuk

Atap transparan yang tidak membuat kandang menjadi gelap

Pepohonan untuk area minum dan hinggap

Rak/rumah untuk bertelur (pemancingan)

Wadah minum sekaligus untuk menjaga kelembaban

Cara pembuatan kandang

Tentukan ukuran kandang yang kamu inginkan, misalnya 3 X 3 meter

Bentuk pondasi dan tiang sesuai keinginan termasuk tinggi tiang

Jahit jaring sesuai ukuran kandang

Selimuti tiang-tiang dengan jaring, jangan sampai ada yang berlubang

Tentukan kawasan pintu, rak, tanaman, dan penempatan wadah minum

8. Budidaya BSF

Tujuan

Mempermudah mendapatkan tiap siklus BSF yang kita inginkan

Alat dan Bahan

Kandang budidaya

Nampan

Rak

Pemancing

Tempat bertelur

Cara Budidaya

Simpan pre-pupa/pupa dalam nampan kering dan gelap di kandang budidaya (sudah tidak makan lagi) 

Biarkan selama 1-4 minggu, hingga menetas menjadi lalat (Kecepatan menetasnya pupa menjadi lalat beragam tergantung cuaca sekitar) 

Jika sudah menjadi lalat, usianya akan beragam (1-2 minggu), berkisar 3-5 hari akan menjadi lalat dewasa dan siap untuk kawin 

Lalat jantan akan mati beberapa saat setelah kawin

Lalat betina akan mengandung setelah 2 hari kawin, dan menitipkan telurnya ditempat yang sempit, gelap, kering (menurutnya aman) 

Setelah bertelur akan mati beberapa saat kemudian

Lalat-lalat yang bertelur ditempat yang kita inginkan kita simpan di tempat penetasan dan selanjutnya mengikuti prosedur yang sudah  dituliskan di atas

Nah bagaimana? Mudahkan?

Itu dulu ta dari saya, semoga bermanfaat. Nanti akan saya bagikan lagi yang belum sempat saya bagikan termasuk kandang dan lainnya.

Jika ada yang tertarik, saya siap mendampingin. Terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun