Mohon tunggu...
-
- Mohon Tunggu... Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jayabaya -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Berdaya Magis, Aburizal Bakrie Tak Berdaya, Balik Badan, 2 Munas Kembar Golkar

26 Januari 2016   16:17 Diperbarui: 26 Januari 2016   20:55 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Aburizal Bakrie-Agung Laksono (Ilustrasi Detik.com)"][/caption]Penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar hasil Musyawarah Nasional  (Munas) Bali menghasilkan keputusan besar yakni Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Golkar hasil Munas Bali memutuskan membawa Golkar hasil Munas Bali berputar haluan mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Rapimnas yang juga menghasilkan kesepakatan penyelenggaraan Munaslub ala Golkar Munas Bali ini nyaris gagal dijadikan keputusan Golkar Munas Bali, karena pada dinihari tadi mayoritas DPD I tidak setuju kalau Munaslub diselenggarakan oleh Golkar Munas Bali. Namun akibat bujuk rayuan dari Aburizal Bakrie, pimpinan DPD I Golkar akhirnya luluh dan mengikuti keputusan yang diambil oleh Aburizal Bakrie.

Sesungguhnya perputaran haluan yang dilakukan oleh Golkar hasil Munas Bali yang dikomandoi oleh Aburizal Bakrie ini tak mengejutkan banyak pihak, karena sebelumnya Golkar versi Munas Bali ini sudah berulang kali menyatakan dukungannya kepada pemerintah bahkan bisa dibilang mengikuti jejak Golkar hasil Munas Ancol yang kini makin tak jelas nasibnya pasca keputusan Rapimnas Golkar Munas Bali yang memutuskan mendukung pemerintahan Jokowi-JK disertai pula dengan penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang digadang-gadang pada Mei mendatang.

Keputusan Aburizal Bakrie beserta kroni-kroninya untuk membawa Golkar masuk ke dalam pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla tak lain adalah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain. Pertama. Daya magis yang dimiliki oleh Presiden Jokowi sudah berhasil membuat Aburizal Bakrie harus memutar kendali kepemimpinan Golkar masuk ke dalam pemerintahan, bagi Aburizal Bakrie masuk ke dalam pemerintahan akan snagat menguntungkan Golkar, walaupun Golkar masih terpecah menjadi dua kubu, antara Munas Bali dan Munas Ancol. Intinya Aburzial Bakrie sudah tak tahan lagi melihat peluang Golkar Munas Bali dalam kabinet kerja serta tak mampu menahan daya magis Jokowi yang berhasil membuatnya putar haluan sekaligus menjilat ludahnya sendiri.

Kedua. Keputusan mulia Presiden Jokowi yang menalangi pembayaran ganti kerugian kepada korban yang terdamak bencana lumpur lapindo di Porong, Sidoarjo , Jawa Timur telah berhasil membuat Aburizal Bakrie merasa harus berterima kasih sekaligus berutang budi dengan Presiden Jokowi, sehingga diputarlah kendali kepemimpinan Golkar Munas Bali oeh Aburizal Bakrie. Dan lagi-lagi kepolosan Presiden Jokowi telah berhasil membuat Aburizal Bakrie malu, menjilat ludah sendiri hingga bertekuk lutut dengan Jokowi, akibat tak mampu menahan daya magis yang terus terpancar dari sosok Jokowi.

Ketiga. Kekuatan politik yang dimiliki oleh Koalisi Merah Putih (KMP) sudah membuat Aburizal Bakrie makin tak sanggup dan tak tahan jika berlama-lama harus dalam koalisi pemdukung Prabowo Subianto. Alasannya pun sederhana, Aburizal Bakrie tentu meninggakan Prabowo Subianto karena ingin membantu pemerintahan Jokowi dalam membangun bangsa dan negara, pun alasan ini sama sebagaimana Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) yang pada awal September 2015 lalu sudah terlebih dahulu memutar setir kepemimpinan PAN masuk ke dalam pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Keempat. Isu reshuffle kabinet yang sempat berhembus kencang ke permukaan beberapa waktu yang lalu menjadi pertimbangan bagi Aburizal Bakrie untuk membawa Golkar Munas Bali masuk ke dalam pemerintahan Jokowi-JK dan meninggalkan Agung Laksono beserta Golkar Munas Ancol yang kini makin tak jelas bagaimana nasibnya pasca keputusan Rapimnas Golkar Munas Bali yang akan menyelenggarakan Munaslub pada Mei mendatang.

Tentu isu kocok ulang kabinet inilah yang menjadi salah satu pertimbangan yang sangat matang sehingga Aburizal Bakrie beserta konco-konconya seperti Nudin Halid memutuskan mendukung Jokowi, yang tak lain disebabkan oleh daya magis yang dimiliki oleh Jokowi. Sosok Jokowi yang sederhana, merakyat, kalem, polos telah berhasil membuat Aburizal cs tak mampu menahan daya magis Jokowi tersebut. Namun keputusan Aburizal tersebut agak kalap, karena demi mengejar keuntungan dan posisi dalam pemerintahan, konflik dau kubu Golkar akan makin sulit untuk diselesaikan.

Keputusan Aburizal Bakrie berputar haluan karena sudah tak sanggup tak berdaya lagi dengan pancaran daya magis Jokowi membuat Aburizal Bakrie melakukan segala upaya agar penyelenggaraan Munaslub Golkar Munas Bali yang rencananya akan digelar pada Mei mendatang bisa terselenggara sesuai dengan rencana.

Bahkan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly pun sudah mengirim sinyal pasti bahwa kepengurusan Golkar hasil Munas Riau 2009 akan dihidupkan kembali agar Aburizal Bakrie memiliki legal standing yang jelas dalam penyelenggaraan Munaslub ala Aburizal Bakrie.

Meskipun secara hukum, suatu kepengurusan organisasi yang telah demisioner (berakhir kepengurusannya/sudah mati kepengurusannya) bisa diibaratkan dengan orang yang sudah meninggal, yakni tidak dapat dihidupkan lagi. Namun bagi Yasonna hal tersebut tidak menjadi masalah karena yang terpenting saat ini bukan soal aturan hukumnya melainan politiknya, yakni demi terwujudnya konsolidasi politik Jokowi seiring putar haluannya Golkar.

Namun keputusan Yasonna Laoly untuk menghidupkan kembali kepengurusan Golkar hasil Munas Riau 2009 adalah ada positif dan negatifnya. Positifnya adalah memberikan kesempatan bagi kedua kubu Golkar yang terpecah belah akibat dukungan Aburizal Bakrie kepada Prabowo-Hatta agar bisa kembali bersatu untuk membangun Golkar kembali dengan semangat persatuan dan kesatuan tentunya untuk penguatan internal Golkar dalam menghadapi Pilkada seretak 2019 dan Pileg & Pilpres 2019 mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun