Pada tanggal 1 sampai 12 September 2024, Steffany yang berasal dari Pontianak, tepatnya di Kecamatan Siantan Hulu melakukan perjalanan ke Thailand, yaitu di Hatyai. Tujuan perjalanan tersebut yaitu Kunjungan Mahasiswa yang diadakan oleh salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNTAN yaitu International Student Comite (ISC) dibawah naungan Dosen yang bernama Miss Helma Malini. Steffany berangkat kesana bersama rombongannya sebanyak 30 orang ditambah dirinya yang terdiri dari mahasiswa internasional yang ada di FEB UNTAN. Mereka berangkat menggunakan bus untuk perjalanan ke sana dan melewati Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Entikong mulai dari kepergian sampai kepulangan ke Indonesia. Pada hari Minggu, mereka berangkat dari Pontianak. Perjalanan tersebut berlangsung selama 12 hari dimana sebelum ke Hatyai mereka transit terlebih dahulu ke Sarawak selama 2 hari. Perjalanan dari Pontianak menuju Sarawak menggunakan bus selama 7 jam. Steffany baru pertama kali ke Sarawak. Beberapa kota yang dikunjunginya selama di Sarawak yaitu Kuching dan Samarahan. Sesampainya di Entikong, Steffany bertemu dengan orang-orang yang berjualan kartu seluler, jasa angkut koper, dan jasa tukar uang. Untuk tempat penginapannya mereka tinggal di Asrama Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS). Sebelum menuju penginapan mereka membeli kartu seluler terlebih dahulu agar bisa menggunakan internet di Sarawak, karena kartu seluler dari Indonesia akan kehilangan sinyal ketika memasuki kawasan Malaysia.
     Untuk biaya keseluruhan yang Steffany keluarkan dalam kegiatan tersebut yaitu Rp. 3.500.000 sudah termasuk biaya penginapan, kendaraan, kecuali biaya makan dan minum. Untuk biaya kendaraan, 1 orangnya sebesar Rp. 600.000 untuk kepergian sampai kepulangan. Saat mereka ingin berpergian di sana, maka mereka menggunakan Taxi Online (Grab) sebagai alat transpotasi yang biayanya tergantung jarak tempuh. Steffany dan teman-temannya menggunakan jasa ini satu kali saat pergi makan keluar Asrama, dan mengeluarkan biaya sebesar 8 Ringgit Malaysia (RM) dengan jumlah 6 orang penumpang, jadi jika di bagi perorangan sekitar RM 2 setara dengan Rp. 7.365 dalam sekali jalan. Sedangkan biaya makan dan minum, sekitar RM 25 atau jika dirupiahkan menjadi Rp. 87.000. Untuk biaya penginapan di Asrama mereka tidak bayar dikarenakan bermitra dengan pihak UNIMAS. Biaya yang dikeluarkan di Sarawak baik berupa biaya makan, minum serta belanja kebutuhan lainnya menghabiskan uang sekitar Rp 450.000.
     Ketika mereka sampai di Sarawak langsung menuju asrama untuk beristirahat. Kondisi tempat penginapan mereka sangat sesuai, selain fasilitasnya yang memadai juga terdapat pemandangan kampus yang sangat indah serta untuk parkiran asrama juga sangat luas. Dalam 1 kamar bisa menampung 4 sampai 5 orang, tergantung besar atau kecilnya orang. Â
     Untuk lingkungan yang ada di kampus UNIMAS wilayahnya sangat luas, jarak antara Fakultas ke Fakultas lainnya itu jauh. Dari jarak kampus ke jalan raya saja itu jauh sekali dan harus naik mobil lagi serta dikawasan kampus tersebut juga suasananya seperti di hutan. Hutan yang dimaksud yaitu banyak pepohonan yang tinggi sehingga ketika memasuki kawasan kampus rasanya berada di Hutan. Setiap Gedung yang berada di kampus UNIMAS semuanya bertingkat sampai 4 atau 5 lantai serta bentuk bangunannya juga menarik. Di dalam Kawasan kampus itu sudah lengkap sekali ada asrama, laundry, toko swalayan, serta ada taman juga jadi setiap mahasiswa tidak perlu berpergian jauh untuk memenuhi kebutuhan mereka.
     Untuk kondisi lalu lintas di Sarawak sangat berbeda dibandingkan Kalimantan Barat, disana masyarakatnya sangat teratur dalam berkendara serta kebanyakan menggunakan mobil sebagai alat transportasi. Lingkungan disana selain minim debu juga bersih, karena tingkat kesadaran masyarakat tinggi dalam kebersihan. Dalam berkendara masyarakat di sana sangat hati-hati, sangat jarang melihat pengendara yang nakal, mereka mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
     Menurut Steffany makanan dan minuman disana kurang enak seperti yang ada di Pontianak. Makanan yang cita rasanya lumayan enak menurut Steffany yaitu Laksa, karna dengan kuah yang menggugah selera dan menarik serta posrinya lumayan banyak dengan harga yang cukup terjangkau. Selain itu ada juga makanan khas di Sarawak yaitu Kolo Mee, Nasi Kebuli dan lainnya. Untuk makanan halal disana sangatlah mudah didapatkan, tetapi untuk makanan non halal juga terdapat tempat khususnya, jadi jika berpergian ke Sarawak tidak perlu dikhawatirkan mengenai makanan apa saja yang akan dimakan.
     Di Sarawak lingkungannya sangat cocok untuk beristirahat dan bersantai di karenakan suasana disana selain bagus tetapi juga adem. Sarawak juga salah satu tempat yang cocok untuk mengurangi stress dan tekanan karna disana perkotaannya indah dan menarik. Sedangkan untuk kualitas barang di Sarawak bagus dan sesuai harga, serta untuk objek wisata yang mereka kunjungi lumayan bagus seperti Museum Borneo, Waterfront serta di Mall.
     Untuk suasana di Waterfontnya lumayan bagus dan cocok untuk bersantai di sore hingga malam hari, karna setiap malam di pergantian jam selalu ada air mancur, dan di Waterfront juga terdapat jembatan yang menghubungkan 1 sungai ke sungai lainnya. Untuk masuk ke sana juga tidak ada biayanya atau gratis dan terbuka untuk umum. Di sana juga terdapat orang yang berjualan makanan ringan seperti gorengan dan cemilan lainnya. Di Sarawak juga terdapat Museum Borneo yang artinya menyimpan sejumlah cerita tentang Kalimantan. Bentuk Gedung Museum sangat estetik dan menarik perhatian pengunjung, terdapat beberapa lantai dan setiap lantainya memiliki spesifikasi tersendiri yang bercerita tentang kebudayaan yang ada di Kalimantan. Museum Borneo sangat cocok dijadikan sebagai tempat wisata khususnya para pencinta budaya karena bisa sambil belajar dan mengeksplor kearifan lokal. Ketika ingin masuk di Museum diperkenankan untuk membeli tiket dengan harga RM 50 bagi warga asing. Di dalamnya terdapat banyak rumah adat, senjata tradisional serta terdapat peninggalan sejarah. Di dalam Museum juga tidak boleh membuang sampah sembarangan karena di lantai pertama sudah diajarkan bagaimana mengelola sampah agar tidak mencemari lingkungan, yaitu ada miniatur daur ulang sehingga membuat hal tersebut menjadi keunikan tersendiri bagi Museum Borneo.
     Di Sarawak juga selain ada Museum terdapat juga Taman Alam Semenggoh yang jaraknya kurang lebih 30 menit dari Asrama UNIMAS. Lingkungannya sangat asri dan indah sekali, suara burung yang berkicau masih jelas terdengar serta disana juga bisa melihat Orang Utan di habitat aslinya. Untuk biaya masuknya RM 10 untuk orang dewasa jika dirupiahkan sebesar Rp. 35.000 perorang, sedangkan untuk anak kecil sebesar RM 5 dan jika dirupiahkan menjadi Rp. 18.500.
     Tempat Ibadah di daerah sana sangat jarang ditemui khususnya yang beragama Kristiani. Mayoritas masyarakatnya beragama Muslim yang berasal dari suku Melayu. Selain banyak suku Melayu juga kebanyakan suku Tionghoa yang mendominasi daerah tersebut. Tetapi disana penduduknya sangat ramah serta sopan dan untuk bahasanya juga mudah dimengerti, karna hampir sama dengan bahasa Melayu.