Waktu itu, sejak kecil saya ditinggal pergi oleh orang tua. Hidup dalam keluarga dan lingkungan Islam yang penuh dengan kasih sayang membuat saya tumbuh menjadi dewasa dan kuat. Meskipun bocah dan belum mengerti tentang banyak hal namun saya sungguh merasakan kasih sayang umat Muslim di sekitarku pada waktu itu.
Para tetangga datang ke rumah nenekku dan menyalami kami. Di antara mereka bahkan memeluk dan menangisi saya. Saya malah tertawa. Namun ketika dewasa baru saya sadari bahwa tangisan mereka kala itu merupakan bentuk empati terhadap saya yang sudah lama ditinggalkan orang tua karena harus mencari sesuap nasi di tanah Sabah.
Itulah Lebaran yang paling berkesan ketika saya masih menjadi seorang Muslim. Atas dasar itu pula hingga detik ini, kecintaan terhadap semua orang yang berbeda agama khususnya Muslim adalah sama. Muslim adalah iman saudaraku dan saudaraku Muslim adalah saudaraku. Â Selamat Hari Raya Idul Fitri.