Penyelidikan mengenai sejarah peradaban manusia dan darimana asal-usulnya,sebenarnyamasihada hubungannya dengan zaman kita sekarangini.Penyelidikandemikiansudahlama menetapkan,bahwasumber peradaban itu sejak lebih dari enam ributahunyanglaluadalahMesir.Zamansebelumitu dimasukkan orang kedalam kategori pra-sejarah. Oleh karena itu, sukar sekali akan sampai kepada suatupenemuanyangilmiah. Sarjana-sarjanaahlipurbakala(arkeologi)kinikembalimengadakan penggalian-penggaliandiIrakdanSuriadengan maksudmempelajarisoal-soalperadabanAsiriadan Tunisia sertamenentukanzamanpermulaandaripadakeduamacam peradabanitu:adakahiamendahuluiperadabanMesir masa Firaun dan sekaligus mempengaruhinya, ataukah ia menyusul masa itu dan terpengaruh karenanya? Apapunjugayangtelahdiperolehsarjana-sarjana arkelogi dalam bidangsejarahitu,sama sekalitidakakanmengubah sesuatudari kenyataan yang sebenarnya, yang dalam penggalian benda-benda kuno Tiongkok dan Timur Jauh belummemperlihatkan hasilyangberlawanan.Kenyataaniniialahbahwasumber peradaban pertama - baik di Mesir, Funisia atau Asiria-ada hubungannyadenganLaut Tengah; dan bahwa Mesir adalah pusat yang paling menonjol membawa peradaban pertama itukeYunani atauRumawi,danbahwa peradaban dunia sekarang, masa hidup kitasekarangini,masiheratsekalihubungannyadengan peradaban pertama itu.[1]
Potret kehidupan bangsa Arab yang merupakan penyembah berhala itu, tetap subur di kalangan mereka, sehingga pengaruh inipunsampai kepadatetangga-tetanggamerekayangberagamaKristendi NajrandanYahudidiYathrib.Yangpadamulanya memberikankelonggarankepadamereka,kemudianturut menerimanya. Hubunganmerekadenganorang-orangArabyang menyembahberhalauntukmendekatkandirikepada Tuhan baik-baik saja. Yang menyebabkan orang-orangArabitutetapbertahanpada paganismanyabukansajakarenaadapertentangan di antara golongan-golongan Kristen.Kepercayaanpaganismeitumasih tetaphidupdikalanganbangsa-bangsayang sudah menerima ajaranKristen.PaganismeMesirdanYunanimasihtetap berpengaruhditengah-tengahpelbagaimazhabyangberaneka macam dan diantarapelbagaisekte-sekteKristensendiri.[2]
Secara historis suku bangsa Arab keturunan Ibrahim yang terkuat lainnya adalah Quraisy. Sekitar empat ratus tahun yang lalu setelah masehi, seorang lelaki Quraisy bernama Qushay menikahi Hulayl, pemimpin Khuza`ah. Hulayl menganggap menantunya sebagai anak kandung sendiri-sesuatu yang tidak lazim pada bangsa Arab dimasa itu. Setelah Hulayl meninggal, melalui suatu perundingan, ditetapkan bahwa Qushay menggantikan mertuanya menjadi pemimpin Mekah dan penjaga Ka`bah. Semuanya berlangsung dengan harmonis. Suatu karakter khas keturunan Qushay adalah bahwa setiap generasi harus ada seorang seorang pemimpin bagi semua. Dari empat putra Qushay adalah Abd Manaf, `Abd al-Dâr. [3]
Sepeninggal Qushay yang mewariskan seluruh hak dan kekuasaan kepada `Abd al-Dâr, tetapi pada generasi berikutnya separuh kaum Quraisy berdiri dibelakang putra Abd Manaf, Hasyim, yaitu lelaki yang paling terkemuka saat itu dan menuntut agar pemerintahan dialihkan dari klan `Abd al-Dâr ke klannya. Akhirnya kedua belah pihak menegakkan perjanjian demi menghindari pertumpahan darah, yang disepakati `Abd manaf berhak menetapkan pajak dan menyediakan makanan dan minuman bagi para jama`ah haji: keturunan `Abd al-Dâr berhak memegang kunci Ka`bah dan hak-hak mereka lainnya. Hasyim memiliki dua saudara kandung yaitu; `Abd al-Syams dan Muththalib dan saudara tirinya Nawfal. Hasyim memiliki tiga orang putra dari beberapa istrinya selain Salmâ, tetapi konon tak seorang anak pun yang dapat dibandingkan dengan anak Salmâ. Meskipun masih muda, Syaibah-putra Salmâ- telah menunjukkan bakat kepemimpinannya. Sepeninggal Hasyim di Gaza, Palestina, Muththalib membawa kemenakannyaSyaibah memasuki kota Mekah, karena memiliki kemungkinan yang sangat besar menduduki jabatan almarhum ayahnya -Hasyim – sebagai pemimpin Quraisy.[4]
Perlu dijelaskan pula, bahwa kota Mekkah merupakan kota suci yang setiap tahunnya dikunjungi banyak orang, baik dari dalam maupun dari mancanegara. Hal ini disebabkan disitulah terdapat bangunan suci Ka`bah. Selain itu, di Ukaz terdapat pasar sebagai tempat pertukaran barang dari berbagai belahan dunia dan tempat berlangsungnya perlombaan kebudayaan (puisi Arab). Maka secara otomatis kota tersebut menjadi pusat peradaban politik, ekonomi dan budaya yang penting. Selain itu Mekah menjadi pusat perdagangan internasional karena kejelian Hasyim yang juga buyut Muhammad SAW, kondisi dan gambaran kemajuan perdagangan masyarakat Arab sempat dikisahkan al-Quran sebagai berikut ;
1.Tuhan telah membiasaan orang-orang Quraisy,
2.(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas[1602].
3.Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah Ini (Ka'bah).
4. Yang Telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
[1602]orang Quraisy biasa mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang ke negeri Syam pada musim panas dan ke negeri Yaman pada musim dingin. dalam perjalanan itu mereka mendapat jaminan keamanan dari penguasa-penguasa dari negeri-negeri yang dilaluinya. Ini adalah suatu nikmat yang amat besar dari Tuhan mereka. oleh Karena itu sewajarnyalah mereka menyembah Allah yang Telah memberikan nikmat itu kepada mereka.[5]
Secara geografis, Mekah terletak diantara empat jalur internasioanal, dan tentu saja secara ekonomis 100% mereka terlibat dan ikut berpartisipasi dalam dunia perdagangan. Karenanya mereka terbagi dalam tiga kelompok masyarakat, yaitu; pertamaadalah; para konglomerat yang menguasai posisi strategis dalam pemerintahan dan memiliki saham dalam dunia perdagangan, kedua; para pedagang yang meminjam modal dari kelompok pertama, dan ketiga ; golongan mereka yang suka merampok dan merampas dengan akhirnya mereka menjadi penjamin keamanan. Dengan demikian tepatlah ungkapan Watt, al-Quran tidaklah diturunkan dalam suasana gurun pasir melainkan dalam perekonomian yang tinggi. Maka makna jahiliah yang dimaksudkan oleh banyak sejarawan muslim adalah kegelapan dengan tiadanya pendidikan, budaya dengan ilmu pengetahuan, dan teknologi tinggi, namun mereka tidak pernah berpisah dengan aktivitas budaya (kesusastraan Arab).[6]Perlu diketahui bahwa orang Arab adalah jenis manusia pertama yang menerima Islam yang kemudian membawa panji-panji dan dakwahnya. Kemudian bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab yang juga merupakan salah satu bahasa Semit.[7]
[1] Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, diterjemahkan oleh Ali Audah, (Jakarta: Litera Antar Nusa, 2002)
[2] Muhammad Husain Haekal dalam Sejarah Hidup
[3] Martin Lings, Muhammad : His Life Based on The Earliest Source, The Islamic Text Society, Cet. IV, Cambrigde, United Kingdom,1991, diterjemahkan Qomaruddin SF, Muhammad : Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik, Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2005, hal. 8
[4] Martin Lings, hal. 9-12
[5] Quran in The world.(Q.S. 106 (Quraisy) : 1-4)
[6]M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cet. II, (Yogyakarta: Pustaka Book Publishier, 2009), hal. 56-58
[7]Ahmad al-`Usairy, al-Tarikh al-Islamiy, diterjemahkan oleh Samson Rahman, Edisi Indonesia, Sejarah Islam, cet. Keenam, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2008) hal.58
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI