Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Aku Rindu Pulangmu di Hari Raya

1 Juni 2019   23:53 Diperbarui: 1 Juni 2019   23:57 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di saat musim mudik seperti ini, aku rindu pulangmu di hari raya (dok.windhu)

Pulang malu tak pulang rindu

Karena nasib belum menentu

Pada siapa aku mengadu

Pulang malu tak pulang rindu

Kamu tahu Dinda, beberapa hari menjelang lebaran seperti ini hatiku terasa nyeri. Terlebih saat mendengarkan lagu grup musik Armada yang kudengar lewat radio. Aku merindukanmu. Sudah bertahun-tahun kita berpisah jarak. Kamu disana dan aku disini. Tapi maaf seperti tahun kemarin, sepertinya aku belum bisa pulang.

Tunggulah yang sabar, semoga tahun depan hidupku lebih baik. Jadi aku tak sungkan jika harus bertemu dengan keluargamu dan teman-teman masa sepermainan dulu. Pahit rasanya jikalau saat berkumpul, mereka mulai beraksi dan saling celoteh kehebatan mereka.

Sejak aku menyadari aku sudah memasuki usia menikah dan belum mempunyai pekerjaan menentu yang bisa membuat orang lain kagum, aku enggan rasanya datang ke sebuah pertemuan. Termasuk pertemuan saat lebaran.

Ya, aku takkan ragu bilang jika aku membenci hari raya. Kamu tahu, saat hari raya itu, orang-orang akan berkumpul. Saat itu, orang akan mulai usil. Tanya-tanya nyinyir mulai berselewiran.

Halo teman, masih jomblo saja dirimu? Belum menikah? Sudah lama tidak bertemu, tidak ada yang berubah dengan dirimu. Masih begini-begini saja? Gaya berpakaianmu pun sama!  Apa jabatanmu sekarang?

Biasanya aku hanya tersenyum. Awalnya aku menjawab, tapi lama kelamaan memilih tidak berkomentar apapun.  Senda gurau yang menurut mereka hiburan, buatku menyakitkan. Di balik mereka tertawa-tawa, aku merasa terperosok ke dalam lorong yang panjang.   

Teman-teman pulang kampung dengan kendaraan pribadi yang masih mengilat. Aku merasa jengah. Apalagi  jika mereka sudah mulai bergandengan tangan dengan pasangannya. Terlihat bahagia dengan anak-anak mereka. Seakan pamer kemesraan. Cepat-cepat  kamu menyusul Kanda. Supaya kamu tidak kesepian terus seperti ini, hahaha. Begitu biasanya, kata mereka.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun