Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Saatnya Membatasai Sampah Plastik untuk Masa Depan Lautan

31 Oktober 2018   23:41 Diperbarui: 1 November 2018   00:50 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah yang terdapat di sisi kapal lingkungan Rainbow Warrior saat bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, April 2018 lalu (foto:windhu)

Sebagai perusahaan, Veolua ingin berkontribusi meningkatkan volume dan kualitas plastik daur ulang, tapi tetap bisa  mendorong pengembangan pasar, dan memenuhi permintaan yang terus meningkat. Nilai yang digelontorkan mencapai satu miliar euro.

Laut yang bersih dari polusi plastik diupayakan untuk keberlanjutan masa depan (gambar:www.elshinta.com)
Laut yang bersih dari polusi plastik diupayakan untuk keberlanjutan masa depan (gambar:www.elshinta.com)
Komitmen global menghilangkan polusi plastik diteken 250 organisasi di ajang OOC, dengan sejumlah poin, yang di antaranya :

(1).   Melakukan penghentian produksi kemasan plastik sekali pakai. Sebagai gantinya,  digiatkan penggunaan kemasan daur ulang.

(2)  Melakukan inovasi dan upaya yang bisa memastikan 100 persen kemasan plastik yang diproduksi,  bisa digunakan kembali, didaur ulang, atau dijadikan kompos maksimal 2025.

(3) Pasar plastik daur ulang untuk pengolahan menjadi kemasan atau produk baru   diperluas .

Membersihkan lautan dan pantai dari limbah plastik merupakan hal penting. Di sisi lain, hal ini tidak berarti bisa langsung menghentikan jumlah plastik yang masuk ke dalam lautan setiap tahun.


Technoplast, perusahaan produsen plasticware asli Indonesia di gelaran OOC juga  menyampaikan komitmen untuk pelestarian lingkungan. Cara yang dilakukan adalah dengan  terus memproduksi peralatan rumah tangga berbahan dasar plastik, yang  bukan berkategori sekali pakai.

Sebagai bukti, Technoplast  membagi-bagikan ribuan botol minum ( tumbler). Dewi Hendrati, GM Marcomm Technoplast, menegaskan keseriusan Technoplast untuk menjaga laut dari sampah plastik sekali pakai.  Mengurangi penggunaan wadah plastik seperti botol minum dan tempat makan yang sekali pakai.

Melalui Our Ocean Conference (OOC) 2018 yang diselenggarakan di Bali selama dua hari, mulai 29-30 September 2018, kepedulian terhadap lingkungan terutama laut ditingkatkan (www.antanews.com)
Melalui Our Ocean Conference (OOC) 2018 yang diselenggarakan di Bali selama dua hari, mulai 29-30 September 2018, kepedulian terhadap lingkungan terutama laut ditingkatkan (www.antanews.com)
Indonesia merupakan negara kedua sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah Cina. Sampah plastik yang dihasilkan Indonesia sebesar 187,2 juta ton.

Hasil riset Universitas Udayana dengan menggunakan teori CSIRO, bahwa 45 % sampah adalah plastik lunak,15 % plastik keras dan lainnya, kayu, busa, baju dan lainnya. Adapun kategori sampah plastik tersebut terbagi menjadi 3 (tiga), 40 % merupakan plastik kemasan berlabel, 17 % sedotan dan 15 % plastik kresek.

Lalu tindakan apa yang bisa kita lakukan secara sederhana sebagai  individu kelompok masyarakat? Sudah saatnya untuk  mengurangi pemakaian botol kemasan. Kenapa? Karena ujung-ujungnya adalah sampah plastik kemasan yang dibuang ke sungai akan tiba di laut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun