Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Money

Mulailah dengan Passion, Kemudian Berhasilah Tak Terhentikan

27 September 2015   00:24 Diperbarui: 27 September 2015   03:05 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nothing is as important as passion.

No matter what you want to do with your life,

be passionate.

Jon Bon Jovi

  

PASSION. Penyanyi rock terkenal Amerika Serikat Jon Bon Jovi, yang baru saja menggelar konsernya di Indonesia pada 11 September tahun 2015 ini, sangat menekankan pentingnya memiliki passion sebagai kunci meraih kesuksesan.

Bagi Bon Jovi, tidak ada hal lain yang sepenting passion. Apa pun yang dilakukan dalam hidup dengan gairah dan semangat tak terhentikan akan memungkinkan untuk meraih yang dicita-citakan.

Musik adalah passion bagi Bon Jovi. Demi bermusik, apa pun akan dilakukannya dengan sepenuh hati. Apa pun kendala yang ditemui saat beranjak tahapan demi tahapan menaiki sebuah tangga pecapaian kesuksesan.

Maka tak heran bila musisi satu ini mampu bertahan selama puluhan tahun di dunia musik secara mendunia, dengan karya-karyanya yang apik dan tetap dipuja para penggemarnya karena selalu bersuara dan berpenampilan prima.

Dalam bidang lain, khususnya entrepreneurship atau wirausaha, mengenali dan memiliki passion merupakan hal yang pertama kali harus diketahui. Dedy Dahlan, Founder Passionpreneur Academy menyatakan jika passion tidak sama dengan hobby. Passion adalah sesuatu yang sangat disuka, berarti, dan bermakna. “Sesuatu yang ‘gue banget’ dan memaksa kita full take action,” kata Dedy, dalam diskusi Kopdar Bebas Berbagi, yang digelar Kompasiana bersama FWD Life, Sabtu, 19 September 2015, di Kopitiam Tan, SCBD Lot 8, Jl. Jenderal Sudirman No. 52–53, Jakarta Selatan.

Diskusi yang di pandu oleh Rizka Herlambang ini, juga menghadirkan sejumlah narasumber yang menginspirasi yaitu, CFO FWD Life Paul Setio Kartono, Founder Passionpreneur Deddy Dahlan, Indra Cahya Uno Komisaris Sarontaga Investama Sedaya Tbk, Yukka Harlanda, CEO Brodo, dan Leonora Adelia, Founder Travas Life, yang menjadi pemenang FWD Life Passionpreneur tahun sebelumnya.

Menurut Dedy, jika sudah menemukan pilihan passion maka dengan nyali, siapa pun yang memiliki passion bisa mengoptimalkan passion yang dimiliki menjadi sebuah sumber pendapatan yang menghasilkan. “Uang itu tidak terlalu menjamin,” ujarnya.

                                                 Penjelasan Coach Dedy Dahlan mengenai Arti Pasion

Mulailah Dari Yang Terdekat

TIDAK perlu sulit-sulit dan bingung dalam menjalankan passion untuk berwirausaha. Ide atau gagasan dapat diperoleh dari segala sesuatu yang betul-betul nyata berada di sekeliling kita ataupun yang dialami sendiri.

Yukka Harlanda mengisahkan bisnis sepatu merek Brodo diawali karena adanya kegelisahan dan sangat menyadari sulitnya mencari ukuran sepatu yang sesuai dan enak digunakan olehnya. “Ukuran sepatu saya 46. Susah dicarinya. kalaupun dapat, ternyata yang ada pun jelek modelnya,” ujar Yuka.

Maka, Yuka yang sedang kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama rekannya kemudian mencoba untuk menghasilkan produksi sepatu sendiri. Tentunya dengan menggunakan jasa para tenaga perajin sepatu yang banyak terdapat di sentra sepatu Cibaduyut.

Dengan modal kala itu hanya Rp. 7 juta, Yuka kemudian memproduksi sepatu. Dia memberikan alternatif pilihan sepatu berkualitas dengan harga lebih murah. Menurut Yuka, sepasang sepatu yang dijual di sebuah Mal harganya bisa 4 hingga 5 kali lebih mahal dari harga seharusnya karena berbagai faktor, salah satunya adalah tempat.

Dengan menjadi wirausaha sepatu Brodo, Yuka tak menampik munculnya kebanggaan tersendiri. “Kalau lihat ada yang pakai, bisa bilang itu sepatu gue. Bangganya melebihi uang,” tukas Yuka.

Senada, Leonora Adelia, Founder Travas mengisahkan usaha travel wisata ke sejumlah daerah yang digelutinya berawal dari kecintaannya dan kegemarannya bersama keluarga melakukan traveling ke berbagai daerah dan berbagai tempat. “ Dulu banyak teman-teman yang tanya-tanya tapi cuma sekedar tanya saja. Jadi harus diupayakan supaya bisa menghasilkan uang,” kata Adelia, yang telah menjalin kerjasama dengan masyarakat di berbagai daerah wisata. Pendapatannya pun kini sudah mencapai puluhan juta rupiah.

                                                     Para pemenang berfoto dengan para dewan juri passionreneur

Mencari Partner dan Modal

PASSION sudah ketemu. Ide sudah ada. Kemudian tinggal mencari partner dan modal. Bagaimana menemukannya? Yuka Harlanda mengatakan menemukan partner yang cocok memang tidak mudah. Kunci terpenting adalah memahami passion apa yang dimiliki oleh partner. Partner adalah suatu yang perlu dipikirkan sangat mendalam karena harus dalam jangka panjang bahkan kemungkinan selamanya.

Sementara untuk modal, Yuka mengatakan, jika selama ini dirinyalah yang selalu ditawari apakah memerlukan modal untuk pengembangan usahanya. Salah satunya diperoleh saat mengikuti sebuah pameran.

Indra Cahya Uno Komisaris Sarontaga Investama Sedaya Tbk mengatakan dalam memberikan bantuan modal, hal yang pertama kali dilihat dan dijadikan pertimbangan adalah dengan melihat karakter dari si wirausaha.

Hal senada dikemukakan CFO FWD Life Paul Setio Kartono jika untuk memulai sebuah usaha, bisa dilakukan secara perlahan-lahan dahulu. Tidak perlu terburu-buru langsung mencebur. Seperti layaknya orang belajar berenang, dapat dilakukan dengan satu persatu memasukkan anggota tubuh dan kemudian learning by doing.

                               Inilah Tiga Passionate People yang berhasil menang dalam final Passionpreneur

Lima Finalis Passionpreneur Yang Memukau

Dalam diskusi Kopdar Bebas Berbagi, yang digelar Kompasiana bersama FWD Life ini menampilkan juga lima anak muda berprestasi yang menjadi finalis Passionpreneur. Kelimanya adalah Anggia Rahendra, Fitri Kumala, Alicia Van Akker, Ignatius Leonardo, dan Rinda Gusvita yang tampil dengan yakin dalam mempresentasikan keseluruhan ide dan konsep usaha yang dipilih untuk dijalani.

Bebas Berbagi adalah kelanjutan dari aktivitas Bebaskan Langkah dan Passionpreneur Workshop dari FWD Life. Program ini berlangsung sejak April–Mei 2015 lalu. Lebih dari 3.500 ide dan konsep bisnis, dikirimkan anak negeri, dari berbagai penjuru tanah air. Paul Setio Kartono, CFO FWD Life, yang menjadi keynote speech di Kopdar Bebas Berbagi hari itu, lebih dari separuh dari ide bisnis yang masuk, adalah ide-ide cemerlang yang layak untuk diwujudkan.

Hasilnya adalah sebegai berikut :

Juara 1. adalah Allicia Van Akker (Rumah MC), bisnis yang dirintis cewek ini sejak tanggal 18 November 2012 sudah mampu mewujudkan rumah MC sebagai One Stop Service for Public Speaking. Layanan dan kegiatan Agency MC, Academy MC, Komunits MC, Komunitas Public Speaking, Majalah Public Speaking dan Indonesia Public Speaking Festival yang menjadi event tahunan dari bagian perusahaan, dapat dibuka di website-nya www.rumahmc.com

Juara 2. adalah Anggia Rahendra (PLUA) dengan bisnis aplikasi manajemen peluang. PLUA menerapkan penyebaran informasi melalui smartphone tanpa spam, yang dapat menjadi rekomendasi terbaik dalam sebuah event.

Juara 3 adalah Ignatius Leonardo (Kulit Kayu). Karyanya berupa produk unik dengan menggunakan nilai bahan baku yang ramah lingkungan. Kemasannya pun dengan memanfaatkan karton yang mudah didaur ulang. Informasinya bisa didapatkan di www.kulitkayu.com.

Kelima finalis muda yang berusia di antara usia 22-26 tahun ini mampu membuktikan telah mampu menghasilkan yang ide dan gagasan terbaik dari passion yang dimilikinya. Memulai dari passion kemudian menjadi tak terhentikan #unsoppable. Seperti kata Bon Jovi di atas, menjadi Passionate People ! (#windhu)

 

*) Keterangan Gambar Utama: Diskusi Passionpreneur dalam acara Kopdar Bebas Berbagi, yang digelar Kompasiana bersama FWD Life, Sabtu, (19/9)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun