Mohon tunggu...
Kadek Ayu Rianti
Kadek Ayu Rianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aksi Nyata Implementasi Nilai-nilai Tri Hita Karana dalam Kehidupan Sehari-Hari

13 Desember 2023   14:46 Diperbarui: 13 Desember 2023   14:58 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kebahagiaan dan keharmonisan merupakan tujuan hidup umat manusia dimana setiap umat manusia tentu menginginkan kehidupan yang damai, bahagia, sejahtera, dan harmonis satu sama lain. Untuk menciptakan hal tersebut masyarakat Bali percaya akan sebuah filosofi hidup yang mampu mengantarkan mereka pada kehidupan yang harmonis. Filosofi hidup tersebut dikenal dengan sebutan Tri Hita Karana. Tri Hita Karana merupakan filosofi hidup yang pada hakikatnya menekankan tiga hubungan manusia dengan kehidupan yang ada di dunia yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam. Masyarakat Bali sangat memegang teguh konsep Tri Hita Karana dan bahkan mengimplementasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari guna mencapai keharmonisan serta keseimbangan lahir dan batin. Masyarakat Bali juga berharap bahwasannya dengan menerapkan konsep Tri Hita Karana dapat menggantikan pandangan hidup modern yang individualisme dan materialisme menjadi pandangan hidup yang lebih mengedepankan kebersamaan serta keharmonisan hubungan yang ada di dunia.

Istilah Tri Hita Karana pertama kali diperkenalkan pada tanggal 11 November 1996 saat diselenggarakan Koferensi Daerah I Badan Perjuangan Umat Hindu Bali bertempat di Perguruan Dwijendra Denpasar. Kegiatan tersebut diselenggarakan berdasarkan kesadaran umat Hindu akan dharmanya untuk ikut serta dalam pembangunan bangsa menuju masyarakat yang harmonis, adil, sejahtera berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Lalu istilah Tri Hita Karana ini  berkembang dan menyebar luas di kalangan masyarakat Bali dan menjadi landasan hidup bagi masyarakat Bali untuk mencapai kebahagian lahir dan batin. Tri Hita Karana merupakan konsep yang universal dimana secara lesikal Tri Hita Karana terdiri dari tiga kata yaitu "Tri" artinya tiga, "Hita" artinya kebahagiaan dan "Karana" artinya penyebab. Jadi Tri Hita Karana dapat diartikan sebagai tiga penyebab kebahagiaan yang bersumber dari hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan dengan alam. Seperti namanya yakni tiga, maka Tri Hita Karana terdiri dari tiga bagian yaitu Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan. Sebenarnya konsep Tri Hita Karana ini sudal lama dikenal dan diterapkan oleh masyarakat Bali dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu membuat masyarakat Bali hidup rukun dan harmonis sampai detik ini. Selain itu konsep ini mampu membantu masyarakat Bali dalam menjaga nilai-nilai dan tradisi yang berkembang di Bali agar tidak punah meskipun berada di tengah-tengah era globalisasi saat ini. Seperti yang telah disebutkan bahwasannya Tri Hita Karana dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini merupakan contoh aksi nyata pengimplementasian Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari.

  • Parahyangan

Parahyangan berasal dari kata "Para" yang artinya tertinggi dan "Hyang" yang artinya Tuhan. Jadi Parhayangan dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan keagaman dan pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Secara sederhananya parhayangan merupakan hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan. Parhayangan dapat kita implementasikan dalam wujud sembah Bhakti kepada Tuhan. Bhakti berasal dari kata "bhaj" dalam bahasa sansekerta artinya terikat, mengikat dan melekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga kata bhakti dapat kita artikan sebagai cinta kasih, pelayanan, kesetiaan yang tulus dan luhur serta tanpa pamrih kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam agama Hindu, parahyangan dapat diimplementasikan dengan cara seperti melakukan Trisandya tiga kali sehari, maturan canang atau sesajen (banten) yang ditunjukkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai bentuk rasa syukur kita atas berkat-Nya. Selain itu parahyangan dapat ditujukan dengan cara melakukan upaya-upaya pelaksanaan Dewa Yadnya.

  • Pawongan

Pawongan berasal dari kata wong yang dalam bahasa Jawa/Kawi berarti orang. Pawongan adalah hubungan harmonis antara manusia dengan sesama manusia. Sebagai mahkluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri karena pada dasarnya kita memerlukan bantuan dan kerjasama dengan orang lain.  Saling tolong menolong antar sesama manusia merupakan salah satu bentuk pengimplementasian pawongan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya seperti menolong adik dalam membuat tugas, menolong orang tua dalam melaksanakan pekerjaan rumah, dan menjaga keharmonisan dengan masyarakat lainnya. Hubungan ini diciptakan berdasarkan saling asah, asih, asuh yang artinya kita sesama manusia harus saling menghormati, menghargai, dan hidup rukun meskipun kita berada di tengah-tengah perbedaan. Karena seperti yang kita ketahui bahwasannya Indonesia merupakan negara yang pluralisme yang mana terdapat berbagai perbedaan baik suku, agama, ras, budaya, bahasa, adat istiadat dan lain-lain. Namun dengan adanya kosep pawongan dalam Tri Hita Karana ini mampu mengajarkan masyarakat tentang bagaimana caranya menghargai satu sama lain dan menciptakan kehidupan yang harmonis dan seimbang. Di Bali hubungan harmonis antar sesama manusia biasanya diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan Pitra Yadnya, Rsi Yadnya, dan Manusa Yadnya.  

  • Palemahan

Palemahan berasal dari kata lemah yang dalam bahasa Jawa artinya tanah. Palemahan dapat diartikan sebagai alam atau tempat tinggal manusia. Sehingga palemahan artinya hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Tidak hanya hubungan harmonis dengan Tuhan dan alam saja yang perlu kita implementasikan namun hubungan harmonis dengan alam juga turut kita jaga. Alam merupakan karunia Tuhan yang tidak ada habisnya. Hidup berdampingan dengan alam membuat kita harus mampu menjaga keseimbangan alam agar tidak merusaknya dan apalagi membuat mereka punah. Manusia dan alam merupakan dua hal yang saling membutuhkan satu sama lain. Karena manusia hidup dari hasil alam hal ini menjadi landasan terciptanya hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Sehingga sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan alam. Kita sebagai manusia tidak boleh seenaknya merusak alam seperti menebang pohon, membuah sampah ke sungai, memanfaatkan sumber daya alam secara berlebihan, memburu binatang sampai punah. Karena perilaku tersebut tentu akan menimbulkan dampak negatif seperti terjadinya banjir, tanah longsor, hewan-hewan menjadi langka dan bahkan hampir punah. Maka dari itu konsep palemahan ini dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti menyiram tanaman, menyapu halaman, membuang sampah pada tempatnya sebagai bentuk cinta kasih kita kepada alam agar hubungan harmonis antara manusia dengan alam tetap saling terjaga. Palemahan dapat diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan Bhuta Yadnya.

Demikian implementasi Tri Hita Karana yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan adanya konsep Tri Hita Karana adalah agar kita dapat mencapai kehidupan yang seimbang aman, nyaman, damai, harmonis, sejahtera, tentram dan makmur. Maka dengan begitu manusia harus senantiasa menjaga keselarasan hubungan harmonisnya baik dengan Tuhan, sesama manusia maupun dengan alam. Tujuan Tri Hita Karana akan terwujud apabila kita memang benar-benar memahami dan menerapkannya dengan baik karena sebuah konsep tidak akan terwujud apabila tidak diiringi dengan sebuah tindakan yang nyata. Konsep Tri Hita Karana tidak hanya diperuntukkan oleh umat beragama Hindu dan masyarakat Bali saja namun konsep ini adalah konsep yang universal maka setiap lapisan manusia dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menciptakan kehidupan yang bahagia dan harmonis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun