Mohon tunggu...
Arie Riandry
Arie Riandry Mohon Tunggu... Mahasiswa Jurusan Studi Agama Agama
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Teks Komersil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eksistensi dan Kebebasan: Pemahaman atas Filsafat Jean-Paul Sartre

20 Oktober 2023   12:55 Diperbarui: 20 Oktober 2023   12:58 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Jean Paul Sartre/olen Jacobin

Filsafat eksistensialisme, sebuah aliran pemikiran yang muncul di abad ke-20, telah memberikan kontribusi berharga dalam memahami sifat eksistensi manusia dan konsep kebebasan. Salah satu tokoh sentral dalam aliran ini adalah Jean-Paul Sartre, seorang filsuf Prancis yang dikenal dengan pemikiran filosofisnya yang mendalam mengenai eksistensi manusia. Dalam esai ini, kita akan menjelajahi pemikiran Sartre tentang eksistensi dan kebebasan, serta bagaimana pemahaman ini memengaruhi pandangan kita tentang hidup, bertindak, dan makna dalam dunia yang kompleks.

Latar Belakang Jean-Paul Sartre

Jean-Paul Sartre, yang hidup di paruh kedua abad ke-20, memfokuskan perhatiannya pada pertanyaan mendasar tentang eksistensi manusia. Pemikirannya mengilhami banyak orang untuk mempertanyakan sifat realitas dan makna kehidupan. Sartre mengembangkan gagasan bahwa manusia, dalam hakikatnya, adalah "wujud sebelum esensi," sebuah pernyataan yang mencerminkan gagasan dasar eksistensialisme. Ia meyakini bahwa manusia lahir ke dalam dunia tanpa tujuan atau makna yang tetap, dan bahwa kita bebas untuk membentuk identitas dan makna hidup kita sendiri.

Eksistensi Sebagai "Wujud Sebelum Esensi"

Konsep utama dalam pemikiran Sartre adalah konsep kebebasan. Baginya, kebebasan adalah esensi dari manusia. Namun, dengan kebebasan juga datang tanggung jawab yang tak terhindarkan. Sartre menekankan bahwa manusia harus membuat pilihan dalam hidup mereka, dan setiap pilihan tersebut membentuk mereka sebagai individu. Dalam eksistensialisme Sartre, ketidakkeberdayaan manusia untuk menghindari tanggung jawab ini menciptakan apa yang disebutnya sebagai "kehampaan," yaitu perasaan kecemasan dan ketidakpastian yang timbul karena kita harus menghadapi kebebasan kita.

Kebebasan dan Tanggung Jawab

Sartre berpendapat bahwa manusia, oleh karena kebebasannya, terjebak dalam situasi di mana mereka harus membuat pilihan tanpa panduan objektif yang jelas. Pilihan-pilihan ini mencakup tindakan-tindakan sehari-hari, nilai-nilai, dan moralitas. Karena setiap individu bertanggung jawab penuh atas tindakan mereka, kebebasan membawa beban besar dalam kehidupan manusia. Namun, Sartre menekankan bahwa ini juga memberikan kita kekuatan untuk menciptakan makna dalam hidup kita.

Implikasi pada Moralitas dan Etika

Pemikiran Sartre tentang kebebasan dan tanggung jawab membawa implikasi besar dalam konteks moralitas dan etika. Menurutnya, karena tidak ada standar moral absolut, manusia harus membuat pilihan moral mereka sendiri. Ini mengarah pada apa yang disebutnya sebagai "kesendirian moral," di mana individu harus memutuskan apa yang benar dan salah tanpa panduan eksternal. Hal ini mendorong kita untuk bertanggung jawab atas tindakan kita dan menjadi "pencipta nilai."

Kritik dan Tanggapan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun