Pada umumnya, dalam waktu satu hari kita akan mandi sebanyak 2 hingga 3 kali. Namun, takjarang beberapa orang malas mandi karena merasa 'masih bersih'. Jika dalam sehari, dua hari, seminggu, bahkan sebulan tidak mandi, anda pasti akan merasakan hal yang tidak nyaman dalam tubuh anda dalam kurun waktu tersebut.
Lantas, kita mungkin membayangkan bagaimana seseorang tidak membersihkan badannya selama bertahun-tahun?Â
bagaimana dengan kisah Amou Haji dan Kalaish Singh yang dijuluki pria terkotor dan terbau di dunia karena berpuluh-puluh tahun tidak mandi? Apa yang akan terjadi pada tubuhnya?
Dilansir dari situs resmi usatoday.com, berikut 7 hal yang akan terjadi jika seseorang tidak mandi dalam kurun waktu yang lama:
1. Bau atau Aroma Tidak Sedap
Tubuh mempunyai energi dan menghasilkan keringat pada setiap waktu, terlebih lagi ketika anda beraktivitas secara aktif. Keringat tersebut dihasilkan sebagai akibat dari bakteri dan kulit mati yang menumpuk pada kulit Anda, yang kemudian menyebabkan aroma atau bau yang tidak sedap keluar dari dalam tubuh. Jika badan anda tidak dibersihkan atau disiram dengan air dan sabun, maka bakteri tersebut tentu akan tumbuh dan berkembang sehingga menyebabkan bau yang semakin tidak sedap yang bercampur dengan keringat. Setelah satu tahun tidak mandi, Anda akan mengalami penumpukan lapisan kulit korneum, atau kulit mati di atas kulit Anda.
2. Tumbuh Gumpalan Coklat pada Kulit Badan
Berdasarkan keterangan dokter kulit, Dr. Lauren Ploch, kulit akan menjadi berminyak atau kering dan terinfeksi jamur atau ragi, bahkan bakteri. Kotoran pada kulit kemudian dapat menyebabkan pertumbuhan kutil.
Dr. Caroyln Jacob, Direktur Chicago Cosmetic Surgery and Dermatology, menyatakan bagian tubuh yang berminyak akan mengumpulkan kotoran dan polutan. Hal ini paling sering terjadi di tempat-tempat pada tubuh Anda memproduksi minyak paling banyak, seperti ketiak, di belakang telinga, di leher, dan di bawah payudara wanita.
"Kulit mati tubuh biasanya naik ke permukaan dan terkelupas melalui pencucian biasa" kata Jacob, seorang rekan dari American Academy of Dermatology.
