Mohon tunggu...
Rian Amaranto
Rian Amaranto Mohon Tunggu... Guru - Guru Informatika

Seorang guru dengan hobi menulis dan berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tangkal "Hoax" dengan Literasi"Digital"

10 November 2017   09:53 Diperbarui: 10 November 2017   10:16 2384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam usaha memerangi dan menangkal isu - isu yang mengarah ke berita hoax, diperlukan strategi berupa program yang membangun pendidikan agar masyarakat lebih berpikir kritis dalam mencerna informasi yang diterima salah satunya melalui pendidikan literasi.Hal ini sangat penting agar peserta didik mampu menyaring berbagai berita hoax.

Pendidikan literasi tidak serta merta hanya mengajak peserta didik untuk membaca dan menulis mengenai bahan -bahan yang sudah diajarkan, namun harus dikolaborasikan dengan ketrerampilan kerangka berpikir kritis dan logis bagi peserta didik dengan kegiatan membaca, menelaah, dan menulis.

Tiga hal terkait pendidikan literasi yang harus dilakukan, Pertama, membangun budaya pembelajaran kritis di sekolah. Peserta didik tidak boleh hanya pasif membaca dan menulis tanpa berpikir, namun harus diimbangi dengan kegiatan diskusi, kerja kelompok, memecahkan masalah, dan membangun sikap kritis terhadap berbagai isu yang tengah berkembang saat ini.

Berikut ini beberapa cara yangdapatkita lakukan untuk mengidentifikasi berita hoax :

1. Lihat pengunggah berita

Untuk mengetahui berita ini hoax  atau asli kita dapat lihat dari sipengunggah berita, dapatanya media-media besar itu sangat hati-hati dalam menuliskan berita karena ini juga menjadi taruhan kredibilitas media tersebut. Misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya meragukan.

2. Cari sumber pembanding

Saat kita binggung apakah ini berita hoax atau asli, sebaiknya kita mencari tambahan informasi dari media lain. Terutama media-media besar dan juga kita lihat apakah berita di dunia maya ini sejalan dengan berita yang ada di televisi. Berita asli akan disiarkan oleh media-media besar karena mereka punya bukti dan sumber akurat untuk menyampaikan sebuah informasi, jadi kebenaran informasinya bisa di pertanggung jawabkan.

3. Cermati alamat situs

Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.

Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300. Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun