Mohon tunggu...
riana kelen
riana kelen Mohon Tunggu... -

UNDANA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketiadaan Sarana Penerangan Bukan Menjadi Kendala untuk Mendapatkan Ilmu

24 April 2012   13:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:10 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering



Sebuah Tv swasta pada tanggal 23/04/2012, memberitakan bahwa siswa di Kabupaten Sumba Timur yang belajar guna persiapan menyongsong kegiatan UN hanya diterangi cahaya lampu obor sebagai sarana penerangan. Ketika mendengar berita ini tidaklah mengherankan lagi dan bukan merupakan hal baru karena bukan hanya di daerah Sumba Timur, melainkan masih begitu banyak daerah di NTT yang belum sama sekali terjamah oleh jaringan listrik.

Sungguh ironis!!!, ketika kita sudah memproklamirkan diri masuk dalam era globalisasi namun sangat disayangkan bahwa sebagian daerah kita memang terkesan jauh sekali dari jamahan sarana yang mampu membawa mereka masuk dalam era ini. Masyarakat di pedalaman belum terlalu merasakan adanya sarana- sarana seperti jaringan listrik. Meminjam akronim anak gaul sekarang “Jadul alias jaman dulu”. Kita masih saja berkutat dengan situasi seperti jaman dahulu ibarat dalam perlombaan kita masih berada ditempat sedangkan orang lain sudah berada jauh melewati kita. Masyarakat di pedalaman belum terlalu merasakan adanya sarana- sarana seperti jaringan listrik.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa listrik merupakan kebutuhan manusia. Listrik sangat membantu kita dalam melaksanakan kegiatan sehari- hari baik dalam rumah tangga, industry, kesehatan dan pendidikan.

Pendidikan menjadi salah satu unit yang sangat membutuhkan listrik untuk kelancaran dalam proses belajar mengajar. Dalam judul tulisan ini yakni Ketiadaan Sarana Penerangan Bukan Menjadi Penghalang untuk Mendapatkan Ilmu Pengetahuan adalah sebuah gambaran motivasi bagi pencari ilmu. Menjadi suatu hal yang membanggakan yakni walaupun tidak ada penerangan yang memadai namun tidak berarti kita juga kehilangan motivasi untuk belajar. Tetapi yang harus kita pikirkan adalah bagaimana siswa bisa menambah pengetahuan mereka kalau tidak ada media penyaji informasi seperti Televisi, internet, dsb. Bagaimana mereka bisa mendapatkan semuanya tersebut kalau jaringan listrik saja belum ada sama sekali?

Sesuai dengan penerapan kurikulum saat ini bahwa guru bukan satu-satunya sumber belajar namun siswa diarahkan untuk bisa mengakses informasi guna memperluas wawasan. Jika melihat hal ini maka akan timbul pertanyaan, bagaimana penerapan ini bisa dilakukan di daerah- daerah yang masih jauh dari sarana atau media penyaji informasi seperti internet dan TV? Di samping itu, proses-belajar mengajar pun menuntut adanya media pembelajaran demi kemudahan proses pembelajaran atau pendidikan. Misalnya media audio, audio-visual, atau alat-alat praktek lain yang membutuhkan listrik.

Itulah potret kehidupan kita. Di samping kita berlomba- lomba untuk mengakses dan memanfaatkan teknologi dalam aktivitas sehari- hari namun sebagian besar masyarakat kita masih hidup dalam temaramnya sinar lampu obor sebagai teman aktivitas di waktu malam. Ingatlah bahwa pengetahuan yang kita miliki ini akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan jaman.

Dari berita tersebut, menjadi sebuah hal yang menarik adalah bahwa walaupun hanya diterangi dengan lampu obor namun tidak akan menyurutkan niatuntuk mendapatkan ilmu. Pemerolehan ilmu memang sangat penting, namun akan lebih bagus lagi jika didukung oleh sarana- sarana yang mampu membuat siswa mengaktualisasikan dirinya. Bisa dibayangkan bahwa walaupun dengan keadaan seadanya saja bisa membuat siswa betah demi meraih masa depan. Menjadi sebuah motivasi bagi kita semua bahwa dalam gelapnya malam dan hanya diterangi suramnya lampu obor namun niat untuk meraih masa depan tidak pernah memudar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun